Cafe yang ia masuki nampak sepi. Memang masih baru seminggu jika dari informasi yang ia dapatkan. Namun dari penampilan depannya sama sekali tak terlihat demikian. Tak ada banner promosi atau hiasan yang mencolok selayaknya tempat baru. Meski penampilan dalamnya cukup menarik.
"Kak Lia?"
Jisung. Adik Lia yang lebih muda 2 tahun dari Jake itu nampak kaget melihat kedatangan kakaknya. Remaja itu sendiri nampak tengah duduk membaca bukunya dibalik meja kasir yang sederhana.
Mendengar suara putranya, Taeyang dan Dara yang tengah sibuk dengan pekerjaan masing-masing langsung menoleh juga. Jelas nampak raut wajah kaget dari keduanya,dan tak bisa ditutupi juga rasa rindu mereka pada salah satu putri mereka itu.
"Li-Lia..."
Gadis itu menarik senyum tipis melihat mamanya yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca dan wajah yang memerah. Masih sama. Mamanya masih sangat cantik dan papanya masih tampan dan gagah meski tak terlihat sesegar dulu saat terakhir mereka bertemu.
Melihat itu, Lia makin membulatkan tekadnya. Ia harus berhasil. Setidaknya jika bukan dikampus, ia harus berhasil memperbaiki kondisi keluarganya. Mengembalikan cahaya kedua orang tuanya dan memastikan masa depan adiknya bisa lebih baik darinya.
"Lia pulang ma,pa. Kakak pulang, Ji..."
"Kau baik-baik saja,kan?"
"Hhmmm... Seperti biasa. Bagaimana disana?"
"Aku dengan nenek dan kakek disini. Jadi tak perlu mengkhawatirkan ku..."
"Justru itu. Aku khawatir bukan denganmu,namun dengan nenek kakekmu. Kau kan pembuat ulah. Kkkk..."
"Aku senang mendengarmu tertawa lagi. Kau bahagia?"
"Aku yakin kau bisa menebaknya..."
"Berbahagialah,sayang. Tapi jangan lupa untuk menjaga dirimu juga..."
"Aku baik,Jake..."
"Aku tahu, kak Jeno bahkan mengatakan bagaimana sulitnya ia menemui mu di kampus. Kau...sangat sibuk..."
"Setidaknya aku masih sempat menerima panggilan mu dan membalas pesanmu..."
"Hhaaahh... Aku khawatir,Lia. Aku khawatir padamu."
"Jangan khawatirkan aku. Aku akan baik-baik saja sampai kau kembali..."
"Aku akan segera kembali. Secapatnya..."
"Hhmmm...aku akan menunggu..."
"Lia!"
Sigap Taeyang menahan tubuh putrinya yang hampir saja roboh saat mengelap meja. Mendengar teriakan suaminya, Dara langsung keluar dari dapur dan menghampiri mereka dengan paniknya.
Melihat Lia yang memejamkan mata dengan kening mengkerut seakan menahan sakit membuatnya merasa bersalah. Putrinya yang dulu sempat dan paling sering mereka abaikan malah bekerja paling keras sekarang disaat keluarga mereka ada pada titik terberat.
"Duduk dulu, sayang..."
Di dudukkannya sang putri pada kursi terdekat dan ia segera mengambilkan air sementara sang suami menahan tubuh putrinya yang bersandar padanya. Taeyang tentu sama khawatirnya. Mengingat bagaimana kerja keras Lia setiap pulang dari kampus untuk membantu di cafe. Banyak hal yang telah Lia lakukan hingga cafe itu semakin lama semakin banyak pengunjung dan peminatnya. Hal itu juga yang membuat mereka harus bekerja ekstra karena belum mampu untuk membayar pegawai.
"Kau baik saja, sayang?" Tanya Taeyang setelah Lia selesai meminum air putih yang dibawakan mamanya. Anggukkan pelan Lia berikan dengan senyuman tipisnya. Sekedar untuk membuat orang tuanya yakin dirinya baik-baik saja. Nyatanya dia sendiri sadar kalau dia kelelahan. Banyak tugas hingga membuatnya harus begadang setelah membantu di cafe dan pagi sudah kembali ke kampus.
"Hanya pusing efek tamu bulanan,tak masalah..." Jawab Lia sambil berusaha meregangkan tubuhnya supaya terasa lebih nyaman.
"Lebih baik kau—"
Suara pintu terbuka dan langkah kaki gerombolan remaja datang menginterupsi mereka.
"Ada pelanggan datang. Jangan kecewakan mereka. Ayo..." Ajak Lia mengalihkan pembicaraan mereka dan mau tak mau kedua orang tuanya pun segera harus kembali bersiap dengan tugas masing-masing. Termasuk Lia yang kembali melanjutkan membereskan beberapa meja kotor bekas terpakai pelanggan sebelumnya.
"Sedikit lagi, Lia. Kau pasti bisa..."
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Wanna Be Yours
FanficUsia bukan penghalang. Itu yang pemuda itu selalu ingat. Tentu saja motto hidup itu baru tercipta dan hanya berlaku dalam hal percintaannya saja pada sang senior idamannya, Lia.