Sidang putusan hukuman Claudia beserta orang bayarannya atas penyekapan dan kekerasan yang ia lakukan pada Jisung telah selesai dilakukan. Hukuman yang meski rasanya tak setimpal dengan luka dari pihak keluarga namun tak juga bisa dibilang ringan.
Jisung juga ada disana. Meski masih duduk di atas kursi roda dan luka-luka yang masih membekas,ia ingin menyaksikan langsung semuanya.
Para tersangka pun dibawa keluar dari ruang sidang hendak menuju mobil tahanan namun barisan itu terhenti ketika diminta oleh pemimpin mereka.
"Izinkan..."
Claudia mengangkat wajahnya yang sejak tadi tertunduk. Ia penasaran, siapa yang bisa menghentikan para polisi ini untuk membawa mereka. Sampai akhirnya seorang gadis yang tak sing lagi berjalan mendekatinya dengan tatapan datarnya diikuti beberapa orang termasuk Jeno, Jake dan Jisung yang ia kenal.
Senyum miring ia tunjukkan karena berhasil membalas Lia lewat adiknya. Meski kesal karena ia tertangkap dan dijebloskan ke penjara.
Adu tatap tak terelakkan. Satu dengan tatapan penuh kemenangan, satu dengan tatapan datar khas nya.
"Aku menang..."
"Iya...kau menang karena telah lebih dulu merasakan menjadi seorang ibu dan menjadi seorang tahanan negara. Untuk yang kedua, aku tak ingin mencobanya..." Ucap Lia sambil menatap Claudia dari ujung kepala ke ujung kakinya dengan tatapan merendahkan membuat gadis itu mengeram kesal.
"Kau seperti mayat hidup..." Ucap gadis itu lagi yang di angguki oleh Lia. Sedangkan yang lain berusaha menahan kesal atas hinaan yang gadis itu berikan.
"Sedangkan kau sudah seperti...ah...!bukan seperti lagi. Tapi sudah tak punya masa depan. Menjadi sampah masyarakat..."
"Kau—"
Suara tamparan menggema beberapa kali. Tamparan panas dan menyakitkan dari Lia melayang pada wajah cantik gadis yang sudah menyandang status ibu dan tahanan itu. Beberapa kali! Bahkan Jisung ikut takut dengan yang kakaknya lakukan itu. Dara dan Taeyang,sebagai orang tua Lia juga kaget dengan kebringasan putrinya.
"Berani seka—"
Kembali suara tamparan terdengar. Sangat keras bahkan sampai yang lain meringis membayangkan rasa sakitnya. Apalagi melihat bekas jejak tamparan itu di pipi si gadis. Sedangkan Lia, tatapannya masih amat datar.
Setelah dirasa lawannya tak berani lagi bersuara, Lia mendekatkan wajahnya pada wajah gadis yang sudah berani menyakiti adiknya itu. Tatapan datarnya berubah menjadi tatapan menusuk,bahkan cukup untuk membuat Claudia membulatkan matanya kaget karena baru pertama kali melihat itu dari Lia.
"Aku tunggu sampai masa hukumanmu berakhir. Setelahnya, akan aku balas semua rasa sakit yang adikku rasakan, berkali-kali lipat padamu sampai kau sendiri yang akan memohon pengampunan ku. Hanya kau,dan aku. Kau tahu aku tak pernah gagal dalam menepati ucapanku,kan?"
Senyum miring yang menyeramkan mengakhiri,membuat gadis itu merinding seketika sampai akhirnya tubuhnya kembali dipaksa berjalan menuju mobil tahanan diantarkan oleh tatapan dingin dari orang-orang yang ada disana.
"Kakak bilang apa tadi?" Tanya Jisung pada sang kakak karena ia melihat wajah ketakutan dari gadis tadi yang membuat Lia menoleh dan tersenyum. Mengusap kepala sang adik dengan lembut.
"Hanya peringatan,supaya dia tak bisa tidur tenang di dalam penjara nanti..." Jawabnya.
"Ayo... Kalian berdua masih butuh waktu istirahat..." Ajak Taehyung karena mereka memang sejak awal sidang ada disana.
"Kalian duluan saja, masih ada yang harus aku lakukan..." Ucap Lia membuat semua menoleh padanya.
"Tapi—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Wanna Be Yours
FanfictionUsia bukan penghalang. Itu yang pemuda itu selalu ingat. Tentu saja motto hidup itu baru tercipta dan hanya berlaku dalam hal percintaannya saja pada sang senior idamannya, Lia.