Find - 02

954 86 20
                                    

Pagi ini Zafran sudah bersiap dengan jas yang ia sampirkan di salah satu tangannya. Sedikit informasi, Zafran adalah ketua osis di sekolahnya.

Kakinya membawanya melangkah menuruni anak tangga dan menuju meja makan untuk mengambil selembar roti dengan selai untuk ia mengisi perut. Zafran akan berangkat lebih pagi karena memiliki urusan osis.

"Berangkat pagi?"

"Iya."

Itu suara si sulung—Adnan—yang melihat Zafran mengambil makanan. Lalu datang sang anak keempat keluarga Pradipta yang mengintili si sulung.

"Widihhh kembar bontot gua udah disini aja, makan bareng yuk lah. Masa lo nggak mau makan bareng sama Aa' sih," ucapnya memberi suasana

"Makasih," ucapnya yang langsung pergi dengan selembar roti di tangan

Ghauts mengeryit heran dengan respon yang diberikan oleh Zafran. Apa-apaan jawaban itu, pikirnya. Ghauts tak habis pikir dengan Zafran yang terlihat jarang sekali makan di rumah.

"Bang, adek lo yang itu ngeselin banget sumpah. Apa gua kurang ganteng jadinya di tolak mulu?"

"Waras dikit bisa A'?"

"Ya elah Bang, gua kurang waras apa sih?"

"Otaknya benerin dulu deh."

Sebenarnya Zafran masih bisa mendengar perkataan itu, tapi dirinya memilih untuk abai.

"Berangkat pagi?"

"Iya, Ma."

Mama hanya mengangguk dan berjalan menuju meja makan. Zafran melanjutkan langkahnya lagi menuju garasi motor. Ternyata di sana ada kakak ketiganya yang sedang memanasi mobil. Zafran acuh dan berjalan menuju motornya yang terparkir di sebelah mobil Danesh.

"Mau bareng?" Tawar Danesh saat melihat Zafran ada di sebelahnya

"Makasih."

Hanya ucapan makasih saja tanpa berniat mengiyakan ajakan Danesh. Zafran memundurkan motornya dan langsung tancap gas menjauhi pekarangan rumah. Danesh lagi dan lagi hanya menghela napas mendapat saat balasan dari sang adik.

Danesh langsung memasuki ruang utama dan mendapati Arzan sedang berjalan menuju meja makan. Danesh langsung menyusul Arzan dan keduanya berjalan beriringan.

"Dari mana, Mas?"

"Manasin mobil, Ge."

Arzan hanya mengangguk tanpa melanjutkan percakapan.

Kondisi Zafran saat ini adalah berkendara dengan mulut yang terisi dengan selembar roti. Sekolah masih cukup sepi dan gerbang belum terbuka sepenuhnya karena masih sangat pagi. Zafran berjalan menuju ruang osis setelah memarkirkan motornya.

Zafran membuka pintu ruang osis dan mendapati sang wakil ketua osis beserta 2 anggota lain yang sedang membicarakan sesuatu.

"Zaf, menurut lo kandidat mana yang berpotensi?"

Zafran mengangkat sebelah alisnya saat dirinya ditodong pertanyaan oleh wakil ketua osis. Zafran langsung mengambil kertas yang disodorkan kepadanya. Zafran membacanya dengan teliti.

"Tidak masuk akal, buat yang objektif," menyodorkan kembali

Zafran menduduki salah satu sofa di sana dan mengambil salah satu map di sana. Map itu berisi informasi data diri dari kandidat calon ketua dan wakil osis. Sekilas memang tidak ada yang aneh bahkan prestasi dari para kandidat pun sangat berpengaruh besar. Tapi yang menjadi pertimbangannya adalah visi dan misi dari para kandidat tidak masuk akal.

Find Happiness || ZCL & DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang