Find - 03

857 92 35
                                    

Zafran itu orang yang selalu menepati apa perkataannya. Buktinya saat ia bilang akan kembali saat istirahat pertama, Zafran benar-benar tiba saat bel istirahat pertama berbunyi. Zafran memang di ajarkan untuk selalu menepati apa yang sudah ia ucapkan. Maka jangan heran jika Zafran jarang berbicara, karena salah satu alasannya adalah itu.

"Emang rapat lo beneran udah selesai?"

"Udah."

Zafran mengambil kursi milik Aji dan Rama untuk ia sejajarkan dengan kursinya. Kemudian Zafran merebahkan tubuhnya dengan paha Vardhan menjadi bantalan. Sedetik kemudian Zafran merasakan sebuah tangan yang memijat pelan kepalanya. Hal itu memuat Zafran merasa nyaman dan mulai memejamkan matanya.

"Arya, lo tidur?" Tanya Vardhan saat melihat Zafran memejamkan mata

"Enggak," sahutnya tanpa membuka mata

"Lo bakal lanjut kuliah di mana?"

"Terserah lo."

Vardhan mengernyitkan dahinya, "kok terserah gua?"

"Ke mana pun lo pergi, gua bakal ngikut."

"Kalo gua nikah lo juga bakal ikut gua?" Tanyanya sanksi

"Iya," sahutnya enteng

"Udah gila lo," sungutnya

Zafran terkekeh mendengar balasan dari Vardhan.

"Bercanda. Selagi lo belum membina rumah tangga, gua bakal selalu ada sama lo. Nggak cuma lo doang, gua bakal selalu ada untuk yang lainnya, jadi terus andalkan gua ya? Itu janji gua sama diri gua sendiri."

Vardhan diam tak bisa berkata-kata lagi mendengar perkataan dari Zafran. Vardhan tak tahu kalau kata-kata Zafran bisa semanis ini.

"Sweet banget sial," gumamnya

"Jangan mengumpat, Shaka," tegurnya

Vardhan langsung terdiam, Zafran sendiri memilih acuh selagi bel masuk belum berbunyi.

10 menit kemudian bel masuk berbunyi. Zafran langsung mengembalikan kursi Aji dan Rama agar dua anak itu tak mengamuk dan berakhir menjadi reog. Zafran menetap di kelas untuk menemani Vardhan. Tak mungkin ia mengikuti rapat yang baru akan selesai saat istirahat siang nanti.

"Lo nggak rapat lagi?"

"Enggak."

Vardhan mengangguk dan membuka buku miliknya. Guru sudah datang dan akan memulai materi. Zafran sedari tadi sulit untuk fokus dalam melihat materi. Entahlah, Zafran merasa tubuhnya tidak seperti biasanya. Apakah ia sakit?

Zafran langsung menepis pikiran jika ia sakit. Dirinya tak boleh sakit. Kalau dirinya sakit, siapa yang akan menjaga Vardhan saat di sekolah.

Tapi nyatanya hal itu disadari oleh Vardhan. Bagaimanapun, Vardhan yang notabennya kembaran Zafran pasti lebih peka dengan kondisi Zafran.

"Lo oke?"

"Hmm?" Melirik sekilas ke arah Vardhan

"Lo daritadi nggak fokus, kenapa?"

"Gapapa."

"Kalau emang urusan osis lo penting, lo bisa ikut rapat gapapa," nadanya terdengar khawatir

"Gua gapapa, nanti pulang baru gua rapat."

"Pulang nanti di jemput Aa' kan?" Tanyanya

"Iya, lo pentingin rapat lo aja."


.


.

Find Happiness || ZCL & DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang