Find - 08

800 80 11
                                    

Seminggu sudah Zafran berada di dalam ruangan tanpa banyak melakukan apa-apa. Di hari terakhir ia ujian pun masih ada rapat yang harus ia hadiri karena sekolah mereka akan melaksanakan classmeet.

"Jadi bagaimana, semua sudah aman kan?" Tanya Zafran pada pengurus yang lain

"Aman Zaf/Kak," sahut mereka serentak

Zafran mengangguk ringan, tapi sepersekian detik berikutnya tiba-tiba saja ia merasa pusing bahkan tubuhnya ambruk begitu saja.

"Zafran/Kak Zafran!!!" Pekik mereka

Darren yang menjabat sebagai wakil langsung saja mengangkat tubuh Zafran menuju ruangan khusus di bantu beberapa pengurus laki-laki. Perempuan tidak diperkenankan masuk karena Darren akan melonggarkan seragam yang dikenakan oleh Zafran. Dari situ juga Darren terkejut saat melihat seperti ada luka lebam di bahu Zafran saat ia melepas kancing seragam Zafran. Tidak terlalu jelas karena tertutup oleh kaos oblong berwarna putih, tapi masih dapat Darren pastikan jika itu adalah luka lebam.

"Tolong ambilin air hangat sama minyak kayu putih, gua bakal di sini nemenin Zafran."

Ya, Zafran pingsan saat Darren dan pengurus lain mengangkat tubuhnya.

Kalau kita flashback sedikit selama seminggu belakangan ini. Rean beberapa kali tidak mengantarkan makanan untuknya bahkan uang saku diberikan sedikit, hanya cukup untuk membeli bensin. Semua itu terjadi karena Rean memantau dari cctv jika beberapa kali Vardhan menghampiri Zafran di ruangan itu meskipun tidak sampai memasukinya.

Beberapa kali Darren memijat tengkuk Zafran dan minyak kayu putih yang ia oleskan di bawah hidung Zafran, tapi belum mendapat respon apapun dari Zafran. Waktu juga sudah menunjukkan pukul 3 sore dan itu tandanya Zafran sudah pingsan selama kurang lebih 2 jam.

"Kak Darren, Kak Zafran nggak di bawa ke rumah sakit aja, Kak?"

"Iya Kak, udah 2 jam Kak Zafran belum sadar-sadar."

Darren berpikir sejenak. Apa yang dikatakan adik kelasnya itu benar, Zafran harus di bawa ke rumah sakit segera. Darren yang baru saja akan mengangkat Zafran, lebih dulu terdiam saat melihat kelopak mata Zafran bergerak.

"Zaf, lo bisa dengar gua?" Tanyanya saat melihat kelopak mata Zafran terbuka

Zafran terdiam dan mencerna apa yang terjadi. Setelah ingat apa yang semua terjadi, Zafran langsung bangkit dan menatap ke arah Darren.

"Bagaimana rapatnya?"

"Kita tunda dulu, bahkan mereka udah gua suruh pulang karena takutnya kelamaan kalo nunggu lo sadar," jelas Darren

"Lupakan semuanya," ucapnya yang mengundang tanya

"Gimana Zaf?"

"Lupain apa yang terjadi sama gua," ucapnya sebelum pergi dari ruangan khusus

Darren dan beberapa pengurus osis dibuat kebingungan dengan kata-kata yang di ucapkan oleh Zafran. Memangnya kenapa harus mereka lupakan, bukankah itu membuat mereka supaya lebih aware terhadap ketua mereka yang selalu aware dengan mereka, pikir mereka yang ada di sana.


.


.


.


.


Zafran tiba di rumah pukul 4 sore. Dirinya langsung bergegas menuju kamar tanpa memedulikan kehadiran keenam saudaranya yang lain.

Find Happiness || ZCL & DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang