Hari ini akan menjadi awal yang baru karena setelah hampir satu tahun menunggu, akhirnya Zafran bisa kembali bertemu dengan Vardhan.
Zafran mematut dirinya di depan cermin berukuran setengah dari badannya yang ada di kamar mandi. Rasanya sudah lama dirinya tidak menghirup udara bebas meskipun beberapa kali dirinya di bawa ke taman rumah sakit. Bukankah sama saja terasa berbeda kan?
Tok...tok...
"Adek udah belum?"
Zafran langsung menyudahi kegiatannya dan keluar dari kamar mandi dengan wajah yang segar serta lebih terlihat hidup. Hal itu juga yang membuat Adnan tersenyum bahagia melihat sang adik yang sudah kembali hidup. Setidaknya untuk saat ini Zafran masih dalam keadaan baik-baik saja.
"Berangkat sekarang?" Tanyanya memastikan
"Kamu masih mau nunda lagi? Abang sih nggak masalah kalo kamu masih mau di sini," sahutnya setelah memberikan tas milik Zafran kepada Galih
Zafran menghembuskan napasnya beberapa kali dan itu terlihat jelas di mata Adnan.
"It's okay, Dek. Sekarang udah nggak ada yang harus kamu pikirin lagi. Fokus kamu saat ini adalah kejar apa yang emang jadi impian kamu."
Zafran hanya mengangguk sebagai jawaban. Dirinya bahkan tidak memberontak saat tangannya di gandeng erat oleh Adnan menuju parkiran.
Suasana yang ia lihat sangat berbeda dari apa yang ada di dalam sana. Zafran bahkan sadar bahwa dirinya tidak berada di negara kelahirannya. Entah kemana Adnan membawanya, tapi yang pasti adalah Zafran tidak begitu tahu tempat di mana ia berada.
"Abang tau kalau kamu sadar kita nggak di negara kita berasal. Perjalanan masih jauh, kamu bisa tidur dulu."
"Nggak, aku mau liat-liat."
Adnan melirik sekilas Zafran yang fokus menatap keluar melalui jendela mobil. Adnan masih disibukkan dengan urusan bisnisnya yang ia kerjakan dari jarak jauh. Meskipun sulit, tapi bila itu untuk adiknya, Adnan tidak akan merasa terbebani.
─────────⊹⊱✫⊰⊹─────────
Sedari tadi Liam masih di sibukkan dengan jadwal praktiknya. Benar, Liam saat ini sedang praktik di salah satu rumah sakit yang kebetulan tak berada jauh dari kediamannya. Mungkin ini bisa di sebut sebuah keberuntungan karena ketiga saudaranya mendapat tempat magang yang lumayan jauh dari rumah.
Liam baru bisa beristirahat saat jam benar-benar menunjukkan waktu makan siang. Liam yang pada dasarnya sedikit malas untung mengantre, memilih untuk membawa bekal sendiri dari rumah. Terbukti karena saat ini dirinya berada di ruang khusus istirahat yang berada di sana. Ponsel pun tak luput dari genggamannya karena biasanya ia akan mengabari saudara-saudaranya jika harus pulang malam atau pulang cepat.
Lain Liam, lain juga Vardhan yang saat ini masih berada di kantin kampus bersama dengan Rama dan Aji.
Vardhan tak memedulikan beberapa tatapan orang-orang yang melihatnya duduk bersama dengan kakak tingkat. Bukan tidak peduli, hanya saja dari segi umur ya mereka ini seumuran, hanya Vardhan yang menunda kuliah jadinya ya seperti ini.
"Zafran kapan balik ke sini?" Tanya Rama setelah menenggak habis minumannya
"Belum ada info."
"Kurang ya kalo nggak ada Zafran," celetuk Aji yang langsung dibalas anggukan oleh Rama
Vardhan selesai dengan kegiatannya dan langsung pergi untuk memasuki kelas selanjutnya. Bukan hal yang mengherankan lagi untuk Rama dan Aji saat Vardhan tiba-tiba saja pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Happiness || ZCL & DREAM
FanfictionZafran hanya ingin tahu apa itu definisi dari kebahagiaan. Dirinya yang malah memiliki mindset bahwa kebahagiaan dalam hidupnya adalah bisa menjaga dan membahagiakan keenam saudaranya yang tak mengerti apapun tentang dirinya. Zafran yang selalu men...