Jam 2 kurang 13, Zafran baru tiba di sekolah bersama dengan Vardhan. Tanpa permisi, Zafran membawa Vardhan memasuki ruang osis dan langsung menaruh Vardhan di ruang khusus di sana.
"Tunggu sini, kalau bosan lo tidur aja. Jangan ganggu gua dulu ya?"
"Okay."
Zafran tersenyum dan meninggalkan Vardhan seorang diri.
"Jadi sudah sampai di mana rapatnya?"
"Kita baru membicarakan terkait poster dan kapan para kandidat akan melakukan kampanye. Pihak sekolah memberikan saran jika kampanya di lakukan saat awal semester genap," ucap wakil ketua osis yang sempat memberikan pesan terhadap Zafran
"Para pendukung sudah siap?"
"Semua sudah siap."
"Lalu apa lagi yang harus kita atur ulang?"
"Kertas pemilihan, tempat, pengawas dan penghitung kertas."
"Untuk kertas, kita bisa pakai template yang sebelumnya dan tempat pun sama kita sesuaikan dengan yang sebelumnya. Untuk pengawas mungkin dari pengurus yang kelas 12 dan penghitung dari pengurus yang kelas 11."
"Sepertinya itu juga nggak buruk, Zaf. Kita udah bisa mulai atur kapan?"
"Gua terserah kalian aja yang atur. Mulai bagi sekarang supaya lebih cepat persiapannya."
Beberapa menit mereka membagi semuanya. Kini Zafran sudah memegang nama orang-orang yang mengatur bagian yang mereka rapatkan. Bahkan Zafran juga sudah menyuruh mereka untuk mengatur semuanya dan Zafran akan mengawasi mereka serta membantu mereka hingga hari H. Tak hanya itu juga, mereka juga sembari membahas classmeet yang akan diadakan tidak lama lagi.
Pukul 4 sore Zafran baru saja menyelesaikan rapat osisnya. Zafran memasuki ruangan khusus dan mendapati Vardhan yang tidur di kursi jabatannya.
Zafran mendekati tubuh Vardhan dan mendekatkan bibirnya pada telinga Vardhan, "maaf buat lo nunggu lama, Shaka," bisiknya.
Zafran memasukkan ponselnya dan ponsel Vardhan ke dalam saku celananya. Cuaca sore ini sedikit mendung, bahkan sudah dapat dipastikan bahwa beberapa menit lagi hujan akan turun.
Zafran melepas jaket miliknya dan memakaikannya pada Vardhan. Alhasil Vardhan menggunakan double jaket.
Zafran langsung menggendong Vardhan karena tak ingin membangunkannya. Setelah berpamitan dengan yang lain, Zafran langsung bergegas menuju mobil Arzan. Benar saja, sesaat setelah Zafran menaruh Vardhan di kursi penumpang samping kemudi, hujan turun dengan deras. Zafran langsung berlari menuju kursi kemudi dan bergegas melajukan mobil Arzan menuju rumah.
Sebentar lagi sepertinya kesialan akan menghampiri dirinya. Membawa Vardhan dalam kondisi hujan bisa membuatnya terkena hukuman. Tak lupa kan jika tubuh Vardhan itu lebih lemah daripada Zafran?
Setibanya di rumah, Zafran langsung disambut dengan wajah tak mengenakan dari Rean.
"Bang, bawa Vardhan ke kamar."
Adnan yang diberi perintah langsung saja mengambil alih Vardhan dari gendongan Zafran. Ada tatapan aneh saat Adnan melihat ke arah mata Zafran. Rasanya seperti tatapan yang pasrah akan apa yang dihadapi. Tapi memangnya kenapa?
"Ruangan," ucap Rean yang mampu membuat Zafran merinding
Zafran berjalan lesu menuju ruangan biasanya. Tanpa satupun sadari, ada seseorang yang sedari tadi mengintip pembicaraan tersebut.
"Kenapa gua selalu ngerasa aneh setiap papa nyuruh Zafran untuk pergi ke ruangan itu? Memangnya ada apa di sana?" Batinnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Happiness || ZCL & DREAM
FanfictionZafran hanya ingin tahu apa itu definisi dari kebahagiaan. Dirinya yang malah memiliki mindset bahwa kebahagiaan dalam hidupnya adalah bisa menjaga dan membahagiakan keenam saudaranya yang tak mengerti apapun tentang dirinya. Zafran yang selalu men...