Find - 24

876 92 23
                                    

Zafran tidak tahu sudah berapa lama ia pingsan. Zafran bangun dengan tubuh yang rasanya hampir remuk karena pukulan dan tendangan dari Rean. Dengan susah payah Zafran mendudukkan dirinya dan bersandar di kasurnya.

"S-sakit," rintihnya

Zafran menjatuhkan kepalanya di atas kasur sembari menahan rasa sakit yang ada di tubuhnya. Dirinya masih ada tugas yang belum di selesaikan dan batas waktu pengumpulan adalah jam 9 malam.

Zafran melihat jam yang masih melingkar di pergelangan tangan kirinya. Jam masih menunjukkan pukul 7 malam. Masih ada 2 jam lagi untuk Zafran menyelesaikan tugas yang di berikan.

Zafran menyeret tubuhnya menuju meja yang ada di sana. Zafran berdiri dengan berpegangan pada meja dan menarik kursi yang tadi sempat di tarik oleh Rean. Zafran mendudukkan dirinya di atas kursi dan langsung membuka ponsel serta bukunya untuk mengerjakan tugas.

Zafran mengerjakan tugasnya dengan rasa sakit yang ia tahan serta darah yang mengering di tubuhnya. Zafran bahkan baru sadar jika luka di tubuhnya mengeluarkan darah setelah ia menengok sebentar ke arah kasurnya.

Zafran menggelengkan kepalanya saat kepalanya berdenyut. Darah rendahnya kambuh, pikirnya.

Dibalik dirinya yang kuat menahan segala hukuman, Zafran gampang sekali terkena darah rendah setiap dirinya sakit.

"Gua butuh Shaka," gumamnya

Zafran berkutat dengan tugasnya hingga jam setengah sembilan malam dan langsung mengumpulkan tugasnya via chat.

Merasa tubuhnya sudah sedikit lebih baik dari sebelumnya, Zafran memutuskan untuk membersihkan dirinya.

"Ssshhh...." ringisnya saat air mengenai luka di punggungnya

Zafran menggigit bibir bawahnya saat luka itu terasa semakin sakit saat terkena air. Tolonglah, Zafran hanya ingin membersihkan diri saja kenapa rasanya sulit sekali.

Setelah selesai membersihkan diri, Zafran langsung mengenakan pakaian serba panjang untuk menutupi seluruh lukanya. Perutnya terasa sakit karena sejak siang ia belum memakan apapun.

Klek...klek...

"Sial, pintunya di kunci," umpatnya

Zafran menghela napas kasar dan kembali ke ranjangnya. Zafran berbaring dengan posisi tengkurap karena punggungnya terasa nyeri ketika ia telentang.

"Gimana gua bisa makan," gumamnya

Zafran memilih tidur dan berharap agar besok Rean membukakan pintu ruangannya.


.


.


.


.


Harapan hanya tinggal harapan. Zafran terkunci di sana selama 3 hari tanpa makan dan minum. Tubuhnya sudah lemas luar biasa bahkan Zafran meminum air keran dari kamar mandi agar bisa bertahan hidup. Perutnya juga terasa sakit karena efek dari meminum air mentah.

Klek...klek...ceklek...

Pintu terbuka dan menampakkan seseorang dengan nampan di tangannya.

"P-papa," lirihnya

Rean menghampiri anak keenamnya yang tergeletak lemas di kasur.

Wajah Zafran pucat serta keringat yang membanjiri pelipisnya. Rean mengecek suhu tubuh Zafran dan merasakan panas yang menjalar di punggung tangannya.

Find Happiness || ZCL & DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang