Pagi hari tiba dengan demam Vardhan yang sudah mulai menurun dan hanya menyisakan lemas pada tubuhnya saja. Sedari tadi Vardhan juga menunggu kehadiran Zafran.
"Arya kemana ya?" Monolognya
Vardhan tak bisa mengalihkan pandangannya dari pintu kamar karena menunggu kehadiran Zafran. Tanpa Vardhan tahu jika Zafran saat ini masih berada di kamar mandi dengan tubuh yang lemas dan tersiram air shower semalaman.
"Gua mau Arya."
Vardhan hanya bisa menatap pintunya dengan pandangan sendu. Perasannya sangat tidak enak tentang Zafran saat ini. Seperti terjadi sesuatu tapi Vardhan tidak tahu sesuatu itu apa.
Vardhan melihat knop pintunya terputar dan ia berharap yang membuka pintu adalah Zafran. Namun nyatanya Vardhan harus menelan harapan itu saat pintu terbuka lebar dan menampakkan kakak kelimanya yang datang dengan nampan berisi mangkuk dan segelas air.
"Baru bangun atau udah dari tadi?" Tanya Liam setelah menaruh nampan di atas nakas
"Baru."
Liam mengangguk sekilas dan duduk di ranjang tepat di sebelah Vardhan.
"Kenapa? Masih pusing? Kok mukanya nggak enak gitu," tanyanya saat mendapati wajah Vardhan yang sedikit tidak enak di pandang
"Nunggu Arya."
Mendengar nama itu membuat Liam terdiam sebentar. Liam juga masih penasaran apa yang terjadi karena dia pun tidak mendapat informasi apa-apa selain tentang Adnan yang hanya di nasihati saja. Saat sarapan tadi pun Liam tidak melihat Zafran hadir di meja makan meskipun Zafran tidak pernah hadir, tapi Zafran terkadang hanya lewat untuk mengambil makan.
"Nanti gua ke kamarnya, makan dulu ya."
"Enggak, mau nunggu Arya."
"Makan dulu ya? Gua janji habis ini samperin Zafran dan langsung gua suruh ke sini," bujuknya
"Nggak mau, Kak. Gua maunya sama Arya," keukeuhnya
Liam tidak bisa memaksa seperti saudaranya yang lain. Liam hanya bisa menghela napas dan memikirkan berbagai cara untuk membujuk Vardhan.
"Kak, perasaan gua nggak enak tentang Arya. Gua mau Arya," desaknya
"Dek, makan dulu ya? Habis ini gua langsung samperin Zafran ya."
Vardhan menggeleng dan menatap penuh harap ke arah Liam. Kalau sudah seperti ini bagaimana bisa Liam menolak permintaan adik bungsunya.
Dengan berat hati Liam berdiri, "oke gua panggil Zafran dulu."
Liam keluar dari kamar Vardhan dan berjalan menuju kamar Zafran.
Sekali, dua kali di ketuk, tak ada sahutan apa-apa dari dalam. Dengan perlahan Liam pun membuka pintu kamar Zafran yang ternyata kosong. Liam memasuki kamar Zafran dan menuju kamar mandi. Sama, tak ada sahutan dan membuat Liam langsung membuka pintu balkon kamar Zafran. Kosong, ke mana penghuni kamar ini?
Liam keluar dan menutup pintu kamar Zafran. Dirinya berjalan menuju ruang tengah dan terdapat Rean serta Hera yang ada di ruang tengah. Hari ini memang Rean dan Hera memutuskan untuk libur kerja karena kondisi Vardhan yang menurun.
"Pa, Papa tau Zafran di mana?"
"Sedang Papa hukum, kenapa?"
"Vardhan cuma mau makan kalau sama Zafran."
"Tidak bisa, Zafran tidak Papa izinkan keluar selama 3 hari."
"Tapi Pa—"
"Tidak ada tapi, paksa saja Vardhan sarapan dan bilang kalau Zafran sedang Papa suruh untuk menemani Adnan yang sedang Papa hukum untuk menggantikan pekerjaan Papa di luar kota selama beberapa hari."
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Happiness || ZCL & DREAM
FanfictionZafran hanya ingin tahu apa itu definisi dari kebahagiaan. Dirinya yang malah memiliki mindset bahwa kebahagiaan dalam hidupnya adalah bisa menjaga dan membahagiakan keenam saudaranya yang tak mengerti apapun tentang dirinya. Zafran yang selalu men...