***
🐾Jangan lupa tinggalkan jejak🐾
***"Savier!" pekikan wanita itu terdengar sebal karena Savier yang terus menggodanya.
Tawa pria tampan itu kembali berderai, hari ini ia rasanya banyak tersenyum sampai mulutnya terasa ngilu. Bersama Kyra membuatnya menjadi seperti orang lain.
Dan Savier sama sekali tidak keberatan akan hal itu.
❀❀❀
Netra Kyra bergerak fokus, membaca dengan teliti kata-kata di berkas yang ia pegang. Waktu menunjukkan pukul 00:30, lewat tengah malam. Entah sudah berapa lama ia duduk membaca ulang laporan yang akan dibahas esok hari—well, maksudnya, hari ini.
"Ngh, aku mengantuk sekali.." keluhan itu dibalas oleh keheningan, membuat Kyra lagi-lagi merasa lelah.
Besok adalah penentuan akhir nasib proyek yang menjadi alasan utama ia dan Savier terbang ke London, wajar saja jika Kyra merasa harus perfeksionis sebagai asisten pria itu, meski Savier bilang dia akan tanda tangan apapun keputusannya
Terkadang perkataan Savier sangat ambigu dan bisa saja membuat orang lain salah paham.
Tidak dapat lagi menahan rasa kantuknya, Kyra bangkit dan berjalan menuju dapur, berniat membuat kopi, mungkin sedikit kafein dapat membantunya segar kembali.
Berjalan ke luar kamar, Kyra bergidik kedinginan saat hawa malam merasuki tubuhnya yang hanya dilapisi piyama. Melihat sekeliling, matanya menangkap pintu balkon yang terbuka.
Mungkin Savier lupa menutupnya..
Melangkah mendekat, Kyra semakin dibuat menggigil, entah kenapa hawa London saat ini berbeda dari malam-malam sebelumnya.
Pemandangan Savier yang tertidur di sofa luar menyambutnya, di sebelah pria itu terdapat sebotol wine yang telah habis setengah.
Menggeleng pelan, Kyra memegang pipi Savier, terasa beku. Sudah berapa lama dia tertidur di luar sini?!
Jika dibiarkan seperti ini tentu Savier akan jatuh sakit, ia harus membangunkannya.
"Savier," Kyra menggoyang-goyangkan lengan pria itu, tersentak karena rasa dingin menusuknya, "Kau kedinginan. Masuklah dan tidur di kamar."
Mengerang pelan, Savier masih menutup matanya keras kepala, "5 menit lagi, mom.."
Kyra tanpa sadar terkekeh gemas, apa Savier mengira ia ibunya?
"Sayangnya tidak bisa, kau akan sakit jika terus berada disini."
Mulai mengenali suara itu, Savier membuka mata perlahan, hal pertama yang ia lihat adalah wajah Kyra yang menatapnya khawatir.
Mengernyitkan dahinya, Savier menggumam, "Apa aku mabuk?"
"Tidak, Savier. Tapi kau benar minum dan sepertinya ketiduran di luar." Oh, itu menjelaskan rasa dingin di sekujur kulitnya.
Berkedip lama, pria itu berusaha mengusir rasa mengantuknya, merasa sedikit sakit kepala—mungkin efek alkohol.
Kyra hanya bangkit dan diam menatap ke atas, ada yang aneh, tidak biasanya London sedingin ini. Apa akan turun hujan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Billionaire's Rose
RomantikDia, Savier. Mempesona namun tak tersentuh. Lelaki yang dikaruniai fisik dan kemampuan otak luar biasa, pengusaha muda pemegang pengaruh kuat dalam ekonomi Indonesia. Dari luar ia tidak bercela, sungguh sempurna. Tapi entah sampai kapan semua berta...