Entah sudah hari keberapa kamu bekerja sebagai pengasuh sekaligus istri dari Wiranata Adji Utomo alias Wira. Mungkin sudah sekitar seminggu?
Dan kamu banyak menghela nafas sabar karena kelakuan Wira yang terkadang di luar nalar.
Tante Miranda benar, Wira benar-benar manja seperti anak kecil ketika berada di rumahnya.
Bayangkan saja, mulai dari pipis, mandi, dan memakai baju harus kamu yang uruskan.
Kecuali satu, saat lelaki itu BAB, dia tidak menyuruhmu untuk mengurusnya. Dia bilang itu memalukan jika harus kamu yang mengurusnya BAB. Syukurlah dia memiliki rasa malu untuk yang satu itu.Tak hanya itu, sepulang kerja rutinitas Wira selain 'nenen' adalah bermain mobil-mobilan atau mainan anak lelaki lainnya seperti robot. Sungguh! Dia juga tidak akan mandi jika tidak dimandikan. Tidak akan tidur jika tidak nenen dulu. Dan menangis ketika kamu sedikit menyinggung perasaannya tanpa sengaja.
Kamu benar-benar merawat bayi besar di rumah ini.
Anehnya, ketika kalian keluar untuk pertama kalinya. Yaitu ketika kalian belanja kebutuhan rumah, Wira bersikap layaknya lelaki normal dan gentle. Sangat berbeda 360 derajat dengan ketika lelaki itu berada di rumah. Dan kamu belum siap bertanya lebih jauh mengenai trauma yang ia miliki. Mungkin secara pelan nanti kamu akan menelisik kondisi psikologisnya sebagaimana tugas yang juga diberikan Miranda padamu ketika menandatangani kontrak.
Biarlah itu nanti akan kamu lakukan dengan sangat perlahan. Saat ini, kamu berfokus pada asupan makanan yang seharusnya Wira makan. Kamu mulai mencekoki Wira dengan nasi putih dan lauk pauk walau lelaki itu hanya akan makan 4 suap saja. Terkadang lelaki itu tidak makan sama sekali dengan alasan kenyang oleh asi dari payudaramu sendiri. Sejujurnya, yang satu itu sempat membuat kamu tidak percaya.
Saat ini, kalian tengah selesai makan malam, dengan menu ayam goreng bumbu kunyit. Wira menyukainya. untuk pertama kalinya, lelaki itu menghabiskan satu piring nasi dan ayam. Lelaki itu tak segan untuk memuji makananmu yang katanya sangat enak. Kamu sangat bersyukur mendengarnya, dan sejujurnya itu membuat dirimu sendiri sedikit salting.
Selesai makan malam, kalian kembali ke kamar untuk sekedar bersantai sebelum tidur. Biasanya Wira akan memainkan robot dan mobil-mobilannya sebentar sebelum selanjutnya 'nenen' dan bersiap tidur. Tapi, tadi lelaki itu bilang ingin tiduran di pelukanmu saja sambil memainkan payudaramu. Dia tidak meminta 'nenen' karena masih kenyang.
"Tuan tidur duluan aja, aku mau ke kamar mandi dulu sebentar."
Ujar kamu yang merasa ingin buang air kecil alias pipis."Kamu mau ngapain dulu?"
Tanya Wira yang mengurungkan niatnya untuk berbaring di ranjang. Lelaki itu masih berdiri di samping ranjang."Aku mau pipis dulu Tuan. Sebentar kok."
Ujar kamu lalu dengan cepat bergerak menuju kamar mandi.Yang tidak kamu ketahui adalah Wira yang mengikutimu masuk ke kamar mandi.
"Eh, Tuan? Tuan mau apa? Kenapa ikut?"
Tanyamu keheranan saat hendak menutup pintu kamar mandi."Kamu mau pipis kan?"
Tanya Wira polos."I-iya.."
"Yaudah, kan Wira juga kalau pipis kamu yang urusin, cebokin. Sekarang gantian, kan kita suami istri."
Aduh, salah sekali.
"Eh, nggak usah Tuan. Aku bisa sendiri."
"Tapi kan kamu yang bilang dan ajarin, kalau suami istri itu artinya harus saling memahami, melengkapi, dan mengurusi satu sama lain di semua kondisi? Kata kamu itu sebabnya kamu sekarang mau urusin hidup aku dan tinggal bareng aku."
Wira sedikit mengernyitkan dahi nya heran sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Needy
RomanceRated (M) 🔞 Koleksi Oneshoot dan Short Story pure imajinasi gue sebagai author. You as Clara. ⚠ Don't Do This In Your Real Life! ⚠ Kalau lo baca ini, dosa di tanggung lo sebagai sang pembaca.