Sunghoon - The Devil Ketos (1)

20.2K 304 4
                                    

"Clara!"

Kamu menoleh. Melihat seorang siswa seangkatanmu yang meneriakkan namamu. Kemudian dia berhenti tepat di depanmu dengan nafas yang tak beraturan.

"Dicariin Sunghoon. Ke ruang OSIS katanya."
Ujar Jake, orang tadi.

"Tapi.. Aku lagi ada kelas.."
Ujarmu gelisah.

Keringatmu sudah bercucuran sejak pagi. Mati-matian menahan sesuatu yang bergejolak.

"Lo tahu kan, ada yang namanya 'Ucapan Sunghoon adalah perintah' di sekolah ini. Makanya kesana aja udah."

Setelah itu Jake pergi dari hadapanmu. Bagaimana ini?! Kamu masih ada kelas, tetapi Sunghoon menyuruhmu sekarang.
Akhirnya kamu memutuskan untuk pergi ke ruang OSIS. Kamu ingin lelaki itu segera melepas benda sialan yang dia pasang, sejak pagi.






Tok tok tok!

"Permisi.."

Kamu membuka pintu. Dan disana duduk seorang lelaki seusiamu.
Tinggi, tampan dan putih bersih.
Dia bersandar pada meja yang di sediakan dengan membaca satu buah buku. Kacamata yang bertengger tak menghalangi tatapan bengis dan tajamnya.

Menatapmu sebentar, lelaki itu kemudian membaca kembali bukunya.
"Kenapa lama?"

"Emm, itu ta-tapi aku baru t-tahu ka-"

"Udahlah, tutup aja pintunya. Kunci."

Kamu menurut, segera menutup dan mengunci pintu. Kemudian berbalik menatap manusia tampan yang sialnya arogan sekali. Kamu menyesal mengenalnya.

"Kenapa lihatin gue segitunya?"

Menelan ludah susah payah, kamu mencoba kembali berbicara meskipun tubuhmu bergetar.

"A-ku.. A-anu.. Lepasin ya..?"

Sunghoon menatapmu remeh.
"Bicara sama siapa lo... Anak beasiswa?"

Kamu ingin menangis rasanya. Menyesali keputusanmu untuk mengambil beasiswa dan merantau jauh dari orang tua. Akibatnya, kamu bertemu dengan anak teman papamu yang sialnya pernah kamu tolak saat kalian hendak di jodohkan.

Drrtttt

"Ahh! Sunghoon... Please..."
Sungguh, kamu memohon dengan lemas.

Sesuatu di dalam bergetar sangat cepat dan membuat kamu tidak kuat berdiri. Tadi pagi kamu di pasang benda sialan itu oleh orang sialan di depanmu. Andai saja orang tua mu tahu...

"Enak gak?"
Tanyanya mendekatimu.

Bukunya... Di balik buku yang dia pegang ada sebuah remot kontrol kecil. Pasti itu yang mengendalikan benda ini.

Kini lelaki itu menarih buku yang sedari tadi ia pegang. Mengangkat tangannya yang memegang remot tersebut bangga.

"Kuat juga lo. Udah empat jam, dan bahkan istirahat udah selesai... Wow.."

Kamu bersumpah, kalau saja kamu tidak daftar OSIS tahun lalu, kamu tidak akan pernah melihatnya secara langsung. Bahkan tidak berkenalan, maka kamu tidak akan seperti ini.

Semua itu karena lelaki sialan yang dendam pernah kamu tolak, dulu. Padahal saat itu kalian masih SMP. Tentu saja kamu menolak, kenal pun tidak.

Tapi ternyata, dia mengenalmu.. Tidak seperti kamu.

"Capek..."

Kamu lemas, merasa akan pelepasan. Lalu tubuhmu turun ke lantai, duduk bersimpuh di hadapan pria jangkung arogan tersebut. Kamu menahan semuanya, tidak boleh sampai pelspasan di sekolah.

If You NeedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang