"Welcome home, Baby!"
Deg.
Deg.
Deg.
Kamu menatap lelaki diahadapanmu tidak percaya.
"Lo!?"
Cepat-cepat kamu berlari hendak keluar kembali. Namun.
Hap!
Lelaki itu menangkapmu dan menutup hidung dan mulutmu dengan sapu tangan. Bau bius menyeruak ke dalam indra penciumanmu. Sepertinya.. ini dosis tinggi. Kamu merasa lemas, dan lelaki itu kemudian memeluk erat tubuhmu sebelum mengangkatnya ala bridal style.
"Sorry Baby. Kamu mau nggak mau harus mau."
"Udah cukup aku kasih kamu kebebasan setahun ini. Ini udah waktunya kita mulai menghabiskan waktu berdua."
Ujarnya sembari menatapmu lama.Cup.
"Ahh.. bibir ini yang selalu pengen aku cium sejak dulu."
.
.
.
.
"Eunghh.."
Matamu terbuka dengan sakit luar biasa di kepala. Penglihatanmu masih memburam dan samar-samar kamu melihat seseorang di depan ranjang. Kamu menggeliatkan tubuhmu, tapi seakan tersadar, kamu menggigil ketakutan. Tubuhmu tidak bisa bergerak bebas.
"Lepas.."
Paraumu.Suara kekehan di depan tak membuatmu ingin melihatnya.
Kamu tertipu.
"Lepasin gue.. Yuan."
Iya, lelaki itu adalah Yuan.
Dia mengecohmu. Suara yang dia gunakan di pesta Hanan kemarin, bukanlah suara aslinya. Tapi, kamu memang merasa mengenali suaranya kemarin. Makanya kamu bersikap waspada dan berbagi cerita dengan Caca.
Tapi sialnya, kamu tertipu dengan kebohongannya di telepon yang mengatakan sedang tidak berada di Indonesia.
Dan sekarang, kamu tidak tahu ini dimana.
Yang kamu tahu, tangan dan kakimu terikat ke tiang ranjang dan kamu telanjang di hadapannya. Lalu apakah kamu takut?
Tentu saja!
Wanita mana yang mau terbangun dengan keadaan seperti ini, di depan seorang lelaki yang ditakutinya? Terlepas apakah dia tampan atau tidaknya, tetap saja Yuan merupakan seseorang yang kamu takuti dan waspadai.
"Jahat! Brengsek! Jangan lihat gue!"
Kamu mulai histeris dan berusaha menarik-narik tali yang mengikatmu agar terlepas walaupun sia-sia.
"Kan udah aku bilang, aku mau lihat tubuh telanjang kamu, sayang."
Ujar Yuan santai dengan suara aslinya, sama persis seperti di telepon.Dia semakin bersemangat ketika melihat tubuh telanjangmu bergerak menggeliat, menurutnya itu cukup erotis dan sungguh mengundang hasratnya.
"Stop lihatin gue, brengsek! Hiks.. Lepasin Gue! Gue mau pulang!"
Yuan mendekat kearahmu. Dan kini kamu menatapnya walau sedikit takut. Kamu ingin melihat apakah ada sebuah harapan disana. Baru kamu sadari jika Yuan tengah memegang kuas, dan setelah melihat ke depan dengan jelas, kamu tahu bahwa dia sedang melukismu.
Gila.
Lelaki ini memang gila dan tidak waras.
Yuan duduk di sisi ranjangmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Needy
Storie d'amoreRated (M) 🔞 Koleksi Oneshoot dan Short Story pure imajinasi gue sebagai author. You as Clara. ⚠ Don't Do This In Your Real Life! ⚠ Kalau lo baca ini, dosa di tanggung lo sebagai sang pembaca.