Vote jangan lupa bestie komen apalagi
Pasif maka sama aja anda tidak tahu cara menghargai karya orang
Selamat baca
~~~
Bulu mata lentik itu secara perlahan bergerak memisahkan diri. Iris mata hazel itu mulai terlihat dan berusaha menyesuaikan pencahayaan yang bertengger di langit-langit kamarnya.
Ketika mata itu mulai terbuka sepenuhnya, Bella langsung memegangi kepalanya yang masih cukup berdenyut.
Dia berusaha untuk bangun meskipun kepala dan tubuhnya belum bisa bekerja sama. Dia meneliti sekitarnya.
Ini kamar siapa?
Terakhir kali dia ingat mabuk di Bar terlalu banyak meneguk vodka. Sekarang dia berada di sebuah kamar yang interiornya bisa dibilang luxury.
Jika bukan orang berduit mana bisa mempunyai unit sebagus ini.
Sambil bertanya dalam pikirannya dia berusaha menggapai ponselnya yang tergeletak di atas nakas. Melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 7 pagi, membuat Bella langsung teringat.
"Astaga ini hari pertama MPLS. Gue udah kesiangan," gumam Bella menepuk keningnya. Dia langsung akan segera turun dari spring bed yang menjadi tempat tidurnya semalam.
Saat selimut itu sudah sepenuhnya turun, dia baru sadar ada sebuah jaket kulit coklat terang yang membalut tubuhnya.
"Bara?" gumam Bella saat menghirup aroma parfum yang masih awet di jaket itu.
Bella mulai menapaki lantai lalu berjalan keluar dari kamar. Rasanya hening seperti tidak ada kehidupan dalam apartemen ini.
Dia berjalan ke arah dapur lalu melihat sepiring fish and chips yang masih hangat di sana. Sebuah sticky notes berwarna kuning menempel di samping piring tersebut.
'Dimakan. Hari ini lo nggak perlu dateng ke sekolah dulu. Istirahat aja di kamar sampai gua balik sore ini'
"Mana bisa sekretaris osis santai waktu acara MPLS gini," gumam Bella lalu membuang nafasnya kasar.
Seharusnya dia tidak mabuk tadi malam. Dia harus lebih mengontrol diri. Tapi masalah keluarganya semalam benar-benar tidak bisa ditoleransi lagi.
Bella tidak enak dengan Bara jika harus duduk di apartemen yang bahkan bukan miliknya. Dia tidak ingin mengabaikan tanggung jawabnya.
Dia akhirnya bergegas kembali ke kamar untuk segera membersihkan diri. Dia akan tetap pergi ke sekolah meskipun Bara melarangnya datang.
Sampai masuk di kamar mandi, Bella mulai melepaskan kancing kemejanya lalu pandangannya tertahan ke satu sticky notes lagi di cermin dekat dengannya.
'Handuk dan wewangian buat lo mandi. Kalau lo tetap nekat, seragam ada di lemari'
Diam-diam Bella mulai tersenyum setelah membacanya. Bara mungkin tahu jika dia tetap akan pergi ke sekolah meskipun terlambat.
"You always make me comfortable with your attention, Bara."
***
Hari pertama masuk sekolah setelah hampir 2 bulan liburan semester. Suasana sekolah tampak begitu ramai. Parkiran Valexandria kembali dipenuhi oleh kendaraan siswa di pagi hari.
Beberapa ada yang berpenampilan mencolok. Menandakan bahwa dia adalah siswa kelas 10 yang masih baru pertama menghirup udara sekolah elite di Jakarta itu.
Tetapi ada salah satu siswa yang lebih mencolok daripada murid baru. Baru pagi hari, Valexandria sudah diramaikan dengan kedatangan murid pindahan dari luar negeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEBARAN : PRINCE OF VALEXANDRIA
Teen Fiction[18+] Ketika dia harus menjaga dua gadis dalam hidupnya. Bara harus siap menerima semua konsekuensi yang akan dia hadapi. Termasuk menerima banyak teror yang menyerang kehidupan remajanya. Callista dan Bella merasa aman saat Bara bersama mereka. Tid...