Vote sebelum baca!!
Komen spam banyak-banyak
Jangan jadi pasif
~~~
"Kau lapar kan?"
Callista memandang sebuah gerai pinggir jalan yang ramai oleh pembeli di depannya. "Sepertinya iya. Melihat jagung itu sepertinya aku ingin makan."
Bara memarkirkan mobilnya paralel segera saat melihat tempat kosong. Setelah dirasa sempurna, dia mematikan mesin mobilnya, secara otomatis kedua pintu depannya terbuka lebar perlahan.
Aroma asap dan bakaran langsung menyengat di indera penciuman mereka. Bahkan rasanya Callista semakin lapar mencium bau yang tidak pernah dia temukan sebelumnya saat di Jerman.
"Ini makanan apa, Bar?" tanya Callista yang masih tidak tau makanan yang banyak ditunggu pembeli di sekitarnya.
Terdapat danau buatan dan beberapa alas seperti piknik digelar sebagai tempat duduk para pelanggan. Cahaya lampu yang hangat menghiasi langit gerai tersebut, belum lagi perahu bercahaya yang berlalu lalang.
Dia baru tau ada tempat seperti ini di Jakarta. Bahkan mungkin dia tidak pernah melihat ini saat di Frostburg atau di negara manapun.
Bara menarik tangan Callista mendekat ke pria berkumis tebal dengan rambut yang sudah mulai memutih itu. Seketika penjual itu mengerjapkan matanya melihat sosok yang datang.
"Eh, Den Bara, apa kabar? Udah lama kamu nggak kesini," sapa pria tersebut dengan ramah.
"Baik, Pak. Pak Didit gimana kabarnya? Dagangannya laris?" balas Bara cukup ramah juga sedikit tersenyum.
"Alhamdulillah atuh. Bapak udah tahunan makin ramai. Lagipula jagung bakar buatan bapak mah belum ada yang bisa ngalahin."
Bara tertawa pelan lalu sedikit menepuk pundak pria itu seolah memberinya semangat. "Percaya diri itu memang baik, Pak Didit. Semoga selalu ramai gerainya."
"Aamiin atuh." Pak Didit beralih pada gadis bule yang di matanya sangat cantik di sebelah Bara. "Ini siapa, Den? Biasanya aden kesini sama teman-teman aden. Sekarang mah sama cewek cakep."
"Ah, iya. Dia pacar Bara, Pak. Namanya Callista," jawab Bara sambil merapatkan jarak di antara mereka berdua.
Callista hanya melemparkan senyuman hangatnya kepada pria tua yang menatapnya penuh kekaguman itu. "Selamat malam, Pak."
"Aduh udah geulis sopan pisan anaknya. Cocok mah sama kamu, udah ganteng pasangannya sama yang cantik gini, pasti nanti anaknya juga cakep."
Bara kembali tertawa. "Kita masih sekolah, Pak. Belum mikir kesana."
"Bapak doain kalian jodoh deh."
"Semoga," gumam Callista dalam hatinya. Meskipun dia masih tidak tau apa yang akan terjadi pada hubungan mereka selanjutnya.
Bara hanya tersenyum tipis mendengar pemilik gerai jagung bakar itu juga mendukungnya juga.
"Jadi kalian mau pesan apa nih?" tanya Pak Didit kemudian.
"2 jagung bakar sama 2 teh hangat," balas Bara cepat.
"Ada tambahan lain? Bapak ada menu bubur ayam baru. Lagi viral di sosial media sekarang," tawar Pak Didit.
"Itu dulu sementara. Nanti kalau ada tambahan aku akan memesan lagi."
"Oke deh. Ditunggu sebentar ya?"
Bara mengangguk lalu kembali menarik tangan Callista untuk mengikutinya. Kebetulan tikar di atas tanah berumput taman itu tersisa satu. Sebuah keberuntungan untuknya. Dia pun mengajak Callista untuk duduk di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEBARAN : PRINCE OF VALEXANDRIA
Ficção Adolescente[18+] Ketika dia harus menjaga dua gadis dalam hidupnya. Bara harus siap menerima semua konsekuensi yang akan dia hadapi. Termasuk menerima banyak teror yang menyerang kehidupan remajanya. Callista dan Bella merasa aman saat Bara bersama mereka. Tid...