Maaf menghilang agak lama kemarin sibuk dikit wkwk
Ada yang nungguin nggak nih?
Vote sebelum baca wajib!!
Komen yang banyak no passive
~~
Sinar matahari pagi menembus sela-sela gorden dalam kamar bernuansa keabuan itu. Kedua mata Bella terganggu dan menyerah dengan tusukan sinar yang sangat menyengatnya sehingga segera membawanya kembali dari alam bawah sadarnya.
Dia memutuskan untuk segera menegakkan tubuhnya. Setelah itu meregangkan ototnya yang sudah lebih baik dari semalam.
Tidurnya sangat nyenyak. Efek obat yang diberikan Bara semalam benar-benar membuatnya lebih baik. Dia bisa beristirahat dengan tenang meskipun dalam pengaruh obat.
Sedikit menyapu setiap sudut kamar besar itu, tatapan Bella berhenti pada sosok yang masih memejamkan matanya dengan tenang di seberangnya. Tepatnya di atas sofa panjang.
Bara masih tidur dengan pulas. Cowok itu memilih untuk tidur di sofa setelah Bella memintanya untuk tidak meninggalkan kamar.
Dan Bara menepati janjinya. Cowok itu menunggunya sampai tertidur pulas di sofa yang sempit serta tidak sesuai dengan tubuh Bara yang besar dan tinggi.
Bella setelah itu memilih segera menurunkan kakinya ke lantai. Perlahan tanpa mengeluarkan suara dia berjalan mendekat ke sofa panjang tempat Bara masih tertidur pulas.
Dia berusaha untuk tidak membuat kegaduhan saat sudah sampai di dekat cowok tampan yang tak sadarkan diri sekarang ini. Bella dengan perlahan berlutut dan duduk di atas lantai.
'Kalau tidur gini dia baru nggak nyebelin. Kalau udah bangun hati cewek pun dia buat mainan' gumam Bella dalam hatinya.
Seulas senyuman terbit di wajahnya. Ingatan Bella kembali mengingat kejadian mengerikan semalam jika Bara tidak cepat datang.
Bara memang pemberani dan tidak diragukan lagi, dia tidak kenal ampun jika sudah terlibat perang dengan musuhnya.
Semua pria preman semalam tidak tewas. Tapi Bara membuat mereka lumpuh dan kesakitan, mungkin saja kondisi mereka sekarang masih memburuk.
Lahir di keluarga yang konglomerat dan berdarah dingin tentu membuat karakter dari seorang Bara juga akan keras seperti keluarganya yang lain.
Kedua mata kecoklatan Bella kembali menelisik garis wajah yang sempurna di depannya. Entah kenapa pahatan wajah Bara bisa dibilang abnormal. Meskipun Bella tau kakek dan papanya itu pria tampan, tapi genetik ini terlalu kuat jika diturunkan.
Semua keluarga bergengsi kelak mempunyai impian bisa mendekatkan putri mereka dengan Aldebaran dan Calvin Brahmasta. Keturunan yang lahir dari seseorang yang indah akan menghasilkan bibit yang unggul juga.
Bella tau itu. Karena itu Callista sebagai gadis bangsawan pun pasti melihat Bara dari sisi seperti itu.
"Sampai kapan mau terus lihatin gua?"
Kedua mata Bella mengerjap dengan cepat. Dia melihat kedua manik biru teduh baru dibuka, disusul senyuman tipis yang tercetak di wajah tampannya.
"Kenapa kamu nggak bilang kalau udah bangun?" balas Bella heran.
"Mager aja buat bangun."
"Maaf udah ganggu kamu dari semalam. Makasih udah jagain aku juga."
Bara menatap datar Bella yang sedang duduk di sampingnya menundukkan kepala. "Ada kata lain selain maaf dan makasih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEBARAN : PRINCE OF VALEXANDRIA
Teen Fiction[18+] Ketika dia harus menjaga dua gadis dalam hidupnya. Bara harus siap menerima semua konsekuensi yang akan dia hadapi. Termasuk menerima banyak teror yang menyerang kehidupan remajanya. Callista dan Bella merasa aman saat Bara bersama mereka. Tid...