Vote sebelum baca wajib!!
Harap tidak menjadi pembaca yang pasif dan tidak melaksanakan kewajibannya
~~~
"Kak, kapan kita beli es krim? Cakra udah lapar nih."
Bella yang sedang sibuk dengan iPadnya terhenti saat melihat adiknya sudah bangun dari tidurnya dengan rambut yang berantakan.
"Sudah bangun aja kamu. Nyenyak tidurnya, hm?" Bella membenarkan rambut lebat adiknya dan menarik anak itu untuk duduk lebih dekat dengannya.
Cakra mengangguk sambil mengucek satu matanya. "Cakra tadi ngantuk. Makanya ketiduran hehe."
"Sebentar lagi kita pulang. Terus kita ke toko es krim favorit kamu."
Mendengar itu seketika Cakra senyum sumringah. "Yeay! Thank you kak."
Setelahnya Bella mendengar pintu ruang osis dibuka. Para anggota lain masuk ke dalam dengan keringat dan wajah lelah di wajah mereka semua.
"Akhirnya bisa kena AC juga," ucap Dhika lalu menghempaskan tubuhnya tepat di bawah udara AC berhembus. Kaos putih oversize yang dikenakannya bahkan sudah lecek dan basah.
"Butuh air?" tawar Bella kepada Dhika yang duduk di dekatnya.
Dhika mengangguk lemah sambil menerima botol air mineral milik Bella lalu mendongak untuk meneguknya guna membasahi tenggorokannya yang kering.
Suasana kembali ramai di ruangannya.
"Bara udah ijinin kita pulang. Jadi kalau lo mau balik silahkan," ujar Dhika sambil membersihkan sisa air di sekitar mulutnya. Memberikan botol milik Bella.
"Kak, ayo kita beli es krim sekarang," pinta Cakra pada kakaknya. Dia menarik-narik ujung lengan baju Bella.
"Sebentar lagi ya? Kakak harus konsultasi dulu sama temen kakak dulu."
"Kak ... Cakra laper ..."
Melihat kedua mata Cakra yang berkaca-kaca membuat Bella tidak tega. Dia pun segera akan mencari Bara untuk berpamitan saja. Dia bisa konsultasi laporan nanti di telfon.
"Boy, tangkap!" Dhika melemparkan satu bungkus snack dari tasnya pada Cakra.
Cakra menangkapnya dengan sigap. Dia melihat snack berukuran besar yaitu kentang goreng dan bumbu sapi panggang tertulis di sana.
"Buat lo. Makan dulu tuh jajan gue," kata Dhika.
"Serius buat Cakra?"
"Iyaa buat lo cil."
"Makasih, Bang Dhika."
Cakra langsung membuka bungkusan jajan itu dan memakan isinya. Terlihat adiknya kelaparan. Bella jadi merasa bersalah menelantarkannya seorang diri tadi.
Tadi dia sudah memberitahu Zey kalau dirinya membawa Cakra bersamanya dan menyuruh Zey untuk menyelesaikan masalah dengan Raka terlebih dulu.
"Bar, gue sama yang lain cabut dulu ya."
Bara mengangguk membiarkan satu per satu anggota lainnya untuk pulang karena hari sudah sore. Dia sambil terus mendengarkan Alana yang memberikannya informasi terkait dewan sekolah dan dana yang baru saja cair.
"Jadi gitu. Kepala sekolah kasih kita kebebasan sisa dananya mau dibuat apa sama anak osis." Alana memberitahu itu sebagai penutup informasinya.
"Hmm. Nanti kita bincang sama yang lain," jawab Bara sambil merasakan ponselnya berbunyi dalam saku celananya.
Setelah itu Bara kembali keluar untuk menjawab panggilan telfon itu. Alana melihat Bella yang sedang memandangnya bersama Bara dari kejauhan. Dia lalu menghampiri rekan kerjanya lalu ikut duduk di sebelah Cakra.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEBARAN : PRINCE OF VALEXANDRIA
Ficção Adolescente[18+] Ketika dia harus menjaga dua gadis dalam hidupnya. Bara harus siap menerima semua konsekuensi yang akan dia hadapi. Termasuk menerima banyak teror yang menyerang kehidupan remajanya. Callista dan Bella merasa aman saat Bara bersama mereka. Tid...