Mature content harap bocil menyingkir ⚠️🔞
Sorry sibuk kuliah jadinya telat up
Vote dan komen harap spam ya yang banyak!
~~~
"Kakak udah bangun!"
Cakra dengan antusias menghampiri Bella yang barusan keluar dari kamar tidurnya. Kondisi mukanya masih cukup pucat. Meskipun gadis itu sudah mencuci muka dan berganti pakaian.
Mendengar teriakan Cakra, buru-buru Zey dari arah balkon apartemennya juga segera masuk kembali ke dalam.
Bella mengulas senyumannya saat Cakra langsung memeluk pinggangnya. Anak itu terlihat senang melihatnya seperti pasien yang sudah lama tertidur.
"Bella? Gimana sekarang badan kamu? Masih sakit? Perlu ke rumah sakit?" tanya Zey sambil menempelkan punggung tangannya ke kening putrinya.
"Sudah lumayan enakan kok. Mama nggak perlu bawa aku ke rumah sakit," balas Bella lembut menatap mamanya yang terlihat khawatir.
"Demam kamu sudah turun. Hari ini kamu di apartemen aja istirahat. Jangan pergi kemanapun dulu buat mulihin tenaga," tutur Zey lalu merangkul lengan putrinya untuk mengikutinya ke meja pantry.
Di dudukan Bella dengan perlahan. Zey juga langsung menyiapkan makanan untuk putrinya makan. Hari ini dia memutuskan untuk cuti dan menjaga anak-anaknya lebih banyak.
Selama ini Zey terlalu sibuk bekerja pagi sampai malam. Dia tidak punya pilihan lain untuk selain meninggalkan kedua anaknya. Dia berharap Bella dan Cakra bisa mandiri saat dia ada di kantor.
"Makan dulu sayang. Supaya kamu bisa minum obat." Zey menyodorkan sepiring nasi putih dan semangkuk sup daging yang sudah dimasak pagi ini.
Bella memejamkan matanya menghirup aroma sup yang masih panas di hadapannya. Makanan nostalgianya. Dulu Zey selalu membuatkan makanan ini saat musim hujan atau salah satu dari mereka sakit.
Raka selalu menghabiskannya dulu jika Zey sudah memasak makanan hangat ini. Bella jadi rindu dengan papanya.
"Rasanya nggak pernah gagal," ucap Bella setelah meminum satu sendok kuah hangat penuh rempah itu.
Zey tersenyum hangat ikut senang karena Bella selalu suka dengan masakannya. Dia sengaja memasak makanan ini karena Bella juga butuh makanan ringan.
"Kakak jangan sakit lagi, ya? Cakra jadi sedih lihat kakak badannya panas semalam," ujar Cakra menyentuh kedua paha Bella membuat wajahnya menjadi sedih.
Bella tersenyum penuh pada adiknya. "Kakak cuma kecapean. Bentar lagi kakak ujian jadi banyak yang dipikirin."
"Untung aja Bang Bara bawa kakak pulang semalam. Kalau nggak? Kakak gimana nanti diluar?"
Bella langsung tersedak setelah Cakra menyebut nama Bara ditengah dia mengunyah makanannya. Zey menggelengkan kepalanya, lalu menyodorkan segelas air putih untuk putrinya teguk.
Kejadian kemarin sore. Bella hampir lupa jika kemarin dia pergi pulang bersama dengan Bara.
"Bang Bara bawa kakak ke kamar?" tanya Bella setelah selesai meletakkan gelas airnya.
Cakra mengangguk. "Abang juga yang kompres kakak terus kasih kakak obat."
"Benar apa kata adik kamu. Untung aja ada Bara, kalau nggak mama mungkin udah panik duluan," imbuh Zey seraya menghela nafasnya.
"Semalam mama ketemu sama Bara?" tanya Bella penasaran.
"Iya, waktu mama pulang Bara masih di sini temani kamu sama adik kamu. Dia bilang kalau kamu demam dan pingsan di kamar. Jam 9 malam dia baru pulang setelah mama sampai."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEBARAN : PRINCE OF VALEXANDRIA
Teen Fiction[18+] Ketika dia harus menjaga dua gadis dalam hidupnya. Bara harus siap menerima semua konsekuensi yang akan dia hadapi. Termasuk menerima banyak teror yang menyerang kehidupan remajanya. Callista dan Bella merasa aman saat Bara bersama mereka. Tid...