Dewi Soraya setelah menembus lubang hitam penghubung alam ghaib , tahu-tahu muncul di depan sebuah mulut goa yang sangat indah. Goa itu berdinding batu-batuan berwarna putih bersih dengan halaman berhampar Padang rumput hijau diselingi bunga. Dari mulut goa berhembus bau harum semerbak. Di mulut goa itu tengah berjaga-jaga selusin prajurit lelaki gagah berpakaian dari sisik ular ber warna putih. Di kening masing-masing terikat kain putih dengan bagian tengah dihiasi sejenis perhiasan bermata berlian. Goa Putih markas kerajaan ghaib Siluman Ular Putih Hati Suci pimpinan Sri Kameswari.
Melihat siapa sosok yang muncul di depan goa, seketika selusin prajurit lelaki itu menjadi gelisah dan gentar.
"Sri Nagarumi, lekas beritahu sang ratu!" Titah seorang prajurit kepada kawannya. Prajurit yang diperintah dengan berlari masuk ke mulut goa.
"Ya, ya ya! Memang seharusnya begitu, suruh ratumu itu keluar agar tidak mengeram terus diatas singgasananya" ujar Dewi Soraya alias Dewi Ular sambil berkacak pinggang.
"Dewi, kami menaruh segan kepada sosokmu, bagaimanapun juga kau adalah kakak kandung dari junjungan kami, namun kami harap agar Dewi bisa bertata krama dengan baik" ujar seorang prajurit.
"Lancang! Prajurit hina seperti mu berani memerintahku?" Murka Dewi Ular. Sepasang matanya melotot garang, prajurit yang barusan menegur Dewi Ular terkejut setengah mati tatkala melihat sepasang mata Dewi Ular berubah hitam kelam, dan tahu-tahu wusss dari sepasang mata Dewi ular melesat dua baris sinar hitam berhawa panas dengan begitu cepatnya.
Tanpa sempat mengelak prajurit itu kena hantam sinar hitam yang keluar dari sepasang mata Dewi Ular, tak ampun sosoknya langsung hangus terpanggang api berwarna hitam kemudian berubah jadi abu putih berbau harum.
"Dewi! Kenapa kau membunuh sahabat kami?" Seorang prajurit kalap, dia hunus tombaknya dan menyerang Dewi Ular.
Dewi Ular lagi-lagi dengan sepasang sinar hitam membunuh prajurit satu itu.
Dua teman sudah jadi korban, maka sisa sepuluh prajurit yang menjaga mulut goa pun tersulut marah, kesemuanya siapkan senjata tombak masing-masing, membentuk barisan melingkar buat mengurung rapat sekaligus melancarkan serangan dari segala arah.
"Hentikan!" Terdengar suara perempuan penuh wibawa mencegah para prajurit bertindak nekat.
Sepuluh prajurit serta merta berhenti melancarkan serangan, semuanya berlutut memberi hormat. Dari mulut goa berjalan satu sosok perempuan cantik luar biasa, memakai pakaian panjang mewah berwarna putih, luar biasanya di pakaian itu penuh dengan manik-manik permata hingga berkilauan diterpa sinar mentari. Di kepalanya bertengger mahkota besar terbuat dari perak murni berbentuk ular. Enam orang dayang yang mengekorinya bertugas buat memegangi bagian pakaiannya agar tidak terseret tanah. Sosoknya diikuti setidaknya dua puluh prajurit. Dialah Sri Kameswari, pemimpin kerajaan Ular Hati Suci.
Dewi Soraya berdecih melihat kemunculan perempuan yang tak lain adalah adik kandungnya sendiri
"Kakak, sudah lama kau tidak menyambangiku. Sungguh tak terkirakan kebahagiaan yang sedang ku rasa saat ini"
"Sudahi basa-basimu itu Wari! Aku datang ke sini juga dengan berat hati, kenapa ku mencampuri urusanku di dunia luar sana, hah?" Bentak Dewi Soraya.
Karuan saja ucapan kasar itu membuat seluruh punggawa kerajaan ular putih menggeram. Untung saja sang Ratu bisa meredam rasa amarah bawahannya.
"Urusan yunda yang mana yang saya ikut campuri?""Tidak usah berlagak bodoh! Di luar sana anak buahmu berkeliaran dan membunuhi anak buahku!"
"Oh, harap yunda maafkan, memang ada anak buah saya yang saya beri tugas ke dunia luar..."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAWAR DARAH & HALILINTAR BIRU
Fantasy"Hridaya pravahita anugraha" Cinta adalah anugerah yang mengalir dari hati. Lintang Arganata seorang murid cekatan dari padepokan Linggabuana mendapatkan tugas memberikan undangan adu tanding Kanuragan ke Padepokan Kembang Dewa. Di sana Lintang Arg...