hari ini jaehyuk kembali berhadapan dengan choi hyunsuk, salah satu orang yang menimbulkan kesan kuat baginya dari sekian banyak pasien yang telah ia tangani.
hyunsuk datang untuk memantau kembali kondisi lukanya setelah kunjungan terakhirnya lima hari yang lalu.
"lukamu sudah membaik. apa kau mengoleskan salepnya secara rutin?"
"iya, dok."
"bagus. kalau begitu, saya rasa sudah tidak ada masalah. apa ada hal lain yang ingin kau sampaikan?"
"eum, saya rasa tidak ada, dok."
hyunsuk membungkukkan badannya sekilas kemudian bangkit berdiri dan hendak beranjak keluar dari ruangan jaehyuk, tetapi ringisan samar dan gestur berjalannya yang aneh menarik perhatian sang dokter.
bahkan pemuda choi itu hampir oleng kalau saja jaehyuk tidak sigap menahan tubuh ringkihnya.
"apa ada bagian tubuh lain yang sakit?" tanya jaehyuk untuk kedua kalinya.
diamatinya raut gusar sang pasien yang kini tengah menggigit bibirnya, menahan sakit.
"tidak apa-apa, kau bisa mengatakannya padaku." jaehyuk mengarahkan hyunsuk untuk duduk di kasur yang biasanya digunakan untuk tempat pemeriksaan.
"saya merasakan rasa nyeri yang tak tertahankan ... uhm, di bawah sana ... kalau saya berjalan, rasa perihnya menjalar hingga ke tulang belakang."
"maaf, boleh tolong lebih spesifik lagi, di bagian mana yang kau maksud?"
jaehyuk menangkap guliran pupil mata hyunsuk yang bergantian menjatuhkan pandangannya ke lantai dan ke arah perawat wanita yang kini masih berdiri di ambang pintu.
"perawat belle, bisa tolong tinggalkan kami sebentar? pasien terlihat tidak nyaman dengan banyak orang."
"ah, baik, dok."
sepeninggalan perawat belle, jaehyuk pun kembali membujuk, "nah, sekarang hanya tinggal kita berdua. bisakah kau mengatakannya padaku, di bagian mana tepatnya rasa nyeri itu terasa?"
hyunsuk menggigit bibirnya sebelum akhirnya menjawab dengan susah payah, "m-my butt hole, dok ...," cicitnya masih dengan kepala tertunduk.
"maaf kalau terkesan lancang, tapi apakah rasa nyeri tersebut disebabkan oleh aktivitas seksual?"
anggukan pelan dari hyunsuk membuat jaehyuk serta-merta mengaitkan semua benang merah atas semua lebam dan luka bakar yang tertoreh pada wajah dan leher hyunsuk sebelumnya.
"kalau tidak keberatan, saya boleh izin memeriksa?"
setelah hyunsuk memberikan persetujuan, jaehyuk pun mengarahkan pemuda itu untuk berbaring di ranjang dengan posisi tengkurap dan celana yang telah ia lucuti sebelumnya.
"boleh tolong angkat sedikit pinggulmu?"
kalau boleh jujur, hyunsuk merasakan ketakutan yang mendadak menyerangnya saat berada dalam posisi seperti ini.
bayang-bayang ketika sosok itu menghujamnya dengan begitu kasar dan tanpa rasa ampun, seketika kembali menghantui pikirannya.
"rileks saja, hyunsuk." jaehyuk menenangkan saat melihat lutut sang pasien yang bergetar.
setelahnya, jaehyuk membalut kedua tangannya dengan latex gloves dan mulai memeriksa keadaan hole sang pasien.
"ada luka di bagian dalamnya. apa kau melakukannya cukup sering dan tanpa pelumas?"
hyunsuk tidak memberikan jawaban atas pertanyaan sang dokter, sebab ia pun bingung harus melontarkan argumen seperti apa.
"apa mungkin ... ini dilakukan bukan atas kehendakmu?" jaehyuk kembali bertanya dengan hati-hati.
kali ini, isakan pelan dari sang pasien membuat jaehyuk merasa telah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.
"saya izin mengoleskan numbing cream, ya. ini akan membantu mengurangi rasa sakitnya."
"t-tolong pelan, dok."
"baiklah, kau tidak perlu khawatir."
"eungh." satu desahan samar tanpa sadar lolos dari bibir hyunsuk karena rasa perih sekaligus menggelitik serta-merta melandanya tatkala jaehyuk mulai mengoleskan numbing cream ke dalam lubangnya.
"apakah begitu sakit?"
"shhㅡ l-lumayan perih."
oh, shit!
sepertinya setan sedang ingin bermain-main bersama jaehyuk saat ini.
sebab ketika jaehyuk memutar jarinya di dalam sana, makhluk jahat itu seolah beraksi dengan mengirimkan sinyal pada otaknya untuk mereka ulang kejadian di mana ia membantu asahi memuaskan hasratnya malam itu.
jaehyuk tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya.
selama lima tahun lebih ia berkecimpung di dunia medis, tak pernah sekalipun ia membiarkan pikiran liarnya mendominasi, selain dengan tujuan utama; mengobati pasien.
ia sangat lihai mengontrol nafsu dan pikirannya dalam keadaan seperti ini. spesialisasi yang ia tekuni mengharuskannya untuk terbiasa mengobati pasien dalam kondisi tanpa busana, baik itu pria maupun wanita.
namun, jaehyuk tak tahu apa yang terjadi dengan dirinya hari ini.
-☆-
sejak kejadian di malam itu, asahi tak bisa bersikap biasa saja di hadapan jaehyuk. rasa malu dan canggung yang begitu mendominasi membuatnya kerap kali menghindar untuk bertukar kata dengan si pemuda yoon.
pagi hari, asahi akan menyibukkan diri dengan berbelanja agar tidak perlu bertatapan dengan jaehyuk sebelum pemuda itu berangkat ke rumah sakit. saat malam pun, ia lebih memilih untuk mengurung diri di kamar.
benar-benar seperti orang asing yang tak sengaja tinggal dalam satu rumah.
namun hari ini, asahi mau tak mau harus menghadapi jaehyuk setelah pemuda yoon itu memintanya untuk mengantarkan dokumen penting yang tertinggal.
taksi yang asahi tumpangi berhenti di lobby sky medical centre. pemuda hamada itu turun dengan gugup sambil berulang kali melihat kembali penampilannyaㅡsesuatu yang sebenarnya tak perlu ia lakukan, mengingat ia bukan hendak menghadiri sebuah kencan buta.
usai bertanya pada resepsionis, asahi melangkah menuju ruangan di mana jaehyuk menjalankan praktiknya.
akan tetapi, tangan yang hendak menggeser pintu putih itu otomatis terhenti tatkala rungunya menangkap suara aneh dari dalam sana.
"sshㅡ pelan, dok. s-sakit ... akh!"
asahi mematung di tempat ia berdiri saat ini.
pemandangan yang terpampang lewat kaca kecil di pintu putih itu membuat dadanya mendadak berdenyut nyeri.
asahi bisa melihat di dalam sana, terdapat seorang pemuda yang tengah terbaring di ranjang pemeriksaan dengan posisi menungging dan jaehyuk yang memaju-mundurkan jarinya pada hole sang pasien.
asahi tidak tahu perasaan semacam apa yang tiba-tiba menggerogotinya saat ini.
ia tidak mengerti apakah perasaan ini hadir karena ia kecewa saat mendapati fakta bahwa jaehyuk ternyata tidak sebaik dan sebersih yang ia pikirkan?
ataukah karena ia tidak suka melihat jaehyuk memuaskan orang lain selain dirinya?
asahi benar-benar tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
spark in you; jaesahi
Fanfictiondemi melindungi sang adik, asahi rela membuang harga dirinya dengan menyamar menjadi wanita penghibur di salah satu kelab malam. ㅡ bxb, lowercase, baku ㅡ dom!jae sub!sahi ㅡ ft. hoonsuk ⚠ might contain harsh words, cross-dressing, mental & physical a...