15. a promise

650 102 33
                                    

a/n

aku kagettt, kok cepet banget udah 75 votes aja, padahal tadinya niatku mau lewatin seminggu biar aku lebih selow ngedraft-nya 😭

tapiii, makasih banyak yaa guyss 🫶
semoga bisa konsisten di tiap chapter!
kalo bisa malah makin banyak yang komen karena aku seneng bacain komen-komenan kalian hehe 😍

aku nulis chap ini agak ngebut, semoga ga mengecewakan

enjoy!

-☆-





















bugh!

"apa-apaan yang kau lakukan tadi?!"

hyunsuk mengusap darah segar yang mengalir melalui sudut bibirnya. ia baru saja melangkah masuk ke unit apartemennya dan satu bogem mentah dari jihoon adalah hal pertama yang ia terima.

"apa maksudmu?" hyunsuk berpura-pura tak mengerti.

"bisa-bisanya kau mencium pria lain, dasar jalang!" jihoon berseru dengan emosi penuh yang tergambar pada wajahnya.

melihat hal tersebut, tawa hambar pun mengudara dari mulut hyunsuk. "kenapa? apa itu salah?"

sikap hyunsuk yang sama sekali tak menunjukkan rasa bersalah membuat amarah jihoon semakin tersulut.

"kau masih berani bertanya?!" dicengkeramnya kasar kerah baju hyunsuk hingga rasa-rasanya kain katun itu bisa terkoyak paksa kapan saja.

"bagaimana kalau ada yang melihat?! kau sengaja ingin mempermalukan diriku, HAH?!"

hyunsuk memejamkan matanya kuat-kuat ketika teriakan bertubi-tubi dari jihoon menembus indra pendengarannya.

kepingan memori masa lalu ketika kedua orang tuanya kerap kali melakukan hal yang sama; memukul dan meneriakinya, kembali terputar di dalam pikirannya bak kaset rusak.

napasnya tercekat. tangannya mulai bergetar. hyunsuk membenci tubuhnya yang selalu mengeluarkan reaksi alami seperti ini tiap kali ada seseorang yang berteriak padanya.

"jangan ragu untuk memberikan perlawanan padanya. kalau kau lemah, dia hanya akan semakin menekanmu."

di saat itulah, kata-kata penguat dari jaehyuk berhasil menenangkan hyunsuk.

ia mengepalkan tangannya kuat, hingga kuku-kuku jarinya tertancap pada telapak tangannya, sembari merapalkan kata-kata sugesti untuk dirinya sendiri.

"bagaimana dengan dirimu?" hyunsuk membuka matanya dan menatap jihoon tepat ke dalam manik hitam kelamnya. "bukankah kau juga selalu melakukan hal kotor yang serupa?! bahkan hampir setiap hari! kenapa kau boleh dan aku tidak bolㅡ"

plak!

"setidaknya aku tidak pernah melakukannya di tempat terbuka sepertimu, sialan!"

kali ini, tawa keras hyunsuk menggema memenuhi ruangan yang luas ini. tidak pernah melakukannya di tempat terbuka, katanya?

terlampau muak, hyunsuk pun meludah tepat di wajah jihoon. "kau sebut itu sebagai pembelaan, brengsek?!"

jihoon terdiam beberapa detik atas keterkejutannya terhadap sikap tak terduga hyunsuk, tetapi sebelum ia sempat lanjut memaki, perkataan pemuda choi itu telah kembali berhasil membuatnya bungkam.

"kau sendiri yang mengatakan sejak awal bukan, kalau kau takkan pernah sudi menjadi suamiku? kalau begitu, kau tak berhak mengaturku! karena aku pun tak butuh sampah sepertimu, park jihoon."

spark in you; jaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang