chapter 02

379 11 4
                                    

Masa Kini—New York

Cole
Gue udah ngobrol sama Kane
Lo tinggal datang aja ke kantornya hari ini

Jenna meremas ponselnya keras-keras. Kalau bukan karena benda itu terbuat dari benda padat, ponselnya pasti sudah remuk di tangan Jenna. Ia menahan erangan frustasi.

Ia bercerita pada kakaknya tentang bagaimana ia butuh pekerjaan meski hanya magang. Kini dirinya hendak lulus dari NYU dan sepertinya ia ingin bekerja dan menetap juga di New York seperti kakaknya. Maka dari itu ia harus mencari pekerjaan sebelum lulus.

Cole Lim sudah lebih dulu lulus dari Harvard. Kini ia bekerja sebagai pengacara di sebuah firma hukum di New York. Dalam waktu singkat, Cole bisa menjadikan dirinya pengacara hebat dan terkenal di New York.

"Baru jam delapan dan kau sudah sefrustasi ini. Ada apa?" Ana yang sedang membuat kopi di pantri keheranan melihat Jenna di meja makan sedang menggerutu sendiri.

"It's my brother," sahut Jenna.

"That asshole, huh?" Iris yang tiba-tiba keluar dari kamar mandi ikut menimpali. "Apa lagi tingkahnya kali ini?"

Seperti rutinitas setiap pagi, mereka semua berkumpul di dapur atau ruang tengah untuk sarapan bersama sebelum sibuk dengan kegiatan masing-masing. Hanya saja Olivia sering tidak hadir karena—well, karena ia seorang Olivia yang lebih suka menghabiskan waktu di luar hingga pagi. Tapi ia selalu berusaha pulang saat sarapan—paling tidak ia sudah mencoba meski seringnya gagal.

Keempat gadis itu tinggal di sebuah rumah yang berada sedikit di luar area kampus. Awalnya mereka bertemu saat acara PPI—perkumpulan mahasiswa yang berasal dari Indonesia. Jenna dan Iris yang sudah berteman sejak kecil di Indonesia. Mereka bertemu dengan Olivia dan Ana. Berbeda dengan Jenna dan Iris yang asli dari Indonesia, Olivia sebenarnya berasal dari Amerika. Hanya saja ibunya asli dari Indonesia. Sedangkan Ana berasal dari keluarga campuran Indonesia dan Korea. Ayahnya asli Indonesia sedangkan ibunya orang Korea Selatan. Ana lahir di Indonesia dan pindah ke Korea Selatan saat kecil.

Keempatnya lalu berteman baik hingga memutuskan untuk keluar dari asrama dan menyewa rumah bersama-sama. Setidaknya memangkas harga sewa dan mereka akhirnya bisa mandi dengan tenang sendirian.

Mendengar respon Iris, Jenna terkekeh. Ia melihat Iris dengan mata memicing. "Dosa apa yang Cole lakukan padamu hingga kau begitu membencinya?"

Meski sama-sama memiliki darah Indonesia, bahasa Indonesia Ana dan Olivia tidak begitu lancar. Ana lebih fasih berbahasa Korea, sedangkan Olivia sejak kecil berada di Amerika dan tidak pernah mengunjungi Indonesia selain dari cerita ibunya. Jadi mereka biasa menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi, kecuali jika Iris dan Jenna sedang berdua saja. Tidak jarang Iris dan Jenna mengajari kedua temannya berbahasa Indonesia.

Iris menjawab, "Kau serius mau membahasnya? Aku bisa menuliskan satu buku penuh tentang dosanya padaku."

Ana ikut tertawa. Mereka semua sudah tahu sikap Iris yang antipati pada Cole. Jenna menduga karena sejak kecil Cole selalu mengganggu Iris dan membuat semua orang di sekolah memanggilnya zebra. Kelompok teman-teman Cole di sekolah dulu juga senang merundungnya. Mungkin Iris masih merasa kesal dengan semua itu.

"Jadi, ada apa dengan kakakmu?" Ana mengalihkan pembicaraan. Membahas kekesalan Iris pada Cole tentu bukan topik bagus untuk memulai hari.

Jenna menggerutu. "Dia merekomendasikanku untuk magang di perusahaan Kane."

"Perusahaan siapa?" tanya Ana bingung.

Mata Iris terbelalak begitu mendengar nama Kane. "Kane Hayes teman kuliah kakakmu? Whoa, sudah lama aku tidak mendengar namanya lagi."

Loathe You | BOOK 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang