***Pong duduk di kursi meja makan sembari mengamati foto di layar ponselnya. Tampak foto dirinya bersama dengan Tong saat mereka sedang di taman. Pong ingat benar saat itu mereka sedang bersantai di halaman belakang rumah Tong. Pria itu mengambil ponsel Pong dan mengambil foto mereka. Tong tampak tersenyum bahagia meskipun sembari mencium pipi Pong.
"Pong, makasih sudah membuatku tersenyum bahagia."
Pong ingat kalimat yang diucapkan oleh Tong. Dia ingat bagaimana senyuman menghiasi wajah Tong saat bersama dengannya. Bahkan matanya pun tidak bisa membohongi perasaan pria itu. Sayangnya Pong harus menghancurkan senyuman kebahagiaan itu. Pong ingat benar tatapan terluka yang terpancar di mata Tong.
"Apa kamu merindukan Tong?"
Suara Us membuat Pong terkejut. Segera dia mematikan layar ponselnya. Dia bisa melihat bosnya duduk di hadapannya. Pria yang mengenakan celana pendek dan kaos putih polos itu tampak baru saja bangun tidur.
Pong menggelengkan kepalanya. "Tidak, Bos."
Us menghela nafas berat. "Pong, perasaan rindu adalah perasaan yang timbul dengan sendirinya dan tidak bisa ditahan. Lagipula di sini hanya ada aku dan 2J. Kami tidak melarangmu untuk merasakan perasaan itu."
Pong sudah menceritakan semuanya kepada kedua bosnya. Beruntung 2J dan Us menanggapi ceritanya dengan baik. Karena mereka sudah mengenal Pong begitu lama sehingga mereka percaya Pong tidak memiliki tujuan jahat saat mendekati Tong.
"Aku hanya berharap dia baik-baik saja, Bos. Aku sangat megkhawatirkan keadaannya." Pong tertunduk sedih.
"Sebenarnya keadaannya tidak terlalu baik."
Pong mendongak dan menatap Us terkejut. "Apa maksudmu, Bos? Apa terjadi sesuatu padanya?"
"Aku tidak tahu terlalu banyak. Tapi Jjay hanya mengatakan jika kondisi mental Tong sedang tidak baik. Karena itu dia tidak bisa datang ke perayaan ulang tahun pernikahan kami." Jelas Us.
Pong menyalakan layar ponselnya dan mengamati wajah Tong. "Ini semua salahku. Jika saja aku tidak bersikeras masuk dalam hidupnya. Jika saja aku tidak bersikap egois dengan mengikuti hatiku. Jika saja aku mendengarkan kata-kata Khai untuk segera pergi, semua ini tidak akan terjadi. Tong tidak akan merasakan perasaan sakit."
Pong tidak henti-hentinya menyalahkan dirinya. Bahkan dia juga menyalahkan dirinya karena Tong harus menjalani hidup dengan tiga kepribadian lainnya. Tanpa disadarinya air mata Tong menetes membasahi pipi pria itu.
Us mengulurkan tangannya menyentuh tangan Pong. "Berhentilah menyalahkan dirimu sendiri, Pong. Semua yang terjadi berada di luar kendalimu. Kamu sudah melakukan yang terbaik unuk Tong. Aku yakin Tong tidak akan suka jika kamu menyalahkan dirimu atas tindakan ayahmu."
Pong bukanlah tipe orang yang mudah menangis. Tapi ketika berhubungan dengan Tong, dia tidak bisa menahan perasaannya.
"PONG! KELUAR KAMU, BOCAH SIALAN!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? 🐤 (Pong❤Tong, 2J❤Us) END
Thơ caKarena mabuk, Tong membuat sebuah kesalahan dengan membawa Pong ke ranjangnya. Meskipun Pong hanya pelayan di bar milik sahabatnya, tapi Tong merasa ada sesuatu dalam diri Pong yang sangat mempengaruhinya. Sampai akhirnya Pong mengetahui rahasia ter...