21. Sebuah Foto

62 5 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Pintu mobil terbuka lalu Lyn melangkah duduk di bangku belakang. Jjay yang duduk di belakang kemudi pun membalikkan tubuhnya.

"Bagaimana, Lyn? Apakah terjadi sesuatu?" tanya Jjay.

Sebenarnya Jjay menolak ide Lyn untuk melihat Pong. Tapi karena Tong tidak kunjung muncul membuat Jjay yang khawatir langsung setuju.

Lyn menyilangkan kakinya dan melipat kedua tangan di depan dadanya. Kemudian dia menghela nafas berat. "Kalau kamu berpikir Tong muncul, maka aku harus memberikan jawaban yang membuatmu kecewa, Jjay."

Asisten Tong itu tampak menunduk sedih.

"Tapi ada reaksi dari Tong." Ucapan Lyn berikutnya membuat Jjay mendongak dan menatap bosnya dengan tatapan berbinar.

"Reaksi apa?" tanya Jjay penasaran.

"Air mata."

Jjay melotot kaget. "HAH? Apa maksudmu, Lyn?"

"Aku pikir Tong merasakan kehadiran Pong sehingga dia menitikkan air mata. Percayalah, itu air mata Tong. Karena aku tidak pernah menangis." Jelas Lyn.

Jjay terdiam sejenak memikirkan apa yang dikatakan oleh Lyn. "Artinya masih ada kesempatan untuk Khun Tong agar kembali bukan, Lyn?"

Lyn menganggukkan kepalanya. "Mungkin saja. Semua itu tergantung pada Tong sendiri."

Jjay harus membenarkan ucapan Lyn. Tidak ada yang bisa dilakukan olehnya atau bahkan Lyn. Hanya Tong sendiri yang harus memiliki keinginan untuk kembali.

***

"Pong!"

Pria yang sedang membereskan alat musik itu langsung menoleh. Dia pun tersenyum melihat 2J dan Us berjalan menghampirinya.

"Auw, Bos!" Pong tersenyum lebar melihat kedua bosnya.

2J menepuk bahu Pong. "Terimakasih untuk lagunya yang indah, Pong."

Pong menggelengkan kepala. "Tidak masalah, Bos. Aku bahkan tidak bisa memberikan hadiah yang lebih baik lagi."

"Jangan berkata seperti itu, Pong. Lagu yang kamu berikan untuk kami sangatlah berarti. Sebenarnya aku ingin meminta satu hal padamu." Ucap Us.

"Apa itu, Bos? Katakan saja." Pong tampak bersemangat.

Us menunjukkan rekaman penampilan Pong di layar ponselnya. "Aku merekam penampilanmu tadi, apakah aku boleh mempostingnya ke media sosial? Aku juga ingin semua orang tahu suara indahmu dan lagumu yang sangat romantis."

Pong tersenyum mendengarnya. "Itu adalah hadiah untukmu, Bos. Kamu bisa mempostingnya."

"Makasih, Pong." Us tersenyum senang.

"Di sana kamu rupanya."

Suara itu membuat mereka bertiga menoleh. Mereka bisa melihat Jes menghampiri mereka dengan ekspresi marah.

Who Are You? 🐤 (Pong❤Tong, 2J❤Us) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang