***
"Orang yang ditemui Pong adalah Kodit Puwadon, pria yang menculikmu saat umurmu sepuluh tahun, Khun. Dan Pong selama ini menggunakan identitas pengganti. Nama aslinya adalah Tem Puwadon. Dia adalah putra tunggal Kodit." Jjay membeberkan informasi yang baru saja didapatkan dari Detektif Jet.
Tubuh Tong seakan disambar oleh petir mendengar informasi itu. Kemudian tatapan Tong tertuju pada Pong yang sudah berdiri.
"Pong apakah itu benar?" tanya Tong masih tidak percaya.
Kedua bahu Pong tampak terkulai lemas. "Aku memang tidak bisa mengganti kenyataan jika aku memang adalah putra Kodit Puwadon. Tapi aku tidak pernah berniat menculikmu, Tong. Percayalah padaku."
Lagi-lagi Jes memukul Pong untuk kedua kalinya. "Sebaiknya kamu tidak memberikan alasan apapun, karena itu sia-sia."
Tong hanya terdiam memikirkan segala informasi yang baru saja diterimanya. Mimpiya dulu saat dirinya masih kecil dan diikat disebuah rumah tua pun muncul dalam pikirannya. Semua perasaan dan pikiran yang berkecamuk membuat Ton tak mampu menerima semuanya itu. Seketika pria itu pun jatuh pingsan.
"TONG!" seru Jes menangkap tubuh pria itu sebelum jatuh ke lantai.
Makorn dengan panik menghampiri putranya. Dia mengusap rambut putranya yang berada dalam pelukan Jes. Kemudian Makorn menoleh ke arah Jjay. "Singkirikan pria brengsek itu! Dan siapkan kamar di rumah sakit ini."
Jjay menganggukkan kepalanya. "Baik, Khun."
Segera Jjay menyuruh pengawal untuk membawa Pong pergi dari sana.
"Khun! Khun Tong!" panggil Pong yang merasa cemas Tong tak sadarkan diri. Sayangnya Pong tidak bisa membebaskan diri dari dua pengawal yang menyeretnya pergi.
***
Dengan langkah lunglai Pong menlangkah menuju pintu apartemennya. Dia masih memikirkan Tong yang jatuh pingsan tadi. Meskipun merasa khawatir, tapi Pong tidak bisa menemui pria itu sekarang. Semua sudah hancur berantakan karena kehadiran ayahya.
"Dari mana saja kamu, Tem? Aku sudah memasakkan makanan untukmu." Ucap Kodit saat Pong baru saja melangkahkan kaki ke dalam apartemennya.
Melihat ayahnya, seketika Pong merasakan amarah memenuhinya. Dia menghampiri Kodit, menarik kerah kaos pria itu dengan kedua tangannya dan mendorongnya sampai ke dinding. Saking kerasnya membuat Kodit meringis sakit.
"Ini semua salahmu. Mengapa kamu harus kembali? Mengapa kamu dulu harus menculik dia?" marah Pong.
Alih-alih merasa takut, Kodit justru tersenyum sinis. "Bocah Bodoh! Jadi kamu masih terobsesi pada bocah laki-laki itu? Apa kamu sudah menemukan dia? Atau jangan-jangan kamu sudah menidurinya?"
Semakin marah, Pong melayangkan tinjunya ke pipi kiri ayahnya hingga pria itu jatuh ke lantai. Kodit menyentuh sudut bibirnya dan melihat darah menempel di jarinya. Pria itu meludahkan darah ke lantai. Kemudian dia pun berdiri dan menatap putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? 🐤 (Pong❤Tong, 2J❤Us) END
PuisiKarena mabuk, Tong membuat sebuah kesalahan dengan membawa Pong ke ranjangnya. Meskipun Pong hanya pelayan di bar milik sahabatnya, tapi Tong merasa ada sesuatu dalam diri Pong yang sangat mempengaruhinya. Sampai akhirnya Pong mengetahui rahasia ter...