22. Aku Akan Tetap Melindungimu

69 5 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Tong atau lebih tepatnya saat ini Khai perlahan membuka matanya, merasakan sakit yang menusuk di kepalanya. Pria itu mencoba bergerak, tetapi segera menyadari bahwa tangannya terikat erat di belakang kursi. Penciumannya menangkap aroma debu dan lembap, sementara matanya mulai menyesuaikan diri dengan cahaya redup di sekelilingnya. Dia berada di sebuah rumah kosong yang tampaknya sudah lama tidak digunakan.

"Di mana ini? Kenapa aku disini?" bisik Khai geram karena tidak bisa menguasai situasi.

Kemudian sekelebat ingat muncul dalam pikiran Khai. Dia bisa melihat dirinya dalam balutan gaun biru duduk di mobil bagian belakang. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di hadapan mobil yang dikendarai oleh Jjay. Lalu tiba-tiba ada seseorang yang keluar dari mobil dengan mengenakan masker dan topi hitam. Sebelum Lyn sempat mencerna situasi, pria itu membuka pintu dan membekap mulut dan hidung Lyn dengan saputangan yang sudah diberi klorofil. Meskipun tidak sepenuhnya pingsan, tapi tetap saja klorofil itu melumpuhkan seluruh indernya.

"SIAL!!!!" umpat Khai kesal karena membiarkan dirinya diculik begitu saja.

Langkah berat terdengar dari sudut ruangan, dan seorang pria paruh baya dengan topi hitam perlahan mendekat. Wajahnya sulit dibaca, tapi tatapannya dingin dan penuh maksud.

"Akhirnya kamu bangun juga, Khun Tong. Apa kamu masih mengingatku?" katanya dengan suara rendah dan serak.

Seketika rahang Khai mengeras saat mengenali pria itu. "Kamu.... Kodit Puwadon, pria brengsek yang dulu menculikku."

Pria itu tersenyum sinis. "Aku tidak menyangka kamu masih mengingatku."

Khai tersenyum sinis. "Mungkin Tong melupakannya, tapi tidak denganku."

Kodit memicingkan matanya. "Apa maksudmu?"

"Kamu tidak perlu tahu apa maksudku. Yang perlu kamu tahu adalah aku akan menghabisimu." Khai menatap Kodit dengan tatapan tajam.

Kodit tertawa terbahak-bahak, suaranya menggema di dalam ruangan yang suram. Khai, yang terikat erat di kursi, hanya bisa menatap dengan penuh kebencian.

"Kamu benar-benar berpikir bisa membunuhku, Bocah?" kata Kodit dengan nada mengejek. "Lihat dirimu. Apa yang bisa kamu lakukan dengan tubuh terikat seperti itu?"

Khai mencoba meronta, tetapi ikatan di tubuhnya terlalu kuat. "Tidak peduli gimana caranya, aku akan memastikan kamu membayar untuk semua ini."

Kodit mendekatkan wajahnya ke wajah Khai, senyum jahat menghiasi bibirnya. "Omong kosong. Kamu tak lebih dari seorang yang tak berdaya sekarang. Tidak ada yang bisa menyelamatkanmu."

Namun, sebelum Khai bisa membalas ucapan Kodit, suara langkah kaki cepat terdengar. Pintu ruangan terbuka dengan keras, dan Pong, putra Kodit, masuk dengan wajah penuh amarah.

"Hentikan semua ini!" teriak Pong. Matanya penuh kemarahan dan ketegangan.

Pong berhenti tepat di hadapan Khai menghalangi ayahnya untuk menyentuh pria itu.

Who Are You? 🐤 (Pong❤Tong, 2J❤Us) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang