***
"Tong!" panggilan itu membuat Tong membuka matanya.
Saat Tong membuka mata, dia segera bangun. Lalu dia melihat sekeliling dan menyadari jika saat ini dirinya sedang berbaring di atas padang rumput yang hijau. Tatapan Tong beralih pada seseorang yang berdiri tidak jauh darinya. Pria itu bisa melihat Khai berjalan mendekat. Segera Tong berdiri sehingga bisa berhadapan dengan kepribadiannya yang lain.
"Khai?" Tong berpikir jika dia bertemu dengan Khai, maka saat ini dia berada di alam bawah sadarnya.
Khai mengulurkan salah satu tangannya. Tong berpikir Khai hendak memukul atau menamparnya sehingga dia memejamkan matanya. Namun detik berikutnya, Tong merasakan sentuhan yang lembut di kepalanya. Sehingga pria itu pun membuka matanya. Benar saja tampak Khai tengah mengelus rambut Tong dengan lembut. Bahkan yang membuat Tong semakin terkejut adalah bibir Khai menyunggingkan senyuman. Meskipun tidak lebar, tapi Tong tetap bisa melihat senyuman itu.
"Aku sangat bangga padamu, Tong." Khai menurunkan tangannya.
Tong memicingkan matanya. "Bangga padaku? Apa maksudmu, Khai?"
"Kamu sudah bisa menerima masa lalumu yang begitu buruk dan menyakitkan. Selama ini aku selalu khawatir kamu akan menderita seperti dulu. Tapi ternyata pemikiranku salah. Kupikir karena kamu sudah bertambah dewasa." Khai memasukkan kedua tangannya di kantong celananya.
Tong pun teringat pada ucapan ayahnya di mana setelah selamat dari tragedi penculikan itu, Tong terus menangis, berteriak dan menyakiti diri sendiri.
"Khai, aku sudah salah paham padamu. Aku pikir kamu hanyalah kepribadian yang membuat onar dan membuatku harus kerepotan mengurus masalah yang kamu timbulkan. Tapi sekarang aku paham betapa besar pengaruhmu dalam hidupku. Jika bukan karena kamu mengambil alih seluruh rasa sakit itu, aku pikir aku tidak akan bisa bertahan sampai sekarang. Karena itu, aku ingin berterimakasih padamu." Tong berkata dengan sungguh-sungguh.
Khai terdiam membuat Tong merasa tidak nyaman. Dia tidak pernah bisa menebak apapun yang di pikirkan oleh kepribadiannya itu. Kemudian tiba-tiba Khai melangkah lebih dekat lagi dan memeluk Tong.
"Khai?" bingung Tong.
"Tapi sekarang akan bisa bertahan menghadapi semuanya, Tong. Kamu sudah menjadi lebih dewasa. Dan... kamu tidak akan membutuhkanku lagi." Suara Khai terdengar berbeda. Suara Khai tersirat akan kesedihan.
Tong melepaskan pelukan Khai dan menatapnya bingung. "Apa maksudmu, Khai? Kenapa kata-katamu terdengar seperti perpisahan."
Khai menganggukkan kepalanya dengan perasaan yang begitu berat. "Ya, itu adalah kata-kata terakhirku untukmu. Karena aku akan pergi."
"Pergi? Pergi kemana? Jangan bercanda, Khai! Bertahun-tahun aku mencoba menghilangkanmu dariku tapi tidak pernah bisa berhasil. Dan sekarang kamu ingin pergi?" Tong mendengus tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? 🐤 (Pong❤Tong, 2J❤Us) END
PoetryKarena mabuk, Tong membuat sebuah kesalahan dengan membawa Pong ke ranjangnya. Meskipun Pong hanya pelayan di bar milik sahabatnya, tapi Tong merasa ada sesuatu dalam diri Pong yang sangat mempengaruhinya. Sampai akhirnya Pong mengetahui rahasia ter...