***
Jjay meletakkan beberapa map di atas meja Pong. "Ini adalah rincian tugas, jadwal dan pekerjaan yang harus kamu pelajari."
Pong menatap map itu kemudian menatap pria dengan setelan coklat gelap itu. "Aku harus mempelajarinya? Aku pikir pekerjaan asisten hanya mengikuti Khun Tong kemanapun dia pergi."
Jjay menepuk jidatnya sendiri. "Kamu benar-benar buta pekerjaan, huh? Mengikuti Khun Tong sudah menjadi kewajiban asisten. Tapi kamu harus mengetahui apa saja yang dikerjakan oleh Khun Tong sehingga kamu bisa membantunya. Kalau kamu tidak sanggup, lebih baik kamu menyerah."
Pong langsung memasang ekspresi tegas. "Tidak, aku tidak mau menyerah. Aku akan mempelajarinya."
Jjay menganggukkan kepalanya. "Semoga saja kamu bisa beradaptasi dengan baik. Dan satu lagi."
Jjay membuka map yang paling atas lalu menyodorkan bolpen kepada Tong. "Seperti pada umumnya, kamu juga harus tanda tangan kontrak."
Pong mengambil bolpen dari tangan Jjay dan menandatangani kontrak itu tanpa membacanya.
"Apa kamu tidak mau membaca kontraknya lebih dahulu?" terkejut Jjay melihat tindakan Pong.
Pria itu menggelengkan kepalanya. "Gak perlu. Karena aku yakin isinya cuma menyuruhku tutup mulut dengan kondisi Khun Tong. Aku benar, bukan?"
Jjay mendengus kesal karena memang yang dikatakan Pong memang benar. "Baguslah kalau kamu mengerti. Karena jika kamu menyebarkan kondisi Khun Tong kepada media atau orang lain, kamu akan dituntut."
"Tenang saja, aku bakal tutup mulut." Pong seakan sedang menutup resleting mulutnya.
"Tapi Khun, aku mau tanya. Siapa pria muda yang dipanggil Khun Tong sebagai 'Phi Jes' tadi?" tanya Pong penasaran.
"Khun Jes adalah teman Khun Tong sejak kecil. Kalau kamu menyukai Khun Jes sebaiknya menyerah saja. Karena Khun Jes hanya menyukai Khun Tong." Jjay memperingatkan.
"Dia menyukai Khun Tong? Tapi dengan Khun Tong? Apa dia menyukai Khun Jes?" tanya Pong.
Jjay mengangkat kedua tangannya. "Aku tidak tahu. Aku tidak memiliki hak mencampuri urusan hati Khun Tong. Tunggu dulu, jangan-jangan yang kamu sukai Khun Tong?"
Pong menganggukkan kepalanya. "Ya, aku memang menyukai Khun Tong."
Jjay membuka mulutnya tak percaya. "Apa kamu gila? Berani sekali menyukai Khun Tong?"
Pong berdiri dan menatap Jjay yang memiliki tinggi tak jauh beda darinya. "Tidak peduli latar belakang Khun Tong. Tapi aku sudah mencari dia begitu lama. Sekarang setelah aku menemukannya, aku gak bakal menyerah."
Jjay terdiam mendengar ucapan Pong. Kemudian dia teringat pada ucapan Khun Tong.
Khai melarang Pong untuk mendekatinya, tapi Pong menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? 🐤 (Pong❤Tong, 2J❤Us) END
PuisiKarena mabuk, Tong membuat sebuah kesalahan dengan membawa Pong ke ranjangnya. Meskipun Pong hanya pelayan di bar milik sahabatnya, tapi Tong merasa ada sesuatu dalam diri Pong yang sangat mempengaruhinya. Sampai akhirnya Pong mengetahui rahasia ter...