SATU

19 7 1
                                    


Tak ada kesempurnaan yang utuh. Satu. Hanya satu hal yang terlewat, membuyarkan indahnya sketsa hidup anugerah dari Tuhan. Jadi apa itu sempurna?

Setahun setelah wisuda.

I'm the one of introvert person. How lucky I'm.. di kelilingi orang-orang ekstrovert dengan luapan energi positif yang tak pernah habis.

Pagi di akhir pekan. Telepon berdering.

"La.. dmn? Ketemu di tempat biasa yuk" suara di seberang sana seakan memohon. Hmm tak biasanya. Merasa ada yang tak beres, Laila bergegas menuju sebuah warung makan tempat biasa makan dengan teman-teman kampusnya.

Benar saja. Seorang Perempuan seusianya duduk sendirian di warung makan dengan tenda berwarna orange. Tangannya sibuk mengaduk segelas teh panas. Tak sadar dengan kehadiran Laila. Pandangannya terpaku sembari mengatur nafas. Seperti ada beban yang bergelayut di punggungnya.

"Hei...." Seruan Laila tak cukup membuat gadis itu tersadar dari lamunan.

"Atisha Damayantii....." Alih-alih berteriak, Laila memilih berbisik untuk membuyarkan lamunan teman karibnya.

"Eh udah dateng.. sejak kapan?" Atisha menoleh. Rautnya kusut, senyum yang dipaksakan. Atisha memang orang yang sangat sensitif dengan hembusan angin dan sentuhan. Berbisik jadi jurus rahasia andalan Laila sejak mengetahui kelemahan sahabatnya.

"Nglamunin apa sih neng? Di panggil sampe gak denger dari tadi" Laila mencoba membuat teman kesayangannya tersenyum.

"Arjuna akan menikah minggu depan" suara Atisha tercekat. Jelas sekali rautnya menahan tangis. Selembar kertas laminasi bertuliskan 'UNDANGAN', tepat dibawahnya tertera nama Arjuna dan Suma Putri.

Laila mencoba mencerna kabar yang membuatnya terkejut. "Tisha.. what do you mean?" Pertanyaan yang tak meminta jawaban. Laila hanya mencoba meyakinkan dirinya sendiri. "Arjuna menikah dengan Suma Putri? Menyebalkan!" makinya dalam hati. Dia ikut nelangsa melihat Atisha yang tangisnya pecah. Tangis yang tak pernah dilihatnya selama mengenal Atisha.

"its ok Atisha.. take your time.. aku bakal nemenin kamu. Nangis aja dulu.. gak perlu buru-buru crita ke aku.." Laila mencoba menenangkan. Duduk di samping Atisha. Menemani Atisha yang menunduk sedari tadi, sembari menyeka air mata yang lebih seperti air terjun tak terbendung.

Sejujurnya Laila juga merasakan sesak melihat teman terdekatnya menangis sampai tak terdengar suaranya. Pilu. Tak menyangka cerita yang pernah dia lihat di sinetron, FTV hingga serial TV terjadi pada teman yang sangat disayanginya.

"Lail..." Suara serak kombinasi sengau karena terlalu banyak menangis.

"Hei.. mau ku peluk?" Laila menawarkan pelukan.

Brug..

Tak menyangka tawaran Laila disambut. "Atisha yang tak suka disentuh, kali ini menyambut pelukanku?Dia benar-benar tidak baik-baik saja"

"Thanks a lot Lail.. beruntung punya kamu. Kamu sahabatku yang berharga"

"oh.. Jelass!" Laila menanggapinya dengan sungguh-sungguh.

Tawa diantara mereka pecah. Entah apa yang mereka tertawakan. Tawa Laila dan Atisha sampai membuat ibu pemilik warung geleng-geleng, ikut tertawa kecil. Tawa yang menular sekaligus getir.

Seharian penuh Atisha dan Laila di warung tenda orange. Dari sepi – ramai – sepi kembali. Atisha terus bercerita dengan suara parau. Tak sedikitpun Laila menyela. Menyimak dengan seksama. Mendengarkan dengan penuh perhatian setiap kalimat yang diucapkan sahabatnya.

Setengah jam sebelum mereka beranjak pergi.

"Atisha.. kamu boleh kalo mau menyumpahi Arjuna dan Suma.."

"Ah.. tidak. Buat apa? Sayang mulutku yang berharga. Aku tak mau mengotorinya dengan kata-kata yang hanya membuat diriku seperti mereka"

"Setidaknya bisa membuatmu lega, Thisa..."

"Big No! Thanks!" Tegas Atisha menolak.

Mereka berdua tertawa. Lagi-lagi tawa yang hanya bisa dimengerti oleh dua gadis yang bersahabat.

"Jadi, apa rencanamu sekarang?" Laila tau. Atisha adalah master dalam hal membuat rencana dan eksekusi.

"Aku akan berpindah ke plan B ku Lail.. mungkin aku gagal menikah di usia 25 tahun seperti impianku. Tapi aku tidak mau rencana-rencanaku yang lain mundur karena itu."

"its ok.. Semoga apapun keputusanmu selalu di berkahi Tuhan. Aku akan selalu mendukungmu di sini."

"Ah ya.. kalo diingat-ingat lucu sekali. Aku jauh-jauh dari Jakarta ke Jogja hanya mau ketemu kamu dan numpang nangis di warung tenda orange langganan kita."

"Ya begitulah absurd nya kamu.. baru sadarkah anda? Apalah Atisha tanpa Laila.. hmm"

"Bagaimana dengan Laila tanpa Atisha? Kamu pasti baik-baik saja Lail" Atisha menanggapinya serius.

"Oohh Heiii! Kita lagi bercanda kaan..." Seru Laila. kompak mereka tertawa bersamaan. "Hahahahahaha!...." 

***

Hmm..

Punya sahabat kayak Laila 

yang selalu ada buat kita, siapa yang nolak? :D

Kira-kira kenapa ya Arjuna menikah dengan Suma?

Apa yang terjadi antara Arjuna dan Atisha?

Terus dukung aku dengan vote, dan komentar :)

Terimakasih sudah membaca ^^



Hello, 30!? (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang