Waktu akan terus berjalan. Bagaimanapun kita menjalaninya.
Jalan Hidup
"Yakin nih, royalty kamu nulis buku masukin ke reksadana semua?"
"Yang mana aja deh, yang penting jd investasi. Aku gak mau pake itu sekarang."
"Trus mau kamu pake kapan? Mau buat apa uang ini nanti?"
"Aku Cuma pengen uang ini aman, Athisa.. Biar gak kepake aja."
"Harus ada tujuannya. Mau buat traveling? Pension? Pendidikan anak? Dana darurat? Atau mau pindah ke luar negeri?
"hmm... " Laila diam. Berfikir.
"Kamu boleh pikirin dulu, diskusikan dengan suamimu kalo perlu. Pertimbangkan dengan baik Lail..." Athisa memberi saran.
"mmmm.... Yaa.. sepertinya aku perlu mendiskusikan dengan suamiku. Thanks Thisa... Besok aku kabari kamu"
"Tak perlu buru-buru Lail... sepekan lagi juga gak papa... asal kamu yakin dan tau dengan jelas tujuan investasi yang kamu ambil.. ok?!"
Manggut-manggut Laila menanggapi ucapan Athisa. "Deal! Pekan depan aku kabari kamu.. bisa ketemu langsung saja? Atau aku kabari kamu ketika aku sudah menentukan. Gimana?"
"Baik.. ibu Baiq Laila Rumini...?" Dahinya mengernyit. Memastikan nama yang Dia baca di lembar identitas itu benar. "Ini nama panjang kamu? Kenapa aku baru tau ada tambahan belakangnya? Rumini?" Athisa merasa asing dengan kata terakhir di nama panjang Laila.
"Hahaha... iya.. selama ini aku singkat nama belakangku kaan..."
"O.. iya.. kamu biasanya tulis 'R' doang ya. Disingkat. Ternyata 'R' itu Rumini.. hmm terpecahkan jugaaa" Athisa tertawa. "Yaa... Setelah sekian tahun lamanya.. Pfftttt"
"Haemmm.. kamana aja bukkk.. baru tau banget iniiii..." Alisnya terangkat satu. Menggoda Athisa. "Thisa.. ini udah selese kan.. aku buru-buru jemput anak-anak di daycare ya... Setengah jam lagi jam pulang. Setidaknya aku sudah disana 15 menit sebelumnya. Anak-anak akan sedih kalua aku terlambat." Laila teringat jam pulang si kembar.
"Oke.. Aku ikutt. Aku juga sudah selesai. Yuk... biar aku yang nyetir. Pake mobil kamu ya.." Athisa buru-buru membereskan kertas dan dokumen di meja. Memanggil manager nya untuk meletakan di meja kerjanya.
"Oh.. Oke. Dengan senang hati... sekarang jadi mode sopir aku nih?"
"Haha.. siapp ibu Baiq Laila Rumini..." Athisa tertawa. Menggoda sahabatnya.
Laila yang digoda hanya geleng-geleng kepala. Dia tahu, semakin Dia menunjukan ekspresi kesal, Athisa akan semakin menjadi menggoda. Cukup dengan menunjukan senyum cringe menanggapi keisengan Athisa. Trik rahasia supaya Dia diam. Menghentikan lelucon garingnya. Barangkali tips ini juga berlaku ke orang lain tak hanya Athisa.
Jika menemui orang lain yang bercanda/ iseng/ jahil/ hal serupa, kamudian kamu tidak suka dengan hal itu. Kamu bisa diam saja. Lebih baik lagi tambahkan dengan senyum cringe setelah mengeluarkan ekspresi diam. Tak lama, orang itu akan berhenti dengan sendirinya. Lebih tepatnya, ada perasaan tak enak hati untuk melanjutkan keisengan itu. Sebuah tips yang tak dijamin manjur, tapi patut di coba.
Panas menyengat. Dua Perempuan berusia 20 tahunan akhir melaju di jalanan ibu kota yang tak terlalu ramai. Sepertinya orang-orang pun enggan bepergian. Selain matahari yang seakan tepat di atas kepala, polusi udara dari asap kendaraan bermotor, pabrik, hingga tempat-tempat makan melengkapi teriknya hari.
Butuh 15 menit. Sampailah Athisa dan Laila di daycare. Tepat sebelum masuk ke dalam, dari parkiran terlihat papan besar dengan tulisan, 'Svarga Daycare'
"Unik.." Ucap Athisa pada dirinya sendiri. Melihat tempat penitipan anak yang besar, dengan rumah-rumah joglo, khas rumah tradisional Jawa. Tak seperti yang dia bayangkan. Jalan masuk menuju daycare hanya jalan kecil yang muat 2 mobil bersisian. Itupun jika benar-benar ada mobil dari arah yang berlawanan, satu mobil yang lain harus berhenti terlebih dahulu. Membiarkan mobil yang lain lewat terlebih dahulu.
"Kamu baru tau tempat ini, Thisa?" Laila mendengar gumaman Athisa.
"Mmm ehh... iya.. tentu saja. Aku ini bukan emak-emak kayak kamu. Nikah aja belum, mana mikirin anak dan daycare.." Athisa nyengir. Mencoba mencairkan suasana.
"Ye... si ibuk konsultan ini gimana... bukannya kamu sudah merencanakan dana untuk menikah dan Pendidikan anak?..."
"Udah sih... tapi kalo nyari sekolahnya belum. Nentuin biayanya Cuma pake variable umum doang.. ya patok lah biaya sekolah termahal ditambah inflasi. Gituh....." Athisa Panjang lebar menjelaskan.
"Mulai sekarang, kamu bisa mulai mencari sekolah anak Athisa. Jodoh siapa yang tau? Kali habis ini kamu ketemu jodoh kaan... nih sekedar info.. aku daftar sekolah ini, dari aku baru hamil anak-anak trimester awal. Telat dikit gak kebagian tempat. Habis kuota. Hmmm"
"Tau banget Ibu baiq Laila Ru...." Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, suara gadis kecil memanggil-manggil. Laila menggandeng Athisa. Bergegas menyambut si kembar yang berhamburan lari. Merentangkan tangan. Hendak memeluk Mama mereka.
"Maaa...... yeeeee pulaaaaaaang..." Teriakan yang kompak. Dua gadis kecil memeluk Laila. Wajah Laila melembut. Rautnya tenang, menyejukan. Itu yang terlihat di mata Athisa. Athisa merasa iri. Teringat satu impiannya yang belum tercapai.
"Anak-anak, kenalin.. ini Tante Athisa. Teman Mama... Rumahnya dekat rumah kita lo..." Laila memperkenalkan Athisa.
"Halo, Cantik.." Athisa menyapa. Saling memperkenalkan nama.
"Hmm... Hidup Laila benar-benar sempurna. Memiliki karir cemerlang dengan suami yang baik dan anak-anak yang menyenangkan. Kapan aku bisa memiliki keluarga? Membangun keluarga kecil yang Bahagia. Impianku." Termangu. Athisa berdialog dalam hati.
"Tante Athisa... Lest go!" Si kembar serempak memanggil Athisa yang tertinggal di belakang. Menyuruhnya buru-buru menuju mobil.
"I'm Coming....!" Athisa berlari kecil. Si kembar yang meilhat itu buru-buru lari kencang menuju parkiran.
***
Hi.. Terimakasih sudah membaca...
Ikuti terus kisahnya disini :)
Beri dukungan dengan tinggalkan vote dan komentar..
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, 30!? (TERBIT)
General FictionJika ini bisa disebut sebagai perjalanan, maka hari-hari yang ku lalui adalah jalanan di sisi lautan. Riuh nan sunyi. Tiga puluh tahun. Angka yang tidak sedikit juga tidak terlalu banyak untuk memulai bahkan mengakhiri sebuah keputusan. Selamat memb...