05 - Sehari Bersama Keluarga Reksoediwirjo

6.1K 489 8
                                    

Jadwal Sophie hari ini sangat padat. Sejak pagi, ia berada di kediaman Reksoediwirjo untuk memasak sarapan. Lalu, kembali ke rumahnya sendiri dan menyiapkan bekal demi menemani si kembar makan siang di sekolah.

Sebenarnya, Bu Rini mengizinkan Sophie untuk menempati kamar tamu untuk beristirahat dan berganti pakaian, kemudian bersama-sama pergi ke sekolah. Namun ia menolak lantaran teguran menohok Padmana membuatnya bad mood.

Bukannya manja, banyak saja chef senior yang lebih parah lisannya daripada Padmana. Tidak jarang mereka berteriak langsung di dekat telinga Sophie. Tapi untuk kali ini, ia ingin menenangkan dirinya. Sophie juga sadar, semakin bertambahnya usia, entah kenapa ia semakin baper.

"Abiyasa, Arkasana dan Aditya ditemani sama siapa ya?" Tanya Miss Lila yang namanya sudah sering Sophie dengar melalui si kembar.

"Ini Chef di rumah Abi." Abiyasa menjawab dengan bahasa Inggris. Ya, mereka bertiga bersekolah di international school, yang mana kesehariannya akan menggunakan dua bahasa.

"Oh okay." Miss Lila tersenyum hangat pada Sophie. "Dimasakin apa sama Chef?"

Aditya menunjukan kotak makannya tepat di depan wajah Miss Lila dengan lucunya membuat sang guru terkejut. "Ayam, sayur sama nasi."

"Suka nggak sama makanannya?"

"Sukaaa!" Jawab Abiyasa, Arkasana dan Aditya secara bersamaan.

Sophie terkekeh melihat sikap mereka yang menggemaskan itu. Tidak ada rasa takut maupun malu dari raut wajah ketiganya ketika ditanya oleh orang dewasa. Malah, mereka sangat antusias dan bersahabat.

Ini kali pertama Sophie menjadi wali murid di Taman Kanak-Kanak. Meskipun keponakannya sudah ada lima, ia belum pernah dimintai tolong oleh kakak kandung maupun iparnya untuk mengantar anak-anak mereka ke sekolah. Paling hanya babysitting di rumah kalau para orang tua ingin me time.

"Chef, chef punya rumah?" Tanya Aditya seraya mengunyah lamington cake sebagai dessert yang Sophie buatkan untuk mereka. Makanan utamanya sudah habis tidak bersisa.

Sophie tertawa pelan mendengar pertanyaan polos tersebut. Di antara kembar tiga itu, memang Aditya yang paling manja kepadanya. "Punya, Dit."

"Boleh main ke rumah Chef nggak?"

"Hmm, tanya dulu sama papa Adit, ya." Balasnya bijak.

Mengingat sosok Padmana membuat perut Sophie mulas. Ia melirik keluar jendela dan kedua matanya bertemu dengan netra pria perfeksionis itu. Dia masih berdiri di pinggir jendela, padahal sempat disuruh pergi oleh Miss Lila lantaran kelas sudah dimulai.

Sophie tidak mengalihkan pandangannya. Untuk beberapa saat, mereka bertukar tatap dengan sengit. Sebelah alisnya terangkat menunjukan kesinisan, lalu pria arogan itu melakukan hal yang sama. Kekanakan. Batin Sophie.

Ia memilih mengalah dan kembali memusatkan perhatiannya pada suasana kelas AB Satu ini. Sophie sendiri merasa tidak nyaman ketika si kembar memintanya untuk datang ke sekolah. Tentu saja ia bertanya, kenapa enggak papa aja?

Namun jawaban jujur itu meluncur dari mulut ketiganya, papa nggak pernah dateng, Chef. Jadi Chef aja. Adit, Mas Abi sama Mas Alka suka Chef.

Bu Rini tidak bercerita di mana istri Padmana berada, pun Sophie, tidak suka mencari tahu urusan pribadi kliennya. Ia hanya melihat foto keluarga tersebut terpajang di ruang keluarga dan si kembar memang memiliki kemiripan dengan ibunya.

"Chef, chef," Arkasana menyadarkan Sophie dari lamunannya. "Rumah Chef besar?"

Berbarengan dengan pertanyaan tersebut, Miss Lila menyudahi kelas siang itu. "Dengerin Miss dulu." Sophie berbisik pada Arkasana.

Hanya SinggahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang