26 - Isi Hati Nareswara

3.4K 318 11
                                    

Sophie memandang puas pada tampilan farmers' market yang sudah beres dikerjakan bersama Bermakna Event Organizer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Sophie memandang puas pada tampilan farmers' market yang sudah beres dikerjakan bersama Bermakna Event Organizer. Sesuai dengan bayangannya, ia tidak mau pantry kaku ala Masterchef, melainkan farmers' market yang cocok dengan lokasi mereka mengadakan outing yaitu farmhouse, Lembang milik keluarga Reksoediwirjo.

Jangan ditanya berapa biayanya, yang jelas, untuk mendapatkan tampilan seperti sekarang, tim EO bekerja sama dengan designer interior menyatukan pikiran mereka demi mewujudkan keinginan Sophie dan Nareswara.

Ya, memang untuk urusan outing tersebut, Nareswara yang bertanggung jawab penuh. Mengutip ucapan bosnya itu, kalau untuk yang remeh begini memang Eyang dan Padmana menyerahkannya ke gue, Chef.

Remeh menurut Tsumardji, Padmana bahkan Nareswara sendiri. Tapi tidak menurut Sophie. Ia saja tidak akan kepikiran untuk mengadakan acara kreatif, yang merogoh kocek cukup dalam tersebut.

"Chef, kopinya." Nareswara mengenakan sweatshirt Fendi berwarna coklat, celana jins hitam dan sneakers putih.

"Makasih, Mas." Sophie menerima kopi dan segera menghangatkan jemarinya yang kedinginan.

"Nggak sabar menyaksikan kerempongan bapak dan ibu director memasak." Nareswara terkekeh. "Biasanya, yang dibahas saham, data, legal, eh sekarang urus dapur."

Sophie menyunggingkan senyum. "Mereka semua pada bisa berkuda, Mas?"

Nareswara mengangguk. "Golf, berkuda, tenis, pokoknya olahraga ala-ala direktur gitu. Dan saya juga heran, waktu dikasih tahu kalau kuda lagi pada divaksin, mereka nggak membatalkan rencana outing. Malah pakai bahasa anak sekarang, gas aja udah kita ke Lembang!"

Nareswara dan Sophie tertawa.

Pukul sembilan pagi dan acara outing akan dimulai satu jam lagi. Rombongan datang dari Jakarta, mereka menolak untuk menginap karena Board of Directors adalah orang-orang super sibuk.

Sedangkan Sophie dan Nareswara bermalam di bungalow dekat farmhouse, yang masih milik keluarga Reksoediwirjo.

"Nggak ganti baju, Chef? Bentar lagi mereka datang." Nareswara berdiri. "Saya mau balik ke bungalow."

Sophie juga ikut bangun dari duduknya. "Ya sudah, saya ikut."

***

Nareswara pernah menyukai Anggia delapan belas tahun yang lalu ketika sama-sama menempuh pendidikan di Amerika Serikat. Ia juga memiliki feeling, kalau perasaannya pada Anggia berbalas. Namun, Nareswara tidak menyukai culture orang pacaran yang harus memberikan kabar dan bertukar pesan setiap saat.

Mumpung di Amerika, Nareswara yang masih muda tersebut memilih kehidupan bebas ala barat; jalan dan menonton di bioskop dengan perempuan yang berbeda-beda tanpa ikatan apa pun.

Hanya SinggahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang