42 - PDKT

3K 544 11
                                    

Padmana terbangun lebih dulu daripada Sophie bukan karena alarm, namun sang istri yang tengah memeluknya erat dengan kedua kaki yang membelit tubuhnya seperti guling.

"Dia sadar nggak sih? Ya enggak lah, kan tidur." Padmana bertanya sendiri dan menjawab sendiri.

Pada malam pertama, Padmana memang sudah sadar kalau Sophie sering bergerak selama tidur. Ia juga kerap terjaga karena belum terbiasa untuk tidur dengan seorang istri di ranjangnya. Oleh karenanya, Padmana memaklumi pergerakan Sophie kala itu.

Namun sekarang, wanita itu sukses membuat jantung dan kejantanannya tidak aman.

Padmana tentu saja grogi karena dalam kondisi sadar, Sophie tidak akan melakukan skinship seperti ini. Kalau bisa, sang istri memilih berjauhan dengannya demi menghindari kontak fisik.

Dan tentang kejantanan, Padmana adalah pria normal dan masih berfungsi, terlebih lagi sekarang sudah pagi. Jadi, ide yang paling bagus untuk para pasangan suami istri pada umumnya  adalah melakukan morning sex.

"Ergh..." Padmana mengerang pelan. Sex. Sepertinya masih lama akan terwujud?

Selama fase saling mengenal seperti sekarang, ia memang suka mengamati sang istri, termasuk kemarin malam ketika sedang berciuman.

Mereka sungguh terhanyut dalam pagutan. Saling membalas, mendesah dan puncaknya, Sophie yang melingkarkan kedua tangannya di leher Padmana. Mungkin ia terdengar berlebihan, namun Padmana menyukai gesture tersebut. Gesture yang menunjukan rasa percaya terhadap pasangan dan penyerahan diri.

Sophie tidak terlihat menyesal setelah mereka berciuman. Padmana juga tidak mau bertanya bagaimana perasaan sang istri. Terlalu kekanakan, tapi secara bersamaan ia juga penasaran. Padmana ingin tahu bagaimana perasaan Sophie? Ia sungguh tidak bisa menunggu lebih lama lagi setelah apa yang mereka lakukan semalam.

Walaupun sekedar bercumbu, namun efeknya terasa hingga sekarang.

"Ergghh.." Padmana lagi-lagi merasa frustasi.

Daripada otak kotornya melakukan hal-hal yang akan membuat Sophie menjauh, lebih baik ia segera mengganti pakaian, membuat kopi dan berenang. Baru pukul enam kurang dan matahari belum terlalu terik.

Argh!

Pikiran jorok Padmana tidak bisa dicegah ketika ia melewati bagian pojok walking closet yang menyimpan pakaian sang istri.

Ia menelisik ke setiap laci ingin mengetahui apakah Sophie memiliki pakaian renang sejenis swimsuit ataupun bikini? Bukan, Padmana tidak terlalu bejat untuk berfantasi. Hanya saja, ia sudah membelikan pakaian renang, baju tidur dan segala kebutuhan dasar istrinya.

Oke, Padmana bohong.

Ia juga kerap berkhayal kalau Sophie mencoba pakaian-pakaian tersebut di hadapannya sambil sesekali berputar.

"Otak lu, Pad, Pad." Padmana segera menutup laci bagian tengah yang baru saja menampilkan berbagai jenis pakaian yang membangkitkan hasratnya.

***

Sophie membuka mata dan menatap langit-langit kamar. Ia terbangun karena mendengar suara gemericik air dari luar dan udara sejuk menerpa tubuhnya yang tidak tertutup selimut.

Bukan hujan.

Untuk sesaat, Sophie melemparkan pandangan ke seisi ruangan yang didominasi warna putih tersebut. Sinar matahari mulai menyusup menyilaukan pandangannya. Otak Sophie loading mencoba untuk memahami, sebelum akhirnya menyadari.

"Aissshhh. Ini kan kamar Padmana." Sophie menepuk kasur karena gemas. Ia lupa kalau sudah menikah dan berpindah ke rumah suaminya.

Sungguh Sophie tidur terlalu pulas. Biasanya ia akan terbangun untuk ke toilet, namun semalam tidak sama sekali.

Hanya SinggahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang