Ngebut update 🤯🤯🤯
💍💍💍
"Ma- ma- mas boleh masuk kamar buat ganti baju dulu?"
Kala terkekeh melihat betapa pria itu ternyata bisa merasa canggung. Kalimatnya bahkan terbata dan itu sangat menggemaskan.
Gadis itu menggerakkan tangannya sebagai tanda mempersilakan. "Pemilik rumah selalu punya wewenang lebih besar."
Segera pria itu menghilang di balik pintu kamar. Yang tidak Kala tau saat ini, Sangga sudah bergerak ke sana sini tanpa melakukan tujuan awalnya yang hendak berganti pakaian.
Pria itu merasa linglung, pikirannya teralihkan ke hal yang sangat menyenangkan. Isi perutnya seperti di aduk dan membuatnya merasa mual karena sensasi geli tercipta akibat kupu-kupu itu terlalu bersemangat mengepakkan sayap di sana.
Senyuman pria itu tak habis tersungging. Sangga benar-benar seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan sesuatu kesukaannya.
Siapa yang menyangka Kala akan menyapanya lebih dulu? Dengan senyuman lebar dan wajah ceria di pagi hari seperti ini? Mendung bahkan tidak bisa menutupi betapa bersinarnya wajah gadis itu di pagi hari ini.
Semuanya jadi nampak cerah di mata Sangga.
Segera pria itu masuk ke kamar mandi untuk mengguyur tubuhnya agar bisa tersadar dari segala rasa menyenangkan yang membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa selain bergerak tak menentu.
Namun kamar mandi pun bahkan bisa membuat Sangga menyenderkan tubuhnya karena kehabisan tenaga setelah melihat sabun dan sampo yang sempat dia sediakan untuk gadis itu terlihat berkurang. Tidak salah segala tindakannya.
Ya ampun, Sangga harus segera keluar dari kamar yang sudah terlihat rapi itu. Selimut di atas kasurnya bahkan sudah tertata begitu rapi.
Kala menunggunya. Sangga tidak boleh berlama-lama terbawa perasaan
***
Sangga sudah keluar dari kamar dengan selimut hangat di tangannya. Dilihat gadis itu masih duduk di tempat yang sama, dengan jemari memainkan air hujan yang sempat masuk ke lantai balkon.
"Masuk yuk, nduk. sambil nonton tv santainya."
Kala menoleh dengan senyuman. Membenarkan posisi selimut yang Sangga rangkumkan di tubuhnya. Gadis itu menurut sebelum lebih dulu menganggung sambil terus menyunggingkan bibirnya. Sangat manis.
Kini Kala duduk di sofa besar dekat TV yang baru saja SAngga nyalakan. Pria itu memilih untuk duduk di lantai sambil dengan santai menjulurkan kakinya yang bergoyang pelan.
"Gimana? Tidurnya nyenyak?" tanya Sangga mengubah posisi duduknya menjadi miring supaya bisa melihat Kala dengan lebih baik.
Gadis itu mengangguk pelan. "Sangat nyenyak. Kasurnya empuk, selimutnya tebel. Kamarnya nyaman. Hm, apa lagi ya yang bisa jadi alasan tidurku nyenyak?"
"Karena ada mas di samping kamu. Nah, itu bisa sih jadi alasan paling tepat untuk tidur nyenyak."
Kala memutar matanya dengan senyuman tak terima setelah kalimat percaya diri khas Sangga itu terlontar. Kekehan jelas tercipta dari pria dengan hidung bangir itu.
"Pasti kaget ngeliat aku kayak gembel di depan toko kemarin malam, ya?" tanya Kala menyinggung pertemuan mereka.
Sangga mengangguk sedikit ragu. "Kagetnya karena kamu nangis aja. Takut ada yang melukai kamu."
Bibir Kala terkatup dengan senyuman yang semakin memudar. Jemarinya sibuk mengikuti lingkar gelas yang masih tersisa seperempat dari kopi yang tadi diseduhnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung Kesukaan Sangga
RomanceSi tengah yang selalu di andalkan. Si tengah yang berbeda. Si tengah yang penuh dengan harapan meski bukan miliknya sendiri. Si tengah yang tidak terlalu beruntung dalam beberapa hal. Si tengah yang.... Ah, sudahlah! Lembayung Sandhyakala bahkan tid...