Rasa kantuk ini luar biasa mengambil waktu nulis 🥲🥲
💍💍💍
Sangga berdiri untuk melihat segala perlengkapan yang dia bawa ke kamar itu. Memastikan segala yang dibutuhkan sudah tersedia dan tidak ada yang tertinggal.
Air hangat, beberapa botol mineral, handuk, kotak obat dan segala camilan yang bisa dimakan segera.
Matanya kini bergerak ke arah kasur yang sedang menampung tubuh ramping seorang gadis yang sudah terpulas setelah menghabiskan banyak waktunya untuk menangis malam ini.
Pria itu mendekat dengan tangan tenggelam di saku celana santai yang dipakainya. Dilihat gadis mungil dengan wajah sembab dan mata membengkak itu.
Sangga tidak pernah menyangka akan bertemu dengan Kala di depan minimarket itu. sendirian dan menangis.
Niatnya yang ingin membeli beberapa minuman dan camilan karena harus begadang menyelesaikan projek bersama teman-temannya di salah satu rumah rekannya itu, menjadi urung.
Sangga terganggu dengan wangi manis yang menguar di penciumannya sesaat melewati gadis yang menenggelamkan wajahnya itu. Wangi yang tidak akan Sangga lupakan. Kepalanya langsung menoleh dan segera memastikan apa benar dia adalah orang yang ada dipikiran Sangga sekarang.
Kejutan karena benar seorang Lembayung yang kini berada di depannya.
"Kamu ngapain di sini, nduk? Ada apa, Lembayung?"
Tak mendapatkan jawaban, Sangga malah dihadapkan dengan tangisan Kala yang terdengar begitu pedih. Dari segala cara yang dia pikirkan, membiarkan Kala menangis sepertinya ide yang terbaik.
"Aku gak mau pulang. Tolong, bawa aku ke mana aja asal jangan bawa aku pulang."
Di sela tangisnya yang masih menyisakan isakan, Kala mengatakan hal yang tidak pernah Sangga pikirkan selama ini.
Tanpa berpikir lama, Sangga langsung menghubungi teman-temannya dan menjadwalkan ulang rencana penyelesaian projek mereka.
Gadis yang biasa bersikap ketus padanya itu, kini malah menutup rapat mulutnya. Tak ada satu patah pun kata yang keluar saat Sangga membawanya pergi menjauh dari minimarket itu.
Ini aneh! Kala bahkan tidak bertanya ke mana SAngga akan membawanya pergi. Berkali-kali pria dengan tinggi menjulang itu memastikan jika Kala melakuannya dengan sukarela. Dan Sangga yakin, dia tidak salah karena gadis itu benar-benar ikut dengannya memasuki lift untuk sampai di unit apartemennya.
Jika selama ini Kala lah yang merasa bahwa kebetulan yang selalu menghampiri mereka seolah sudah di atur dengan sangat rapi, kali ini Sangga yang merasa demikian.
Belum lama ini, Sangga sengaja membeli satu unit apartemen di dekat rumah teman-teman yang akan berkolaborasi bersamanya dalam projek baru untuk kemajuan platform mengajarnya.
Dia berpikir akan sangat membantu memiliki tempat inap sendiri jika dia harus rapat hingga larut malam. Dan yang paling menguntungkan, daerah di tempat itu masih nampak asri dan tidak ada terlalu banyak kendaraan.
Hal mengejutkan karena sudah ada apartemen yang cukup mewah di daerah yang masih tidak terlalu padat ini di Sidoarjo.
Cocok bagi Sangga yang kadang ingin beristirahat dengan keadaan yang sunyi dan tenang. Tanpa adiknya yang biasanya senang sekali bercerita itu.
Ya ampun, sudah berapa lama Sangga tidak bertemu dengan Setri Waranggani yang cerewet itu? adik kecil yang sekarang sudah akan menginjakkan langkah di bangku perkuliahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung Kesukaan Sangga
RomanceSi tengah yang selalu di andalkan. Si tengah yang berbeda. Si tengah yang penuh dengan harapan meski bukan miliknya sendiri. Si tengah yang tidak terlalu beruntung dalam beberapa hal. Si tengah yang.... Ah, sudahlah! Lembayung Sandhyakala bahkan tid...