Update agak telat minggu ini. Ya ampun, takut gak terkejar 🥺🥺
💍💍💍
Kala kembali menarik kepalanya dari ponsel yang ditekurinya untuk melihat ke sekeliling, mencari sang sahabat yang ternyata benar-benar ingin mengikuti jadwalnya berlibur selama di Surabaya.
Tak ingin mengoceh panjang, Kala menyetujui keinginan Dora yang akan membawa sang suaminya ikut serta. Tentu saja bisa dipastikan, Dora akan menjadi the third wheel selama perjalanan nanti.
Tapi dari pada sendiri, mungkin dengan adanya Dora dan Matthew, dia bisa mendapatkan tempat wisata untuk berlibur dengan lebih baik.
Masalahnya sekarang, sudah hampir dua puluh menit Kala menunggu keduanya di lobby hotel. Namun, sepasang suami istri itu belum juga muncul. Haruskah Kala meninggalkan mereka saja?
Ah! Atau karena cuaca yang sedikit mendung dengan rintikan gerimis yang turun cukup rapat ini membuat Dora dan suaminya ingin berlama-lama di kamar saja?
Tapi kenapa Dora tidak menghubunginya jika memang mereka akan membatalkan janji?
Seseorang di seberang sana membuat Kala menyipitkan matanya untuk bisa melihat lebih jelas. Benar! Itu Dora dan suaminya. Akhirnya dia benar-benar bisa melakukan perjalanan liburan ini bersama Dora dengan tambahan suami dari sang sahabat.
Tak apa. Jalan sendirian juga tidak begitu menyenangkan. Siapa tau, dengan kehadiran Matthew yang pasti lebih banyak mengenali tempat wisata di Surabaya, liburannya bisa menjadi lebih terarah.
"Maaf lama ya, Kal. Kesiangan bangun aku," aku Dora dengan senyuman terkulum sambil melirik sang suami.
"Iya, gak papa." Jika tidak ada Matthew di sana, Kala mungkin akan meledek sang sahabat habis-habisan.
Kala belum terlalu akrab dengan suami Dora. Baginya yang susah untuk bisa cepat bersikap kenal dengan seseorang, membuat Kala mengambil sedikit banyak waktu untuk bisa bersikap biasa di depan Matthew.
Ini kali kedua Kala bertemu dengan Matthew setelah sebelumnya sempat berjumpa saat pria itu menjemput sang sahabat di sekolah.
Pria ramah yang sangat serasi dengan Dora, gadis penuh cerita. Pria itu cenderung mendengarkan juga merespon cerita Dora dengan begitu baik. Membuat sang sahabat semakin tersenyum lebar setiap bersama dengan sang suami.
Dora pasti sudah tidak kesepian jika mereka berjauhan selepas pulang sekolah.
"Kalau bisa, kusuruh kau tinggal di rumahku, Kal. Biar enak aku kalau mau ketemu sama mu," ujar Dora kala itu. "Sering kesepiannya aku, Kal."
"Padahal adikmu banyak loh, Dor."
"Gak bisanya mereka di ajak cerita. Gak nyambung. Mana paham mereka tentang kehidupan."
Kala tersenyum mengingat percakapan yang pernah terbagi saat Dora masih belum memiliki pasangan.
Sudah tiga menit mereka keluar dari lobby dan berdiri di tengah matahari yang semakin meninggi. Cuaca yang panas, namun lebih baik daripada harus berkelahi dengan rintikkan hujan.
Hujan dan liburan tentu saja bukan dua hal yang serasi.
Lalu mereka sedang menunggu apa sekarang? Lucu saja jika Matthew tak membawa satu pun dari mobilnya ke Surabaya ini sehingga mereka berakhir dengan menggunakan taksi atau grab. Tapi sudah banyak taksi yang lewat dan tidak diberhentikan.
"Nunggu opo maneh, Dor? Kita udah kelewat banyak taksi," bisik Kala mendekati sang sahabat.
"Ngapain naik taksi? Adanya yang mau jemput kita, Kala. Tunggu sebentar."
![](https://img.wattpad.com/cover/370545145-288-k776688.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung Kesukaan Sangga
RomanceSi tengah yang selalu di andalkan. Si tengah yang berbeda. Si tengah yang penuh dengan harapan meski bukan miliknya sendiri. Si tengah yang tidak terlalu beruntung dalam beberapa hal. Si tengah yang.... Ah, sudahlah! Lembayung Sandhyakala bahkan tid...