Bagian Dua Puluh

28 7 2
                                    

Yey, bab 20 🥺🥺

💍💍💍

Kala sudah melambaikan tangan dengan begitu semangat sesaat melihat Dora di antara kumpulan manusia berbaju hitam putih yang sedang menjemput map biru kebanggaan.

Tiba akhirnya Kala melihat pemandangan ini di depan matanya.

Jika boleh jujur mengikuti kata hatinya, Kala sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan pangkat dan lambang yang bisa dia pakai di bajunya itu. Namun jika sudah mengingat kedua orang tuanya, mungkin menjadi salah satu di antara mereka adalah hal terbaik.

Tapi ternyata, Tuhan masih ingin membuatnya bersabar untuk yang satu itu. Mungkin baktinya pada Bapak dan Ibu masih harus menggunakan cara lain. Kala tidak keberatan, tapi sepertinya kedua orang tuanya yang demikian.

Dilihatnya Dora yang nampak tidak terlalu bersemangat setelah pelantikannya sebagai anggota pegawai negeri sipil yang baru. Ada apa dengan sahabatnya itu? apa dia bertengkar dengan sang suami?

Dora menarik Kala menjauhi kerumunan keramaian yang begitu bising.

"Katene nandi, Dor? Ayo, kita foto dulu," ujar Kala yang terus ditarik oleh Dora.

"Buat apanya foto? Ikut pulang samaku aja kau."

"Gae kenang-kengan kok. Pelantikanmu seng pertama lho."

"Sudah! Ayo, pulang saja kita."

Meski bingung, Kala mengikuti gerak langkah Dora yang terkesan terburu-buru dan tidak nyaman itu,

Dan di sinilah mereka sekarang. Duduk di lantai ruang tengah apartemen Dora yang terlihat jauh lebih rapi dibanding saat dia pertama kali ke sana.

Meja kayu sederhana yang menghadap ke televisi besar itu di kelilingi oleh sofa-sofa panjang yang juga luas. Terlihat sangat nyaman.

Apartemen luas tanpa banyak sekat. Kala menyukai tempat seperti ini. Semua bisa terlihat hanya dengan sekali menyisiri setiap sudutnya.

Dora kembali dengan sudah mengganti pakaian. Membawa beberapa camilan dan minuman soda yang berembun. Nampak segar karena terlihat jelas minuman itu baru saja keluar dari kulkas.

Kala langsung meraih satu dan menenggak beberapa kali dengan suara aaakkhhh di akhir, yang membuat Dora tersenyum sambil menggeleng.

Hari ini, Kala bebas melakukan apa pun di apartemen Dora. Matthew pergi ke luar kota untuk memilih kayu yang akan dijadikan bahan di meubeul miliknya. Sehingga memakan waktu banyak untuk hanya berkeliling mencari kayu yang terbaik.

"Aku punya banyak cerita mengejutkan untukmu hari ini, Kal," mulai Dora setelah beberapa saat mereka hanya menikmati minuman soda di tangan masing-masing.

"Keon gelud karo bojomu a? Muka habis pelantikan bukannya seneng, malah keliatan kusut banget." Kala mencoba menebak situasi.

Dora menghela napas panjang. Gelengan di kepalanya benar-benar kontras dengan wajah yang masih menyimpan banyak guratan emosi tidak enak yang terpendam.

Ah, ternyata bukan tentang suaminya. Syukurlah!

"Habis uang orang tuaku Cuma karena pengen liat aku dilantik macam begini, Kal. Gimananya aku bisa senang dibuatnya?"

Kala menegakkan punggungnya yang sejak tadi bersandar karena mulai mengerti arah pembicaraan Dora. Sahabatnya kembali terdiam. Menenggak minuman soda itu dalam lima tegukan besar. Kala bisa merasakan bagaimana sakit di tenggorokan Dora sudah tidak terasa karena pikirannya yang kacau.

Lembayung Kesukaan SanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang