Bagian Tujuh Belas

24 7 2
                                    

Semangat mencapai bab puluhan 🥲🥲

💍💍💍


Kala melambai ke arah pria yang baru saja masuk ke kafe yang sering mereka kunjungi jika sedang berkencan.

Rasanya sudah lama sekali Kala tidak bertemu dengan Dipta. Sejak kepulangan dari Surabaya, mereka belum bertemu secara langsung.

Kebetulan, dua minggu lagi pertemuan keluarga yang sempat DIpta bicarakan akan berlangsung. Saat Kala masih di Surabaya, pria itu sudah memberitahu Kala tentang restoran yang dia pilih.

Kala langsung menyetujui karena tempat yang dipilih DIpta benar-benar sempurna.

Pria itu duduk di depannya. Ada raut yang tidak mengenakkan di wajah Dipta. Tapi, Kala mencoba untuk berprasangka baik. DIpta mungkin sedikit kelelahan setelah perjalanan dinas panjang.

"Udah lama nunggu, La?" Pertanyaan itu bahkan masih terdengar lembut.

Kala menggeleng dengan senyuman. "Enggak kok. Kamu apa kabar?"

"Baik." Dipta nampak tak nyaman di tempat duduknya.

"Ada apa, mas? Kamu ketemu aku ada yang mau dibicarakan atau memang hanya mau ketemu?"

Tidak sabar dan sangat penasaran dengan maksud sang kekasih mengajak bertemu membuat Kala berinisiatif bertanya lebih dulu.

Ada sesuatu yang tidak beres bisa Kala baca. Dan hatinya mulai mendingin karena segala kemungkinan terburuk sudah membuat kepalanya kehilangan arah.

"Kamu selingkuh dari aku selama di Surabaya, kan?"

Benar saja! Drama apa lagi sekarang?

"Selingkuh apanya, mas? Mana pernah aku ngelakuin itu."

"Alah! Gak usah ngeles. Aku punya buktinya!"

Kala tidak pernah melihat Dipta tidak tenang seperti saat ini. Tubuhnya bergerak terlalu sering. Matanya tak fokus dan sering melihat ke arah sekitar. Entah apa yang di cari, tapi DIpta seolah takut akan sesuatu.

Pria itu menyodorkan sebuah foto dari ponselnya yang kini membuat Kala tak bisa berkata-kata.

"Jadi kamu nyewa mata-mata selama aku liburan?" tanya Kala.

"Gak penting! Ternyata kamu memang beneran selingkuh?" Lagi-lagi, kepala Dipta sibuk menoleh kanan dan kiri. Menyisiri kafe yang ramai pengunjung.

"Aku gak pernah selingkuh, mas. Ngapain aku melakukannya sekarang sedangkan kita baik-baik aja selama ini?"

"Terus siapa cowok yang duduk sama kamu ini?"

Sialan! Haruskah Kala menjelaskan hal menjengkelkan ini pada sang kekasih yang biasanya tidak pernah termakan hal-hal remeh seperti foto dia duduk bersama Sangga. Tidak melakukan apa pun dan hanya foto saat mereka makan bersama waktu itu.

"Dia temen Matthew, suaminya Dora. Aku berencana liburan dan mereka ikut. Cuma itu! Ada Dora dan suaminya di sana."

Baiklah! Lebih baik Kala menerangkan daripada urusan semakin melebar.

"Terus kalian sengaja double date?"

Manik Kala menyipit dengan mulut menganga tak menyangka. Sekarang bukannya merasa dituduh, tapi Kala sudah seperti dipaksa untuk mengakui hal yang tidak pernah dia lakukan.

"Kamu kenapa sih, DIpta? Kita udah lama gak ketemu dan dipertemuan pertama ini kamu malah nuduh aku sembarangan? Apa aku melakukan sesuatu di foto itu?"

Lembayung Kesukaan SanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang