GORDEN transparan yang menjuntai hingga menyentuh lantai bergoyang-goyang disentuh angin laut yang menyapu daratan; membawa hawa segar yang menggoyangkan helaian surai kecokelatan Gun yang baru saja ia keringkan setelah selesai berendam. Jendela kamar yang menghadap bibir pantai ia buka lebar-lebar hingga siraman cahaya matahari yang sebentar lagi hilang dibalik awan tercurah penuh ke dalam kamarnya.
Gun mematut diri di depan cermin; memperhatikan garis wajahnya yang tampak sedikit berubah selama hampir satu bulan ke belakang. Pipinya terlihat lebih merona dengan sentuhan warna merah jambu yang samar dan lebih hidup, garis matanya tak lagi sendu, dan kulitnya kini tampak jauh lebih sehat dan berkilau. Beberapa minggu ini Gun benar-benar menghabiskan waktu sendirian tanpa memikirkan apapun; luka masa kecil sebab ayah dan ibunya, kejadian lampau di SMA, bahkan ia tidak membiarkan Off menyelinap masuk ke dalam serangkaian syaraf dalam kepalanya.
Ia memilih untuk mengikuti saran Neen; mengambil jeda sejenak dari segalanya dan mulai mendengarkan apa yang ingin tubuhnya coba sampaikan. Gun menghabiskan waktu dengan mengikuti kelas yoga, meditasi, membaca buku, memasak, merajut, bahkan ia beberapa kali ikut dalam kegiatan kemasyarakatan di daerah Pulau Rupat. Rasa-rasanya segala kegiatan itu telah banyak membantunya mengolah pikiran dan menyisir gumpalan kusut yang selama ini menyumbat celah-celah hidupnya. Melakukan meditasi rutin setiap pagi, Gun pada akhirnya telah berhasil menyusun kepingan puzzle masa lalu hingga kini tampak jauh lebih jelas untuk ia pahami.
Gun mengambil kemeja putihnya yang tergantung di samping pintu, kemudian mengambil sendal hadiah dari Ms. Jenar—pemilik penginapan yang menjadi tempat tinggalnya selama beberapa minggu ini. Matahari di luar sedang berbaik hati menyumbangkan cahaya emasnya mendekap senja, Gun tentu tidak ingin melewatkannya. Ia memutuskan untuk keluar dari kamar dan berjalan menyusuri bibir pantai—berkencan dengan dirinya sendiri.
Angin dari arah laut berhembus kencang ke daratan hingga kemeja Gun yang hanya mampu menutupi setengah paha berkibar dengan tak tahu malu. Sorot matanya jatuh pada dua tungkai yang tidak tertutupi sehelai benang—tampak begitu berkilauan seperti sebongkah emas di bawah cahaya matahari. Gun tersenyum begitu menyadari bahwa pada akhirnya ia berhasil jatuh cinta pada dirinya sendiri.
Gun mengangkat kepala untuk berburu sesuatu yang bisa membelai matanya. Akhir-akhir ini ia juga seringkali memperhatikan orang-orang di pantai dan hatinya akan menghangat ketika bisa menangkap seutas senyum dan sederetan tawa dari orang-orang yang tak dikenalnya. Dalam pikirannya ‘orang-orang ini juga pasti punya kesulitan dalam hidup, tapi lihatlah, mereka masih bisa tertawa. Aku yakin aku juga pasti bisa begitu’.
Retina Gun kemudian menangkap sosok yang familiar baginya. Perempuan dengan perangai unik yang telah menjadi instruktur yoga untuknya selama ia berlibur.
“Ms. Godji!”
Perempuan itu menoleh ke arah Gun, lalu menyunggingkan senyum lebarnya seperti biasa hingga terlihat deretan giginya yang rapi dan bersih. “Gun! Sedang apa? Mencari pejantan yang bisa dibawa pulang?”
Gun tertawa menanggapi gurauan Godji lalu menggeleng. “Pantainya bagus dan matahari sedang berbaik hati. Aku tidak ingin melewatkan sunset.”
Godji menyapu pandangannya ke sekitar pantai yang kini seperti pulau yang berselimut emas. Angin berhembus kencang hingga batang-batang kelapa bergoyang seolah menari bersama alam dan ombak menggulung-gulung ke tepian. Suara deburannya bersahutan dengan riuh suara manusia yang berdengung-dengung seperti sekumpulan lebah. Melihat itu Godji tersenyum. “Kau benar. Matahari sedang berbaik hati.”
“Miss tadi ada sesi yoga?”
Godji menyampirkan helaian rambutnya ke belakang telinga. “Iya, baru saja selesai.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Harap Tak Bersisi
Fanfiction⚠️OffGun Fanfiction ⚠️ ❗bxb content "Bahwa cinta sudah seharusnya melambungkan harap tak berkesudahan." . Apa yang ada dipikiranmu ketika membuka pintu di pagi hari dan mendapati orang yang dulu sangat kamu benci tiba-tiba muncul dan menawarkan sebu...