28| Kebimbangan Atthaphrodite🔞

402 35 17
                                    

SATU hal yang selama ini gagal untuk Gun pahami dan baru ia sadari adalah Off tak ubahnya seperti bom waktu yang selalu membuatnya bermain dengan serangkaian terka selagi menunggu. Dalam kepalanya serbuan terka yang liar mulai menginvasi pikiran yang kini mulai sukar menemukan logika. Nuraninya terusik. Tubuhnya gemetar oleh ketakutan yang mulai meluruhkan kegoyahan di dasar jiwa. Kapan? Kapan 'bom waktu' itu akan meledak dan meluluhlantakkannya?

Off sudah mendapatkan segala hal yang baik dari semesta bahkan sebelum raganya terlahir ke dunia. Kehidupannya selalu berada dalam garis lurus kesempurnaan dengan gelimang pernghormatan. Gun cukup yakin seseorang yang terbiasa berada dalam lingkaran seperti itu akan langsung merasa cacat apabila sesuatu tak berjalan dengan semestinya; ketika sesuatu berada diluar kendalinya.

Mengambil keputusan untuk menikahi seorang laki-laki yang secara biologis memiliki beragam perbedaan dari perempuan jelas Off lakukan dengan kesadaran penuh. Mungkin dalam perkiraannya, selama orang itu adalah Gun—seseorang yang ia kenal dari masa lalu—maka pernikahan tidak akan menjadi batu yang menghadangnya di tengah jalan yang sedang ia tempuh. Mungkin dalam perhitungan pria itu, fakta bahwa Gun tidak bisa memberinya keturunan tidak akan mempengaruhi perjalanan karir yang ia bangun. Lalu jika sudah begini apa yang akan Off lakukan?

Seperti yang Gun pernah katakan, ia tidak siap untuk dibuang.

Tidak mau, jangan lagi.

Jikapun berpisah adalah keputusan yang baik untuk mereka berdua, maka Gun akan memutuskan untuk pergi lebih dulu. Setidaknya, meski ia gagal melindungi pernikahan dan hatinya, ia masih bisa mempertahankan harga diri yang tersisa.

"Atthaphan?"

Gun menoleh kaget ke arah pintu utama ketika namanya disebut oleh suara yang begitu terdengar akrab di telinga. Off berdiri di sana dengan raut setenang rawa-rawa yang tidak bisa diterka ada apa sekiranya di dalamnya. Gun merasa sesak, seolah ketamakannya atas pria yang kini berada tak jauh dari jangkauannya mulai mencekiknya dengan realita yang membelit leher.

Off melengkungkan senyum samar selagi tungkainya mengambil langkah untuk membabat sisa jarak di antara mereka. "Aku berniat menjemputmu di toko tapi View bilang kau izin dari siang untuk bertemu denganku di kantor. Tapi kenapa aku tidak melihatmu di sana?"

"Aku tidak jadi ke kantormu." Gun berdusta. Matanya tak lepas memaku pandangan pada sosok Off yang berdiri jangkung tepat di depan matanya; menilai kembali dalam diam seberapa besar keinginannya memiliki pria itu untuk dirinya sendiri. "Aku tiba-tiba merasa lelah."

Tubuh Off merunduk agar sejajar dengan Gun yang masih duduk bergeming di atas sofa. "Kau sakit?" tanyanya seraya menyentuhkan punggung tangan pada dahi Gun yang basah oleh keringat dingin. "Kau berkeringat."

Gun merasa tersengat oleh sentuhan sederhana itu. Mungkin saja sisi emosionalnya memantik gairah yang disetir oleh rasa putus asa untuk mengklaim pada dunia bahwa Off adalah suaminya. Off miliknya. Gun tidak ingin berbagi dengan siapapun. Namun, realita bahwa ia tidak memiliki apapun untuk membuatnya pantas berada di sisi pria itu membuat jantungnya menyempit seolah organ vital itu menolak untuk memompa kelangsungan hidup. Sesak.

"Off." Gun berdiri. Kedua tangan kecilnya mengelus kedua lengan padat Off yang masih terbalut kemeja formal. "Kau lelah?"

Alis Off terangkat bingung. "Tidak juga. Ada apa?"

Gun tak menjawab pertanyaan Off. Kedua tangannya menurunkan jas formal yang Off kenakan dengan perlahan, dilanjutkan dengan membuka simpul dasi berwarna biru tua yang melingkari leher suaminya. "I want you," bisik Gun rendah dengan sentuhan nada sendu yang samar-samar.

Aku menginginkanmu. Aku menginginkan semua bagian dari dirimu tanpa ada satupun sisa yang bisa kubagikan pada orang lain. Aku ingin suamiku!

"Sekarang? Di sini?" tanya Off gelagapan ketika tangan Gun semakin liar membuka kancing kemejanya satu persatu hingga sehelai pakaian itu jatuh melalui kedua lengannya.

Harap Tak BersisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang