Siapa?

40 11 16
                                    

"La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzolimin," lirih Arshaka membaca do'a yang diucapkan Nabi Yunus ketika memohon pertolongan kepada Allah.

Ia tersenyum smirk seraya berkata, "Selamat tinggal Arshaka Zayn bin Januar....."

BUGH

Si kepala pelontos ambruk. Sebilah pisau yang dipegangnya terhempas jauh, karena tiba-tiba saja balok besar menghantam punggungnya.

"Lu bawa Bang Shak, biar gue dan temen yang lain yang lawan mereka!" bisik Acil kepada Qibo.

Setelah itu Acil dan teman-teman yang lain melawan si kepala pelontos dan antek-anteknya.

"Bang lo masih hidup kan?!" Qibo berkata panik sembari menampar-nampar pipi Arshaka.

"Dicek hidungnya pinter!" ucap Andi, salah satu anggota The Baross juga.

Saking paniknya, Qibo tidak kepikiran untuk mengecek nafas Arshaka. Segera ia melakukannya.

"Alhamdulillah masih hidup!"

"Bo...," lirih Arshaka dengan mata yang terpejam.

"I-iya kenapa Bang?" tanya Qibo panik.

"Bawa gue ke rumah gue aja...."

"HAH GILA LU BANG?! ENGGAK! POKOKNYA KITA KE RS SEKARANG!"

"Gue cuma mau ketemu bini gue Bo...."

"BANG!"

"Bo, please...""
Setelah mengatakan itu dengan lirih, Arshaka kembali pingsan.

"Ya udah kita bawa Bang Shak ke rumahnya aja! Habis itu kita panggil dokter untuk ke rumah Bang Shak!" Qibo memapah Arshaka untuk naik ke dalam mobil.

Sudah diduga hal yang tak diinginkan, oleh karena itu Kang Jefri yang memberikan saran agar salah satu di antara mereka ada yang membawa mobil.

"Bangg jangan dulu mati! Lu masih ada utang ke gue seratus!"

🖤🖤🖤

Tok...tok...tok....

Kirana membuka matanya, ia melihat jam menunjukkan pukul 03.00.

"Alhamdulillah, Arshaka akhirnya pulang. Kenapa larut banget?"

Kirana sedaritadi memang menunggu Arshaka pulang. Ketika ia mengaji, ia ketiduran. Akhirnya ia tidur di atas sajadah.

Tok...tok...tok...

Tapi tidak seperti biasanya Arshaka mengetuk pintu sekencang itu?

Tok...tok...tok....

"ASSALAMU'ALAIKUM KAK ANAAAA BUKA PINTUNYAAA!"

Kirana melotot. 'Itu seperti suara Qibo?!'

Dengan gerak cepat Kirana merapikan mukenanya agar rambutnya tidak ada yang terlihat, tak lupa ia juga menyempatkan memakai kaos kaki yang terletak di belakang pintu.

Jadi muslimah memang terlihat ribet, tapi begitulah cara Allah menjaga muslimah dari pandangan laki-laki.

Ceklek

Kirana membuka pintu. "Astaghfirullah! Kenapa ini?!"

Pertanyaan Kirana tidak dihiraukan. Qibo, Andi dan teman yang lain nyelonong masuk ke dalam rumah menggotong Arshaka, lalu meletakkannya di atas sofa.

Bagaimana Hari Ini, An? [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang