Lupa

66 12 16
                                    

"Lamun lain teteh awewena, terus terang can hayang jadi bapak."

"Boro-boro rumah tangga, pan geus puguh gawe oge teu boga."

"Ngan ku sabab teteh awewena. Modal cinta kumaha engke we lah jadina."

Arshaka begitu asik melatunkan lagu berbahasa sunda dari Doel Sumbang yang berjudul 'Teteh'.

Iya bernyanyi sembari mengocok telur di baskom dengan sangat semangat. Arshaka tampak tampan dengan celemek cokelatnya.

Arshaka bukan tipe orang yang lama berlarut-larut dalam kesedihan. Padahal pagi tadi baru saja ia terbangun gara-gara mimpi buruk itu datang lagi.

Tetapi bukan Arshaka Zayn kalau terlalu lama merasakan galau dan sedih.

Bahkan bisa dibilang 5 menit ia sedih, 5 menit berikutnya dia sudah bisa melakukan hal random lagi.

Ceklek

Suara pintu toko terbuka, menampilkan seorang lelaki paru baya dengan perawakan gagah, menggunakan jas hitam, inner biru muda dan dasi berwarna biru tua.

"Assalamu'alaikum, apa kabar Arshaka?" sapanya kepada Arshaka.

"Wa'alaikumussalam. Om Hanif?! Apa kabar Om?" Arshaka membuka sarung tangannya dan langsung menyalami tangan lelaki yang ternyata merupakan omnya.

Om yang merupakan seorang kepala yayasan Dhiarruhman. Sebuah Yayasan yang cukup terkenal di kota tersebut.

"Silakan duduk Om!" Arshaka mengarahkan Hanif ke kursi dekat dengan jendela.

Arshaka menarik kursi, lalu mempersilakan Hanif untuk duduk.

"Terima kasih, Ar. Sini duduk dulu, kita ngobrol."

"Sebentar Om, Shaka ambil minum dulu!"

"Gak usah, duduk aja! Om gak lama di sini!"

"Yang bener Om?"

"Iyaa Shakaa!"

Arshaka langsung mendaratkan bokongnya di kursi tepat berhadapan dengan Hanif.

"Gimana kabar kamu?"

"Alhamdulillah Om, Shaka sehat wal afiat," ucap Arshaka disusul dengan senyuman.

Hanif tersenyum miris. 'Bahkan setelah banyak luka yang kamu lalui. Kamu bisa tersenyum seperti ini, Ar?'

"Kalau Om gimana?" tanya Arshaka balik.

"Alhamdulillah Om juga sehat."

"Sibuk ya sekarang Om? Udah jarang ke sini."

"Iya lagi banyak urusan. Gimana di kos-an? Betah?"

"Alhamdulillah Om."

"Alhamdulillah apa? Kalau gak betah bilang aja. Biar Om cari kos-an yang lain."

'Gak perlu. Mau tinggal dimanapun, gue tetep sendiri.'

"Gak usah Om, Om sudah terlalu banyak bantu Shaka."

"Kamu kaya sama siapa aja!" ujar Hanif sembari menepuk bahu Arshaka.

"Gimana bisnisnya? Lancar?"

"Alhamdulillah Om, makin dikenal banyak orang. Apalagi semenjak ada selebram yang rekomendasiin toko ini di Instagramnya."

"Alhamdulillah kalau gitu. Atau perlu Om bayar banyak selebgram untuk endorse toko ini?"

"Gak perlu Om. Toko ini milik Shaka, jadi biar Shaka yang atur. Nanti kalau memang sudah cukup, Arshaka ganti uang modalnya Om."

Bagaimana Hari Ini, An? [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang