Cemburu

44 13 21
                                    

"Baik, kali ini Ali mau bahas tentang beberapa aurat yang sering dilupakan atau disepelekan oleh muslimah. Apa sajaaa ya kira-kira?"

"Yang pertama, tangan. Ingat yaaa teman-teman, batas aurat tangan wanita adalah pergelangan tangan. Masih banyak muslimah di sekitar kita yang lengan bajunya digulung, atau ukuran lengan baju tiga per empat, atau misal panjang tapi ketika angkat tangan dia merosot contohnya lengan baju abaya sehingga lengannya kelihatan. Nah, Ali sarankan untuk memakai handshock. Tidak pun tidak apa, asal kita bisa menjaga batas aurat tangan tersebut. Nah biasanya kalau perempuan ini sering menyepelekan aurat tersebut. Padahal aurat tetaplah aurat."

"Kedua, yaitu anak rambut atau sehelai rambut. Untuk kalian yang istiqomah pakai ciput Ali ucapkan terima kasih dan semoga istiqomah selalu. Sahabat Ali, rambut itu aurat, bahkan walaupun hanya sehelai. Banyak yang alasan kalau pakai ciput pusing. Hmm apakah rasa pusing kamu lebih besar daripada rasa ingin mentaati perintah Allah dalam menutup aurat? Sebenarnya ada juga kok ciput yang gak pusing. Tinggal cari bahan yang cocok saja. Atau sebenarnya tidak apa juga tidak harus pakai ciput. Tapi pastikan benar-benar tidak ada rambut yang terlihat. Simpel kan?"

"Ketiga, yaitu jilbab yang tidak menutup dada. Seperti yang disebutkan di surah An-Nur ayat 31. Dimana Mulismah dianjurkan memakai jilbab yang menutupi dada. Jangan pakai jilbab cekek lilit yang tidak menutupi dada yaaa muslimah!"

"Keempat, jilbab nerawang. Ingat ya teman-teman selain menutup dada. Pastikan jilbab kalian juga tidak nerawang. Apa fungsinya pakai hijab kalau rambutmu kelihatan? Cari bahan hijab yang tidak nerawang yaaa. Atau bisa pakai ciput yang seperti kerudung."

"Kelima, memakai pakaian yang membentuk lekukan tubuh. Astaghfirullah ukhty, pakailah baju yang longgar. Baju yang tidak memperlihatkan lekuk tubuhmu."

"Keenam, kakiii. Ini banyak banget yang menyepelekan. Kaki itu termasuk aurat yaa teman-teman. Biasakan pakai kaos kaki walaupun sekedar hanya pergi ke warung...."

"Ehem!" Arshaka berdeham. Mengejutkan Kirana yang sedang duduk di sofa, mendengarkan podcast sepupunya dari tablet ber-casing pink. Akhirnya setelah lama menikah, Ali baru lagi meng-upload podcast-nya.

"Kenapa?" tanya Kirana menyerngitkan dahinya heran. Ia sontak menoleh ke arah Arshaka yang berdiri di samping sofa.

"Apakah perasaanmu sudah hilang untuk dia?" tanya Arshaka dengan ekspresi datar. Tidak biasanya dia seperti itu.

Kirana tersenyum mengejek. "Kamu cemburu ya?" goda Kirana. Ia merasa lucu melihat ekspresi Arshaka.

"Biasa aja," jawab Arshaka sok cool.

"Masa sih?" goda Kirana lagi. Ia benar-benar mau menggoda Arshaka. Melihat Arshaka seperti ini membuat Kirana ingin tertawa.

Arshaka duduk di sofa tunggal, di depan samping sofa panjang yang diduduki Kirana. Dia sudah rapi menggunakan jaket levisnya, dan menjinjing helm full face-nya. Sudah siap berangkat ke toko roti.

Lalu, tak lama Arshaka menghela nafas gusar. "Iya An, saya cemburu."

Senyum Kirana semakin mengembang. Ia benar-benar ingin tertawa sekarang.

"Kenapa malah senyum? Kamu beneran masih ada rasa ya sama dia?"

"Ar, aku bukan orang gila yang suka sama kakak sendiri. Dia itu saudara sepersusuanku. Ibaratnya kalau aku suka sama dia, sama aja aku suka sama A Bayu atau Bagas. Gak mungkin aku segila itu kan?"

"Tapi, kamu baru tahu itu setelah kamu jatuh cinta sama dia. Kemungkinannya kecil, kalau secepat itu perasaanmu untuk dia hilang."

Kirana menunduk, kepalan kedua tangannya ia letakkan di atas dengkul. Ucapan Arshaka benar. Bukan tidak mungkin, hanya saja memang benar. Benar, jika Kirana membutuhkan waktu yang lama untuk bisa menghilangkan perasaannya kepada Ali. Mau bagaimanapun Kirana menyukai Ali sudah lama, kurang lebih 9 tahun.

Bagaimana Hari Ini, An? [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang