Kelana

11 0 0
                                    


Kapada siapa Bunga akan mengadu? Mengadu berbagai nasib dan enggan yang ia tidak mau terima? Mengadu yang akan bisa meringankan sedikit  beban di pundaknya untuk berbagai hal yang sangat menyakitkan? Kata orang lain, itu berlebihan. Nyatanya, manusia lupa memanusiakan manusia. 

Ini sudah menuju beberapa minggu lagi, tetapi mengapa keraguan membentuk pola yang begitu teratur di otaknya? Apakah Bunga yakin bahwa ia akan sanggup menyelesaikan ini semua di garis akhir? Bunga menyadari ini semua adalah permasalah pilihan. Namun, ia semakin tidak yakin bahwa pilihan ini adalah pilihan tepat dan tidak ada risiko di dalamnya. Malah, risikonya sebenarnya terlalu berat. 

Kelana, mencari semua, menceritakan, menjelaskan, mengadu seperti sebelumnya, atau banyak hal yang bisa diceritakan. Hari ini, ada seorang kerabat yang menelepon. Dalam diskusi tersebut, ternyata baníka hal yang tidak diketahui oleh Bunga dan ia merasa semuanya hancur. Kelana yang ia lakkan dan bertahan selama ini seakan hancur dan sırna. Kata saudara itu, Ibunda Bunga merasa tidak nyaman dengan berbagai pihak yang tidak mengikutsertakan ia ke dalamnya. Padahal, Bunga sendiri telah menjelaskan berbagai hal yang muntkin ibundanya tidak dapat memahami. Begitu pun kepada saudaranya yang mungkin tidak mengetahui berbagai hal yang semestinya. Begitulah, diskusi ini ternyata membawa sulutan api kecil. 

Api kecil ini ternyata mampu menjadi sebuah kobaran yang begitu luar biasa perkara ia ceritakan pada lelaki itu. Entah mengapa, rasanya lelaki itu, tidak dapat menerima diskusi atau keluh kesah yang diberikan oleh Bunga. Lelaki itu, rasanya sakit kepala dengan hal-hal yang negatif atau yang tidak menyenangkan baginya. Lalu, bagaimana Bunga harus menjelaskan? Hanya diam dalam kata? atau memendam saja? Lalu, apa fungsinya lelaki yang dijadikannya rumah dan menjadi rumah selamanya beberapa minggu ke depannya? Mengapa semuanya begitu membingungkan dan menyesakkan bagi Bunga?

Bunga selalu berpikir, apakah ini yang terbaik bagi dirinya dan masa depannya? Membersamai dengan lelaki yang sulit untuk ditebak perasaan dan logikanya. Berbagai cara berusaha ia lakkan untuk menjadi sebbah keyakinan dalam dirinya untuk mempercayai bahwa semua pilihan ini adalah pilihan terbaik untuk Bunga. Namun, sial, selalu saja banyak setan yang membisikan berbagai pilihan lain yang begitu membingungkannya. 

Kelana, apakah berakhir pada lelaki itu? Bunga pada awalnya berpikir bahwa ia harusnya menemui lelaki baru yang akan membawanya ke nuansa dan kertas putih baru. Menggambar bersama, tanpa harus membolak-balikkan halaman sebelumnya atau berbagai masa gelap yang ia benci di dalam sebuah kehidupan. Awalnya, Bunga berpikiran seperti itu. Namun, lelaki ini berusaha meyakinkan saat itu sehingga Bunga berupaya pula untuk meyakinkan dirinya. Namun, ada kala masa yang begitu membingungkan muncul. Lelaki itu berubah menjadi karakter yang begitu tidak diinginkan. Rasanya, lelaki itu harus pandai belajar mengeja kehidupan atau ilmu akhir hayat. Namun, mungkin, lelaki itu rasa, itu tidak mendukung karirnya sehingga ia tidak mau menyentuh hal itu atau mengingatnya kembali. 

Rasanya begitu kompleks perasaan Bunga siang itu. Ia hanya terlentang di kasurnya yang terkena paparan sinar matahari. Begitu panas, sama seperti otaknya yang berpikiran banyak hal dan sulit untuk dihandel. Tentunya, ini pun pasti mempengaruhi perasaan Bunga yang tidak jelas. Lelaki adalah sebuah rumah untuk kelana yang Bunga lakukan selama ini. Namun, jika rumah itu runtuh, ke mana kelana yang harus dilakukan oleh Bunga selanjutnya? Apakah ia menunggu atau tetap berjuang pada lelaki yang sama? 

Lelaki hanya diam. Padahal, lelaki tahu bagimana jarak yang sebenarnya yang membunuh rindu dan perasaan ingin berjumpa. Namun, lelaki sengaja menjadi sebuah makhluk independen yang tidak mau tahu terkait dengan orang lain, bahkan Bunga sebagai pasangannya. Ia mengambil jalan tengah untuk damai dan tentam bagi jiwanya sendiri, tana mekikirkan orang lain. Nyatanya, itu terlalu menyakitkan bagi semua orang.

Kelana, Bunga hanya termenung memandangi langit-langit kamar. Ia melihat ada lampu kamar yang bulat tidak sempurna. Awalnya, ia berpikir bahwa bukankah hidup seperti itu? semuanya tidak pernah terlihat sempurna atau sesuai dengan apa yang kita inginkan? Bukankah kita harus berjuang untuk apapun itu? Kelana, Bunga hanya ingin berkelana kembali. Menyusuri setiap detik dan uddar yang berbeda dari berbagai sudut pandang dan tempat yang berbeda pula. Namun, apakah ini terdengar egois bagi Bunga? mengingat hal penting akan terselenggara 3 bulan lagi. Entahlah, semunya membingungkan dan membuat Bunga untuk tertidur siang itu. Berharap semua hal menjadi sebuah mimpi buruk yang akan selesai saat ia membuka mata.

L.E.L.A.K.ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang