Hal sepele pagi ini yang membuat muak dan ingin tidur saja. Bukannya aku pemalas, tetapi aku hanya dapat menenangkan diri dan emosi melalui tidur. Memejamkan mata, kepala, dan hati. Berharap mendapatkan impian yang berselimut dengan impian. Pagi ini, setelah mandi dan melihat lelaki yang kupanggil Lewis itu sedang asyik mengikuti kursus daring bahasa Inggris serta berbagai hal lainnya yang menginformasikan mengenai beasiswa luar negeri.
"Aku sudah pernah membaca ini."
"Oh, kau sudah tahu? Ini nih (sembari menyodorkan file yang berisi data dari penerima beasiswa tersebut. Ini nih yang versi CV Eropa bukan yang itu."Aku paham bahwa perkataan itu adalah sentilan kepadaku untuk mengalahkanku mengenai perkataanku yang mengungkapkan bahwa penggunaan CV Eropa adalah menggunakan aplikasi X. Dia tidak terima akan hal tersebut. Dia hanya menganggap semua yang kukatakan itu hanyalah angin lalu yang pantas dimuntahkan atau ditepis percuma. Entahlah.
"Aku jadi mengingat masa lalu. Aku sudah baca file-file tersebut."
"Baguslah."Dia tidak memahami bagaimana perasaan ini hancur tidak bersisa. Tubuhku langsung lemah untuk menerima berbagai perkataan yang tidak ia sadari tersebut menjadi duri yang mengusik tubuhku, terutama harapku.
"Aku memang sudah mundur beberapa langkah kali ini. Aku serasa bukan diriku. Aku kehilangan harapku. Ke mana gadis yang dulu bersemangat untuk merajut beasiswa dan kuliah ke luar negeri? Bukankah tidak adil bahwa aku harus mengurusi segala hal seorang diri? lelah ternyata."
Entah mengapa, percapakan ini membuat aku muak. Aku langsung meninggalkan dia, tertuju ke tempat tidur. Ku ambil telepon gengam yang ada di sana. Kubuka, ternyata ada telepon dari ibuku. Entahlah, aku serasa kehilangan semuanya. Kehilangan harap yang selama ini aku inginkan.
Segera kuambil laptopku dan berusaha mengetik sakit hati ini.
"Kamu marah? Mau makan?"
"Gak, gak usah"
"Tugasku adalah menjaga mood kamu"Mmangnya kau kira aku ini apa? harus dijaga seperti itu? aku hanya ingin melarikan diri denganmu sekarang, lalu kau mengingatkanku untuk segera kembali dan seakan kau mengusik yang takkan ingin kuusik.
Hanya ada dua pilihanku saat ini, jika aku sukses dan pergi dari negara ini, mungkin aku akan meninggalkanmu. Aku rasa, aku tidak pantas dengan keluargamu yang terlalu banyak berbelit dengan berbagai adat-istiadat yang membuat muak. Atau jika aku harus tetap berada di daerah ini, mungkin aku tidak harus memilihmu. Aku berharap ada laki-laki lain yang datang untuk mengajak serius sebagai penggantimu.
Memang sebaiknya, kita harus mengambil jarang untuk segera selesai. Mengejar cita masing-masing dan tugasku sudah selesai untuk menyukaimu. Terima kasih telah mengingatkanku bahwa kita sudah selesai. Aku takkan mau mencintaimu jika aku telah pergi dan menjadi orang lain di tanah lain. Mungkin kita hanya akan menyapa dan masa lalu mungkin menghampiri kita suatu hari ini.
Dago, akhir Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
L.E.L.A.K.I
Short StoryAku Bunga. Ketika orang bertanya, aku ini bunga apa, aku hanya bisa diam. Aku tergantung di antara atas dan bawah. Tali ini yang akan memutuskannya. Tali ini adalah lelaki. Mencari esensi kata "lelaki" yang sulit kutemui dari arti kata "hidup". Nam...