VidCallCo

17 0 0
                                    


Aku benci dengan segala yang ada dengan segalanya. Hanya di rumah dengan istilah isolasi yang mengukung segalanya. Aku paham ini adalah neraka yang harus dihadapi oleh usaha keras. Semuanya seperti gagal dan runtuh. Semua rencana yang sia-sia tanpa pemasukan. Pemasukan diberhentikan mendadak karena virus yang merajalela ini. 

Aku seperti kehilangan segalanya, harap dan cita-cita hanya untuk seorang yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan. Hari ini, kucoba untuk vidio call dengan laki-laki yang sebenarnya tidak pantas. Dia secara tidak langsung telah mematikan mimpi dan cita-citaku hingga di titik bawah ini. Tak ada harapan tinggi, tak ada asa untuk terbang keluar dari sarang, tak ada niatan untuk cemerlang mendapatkan nilai tinggi. Aku seakan kehilangan segalanya. 

Dimulai dari vidio call yang tidak berguna. Aku sadar, aku selalu dicuekin melalui tindakan konyol ini. Aku tak pernah putus asa. Selalu saja aku jalani dengan cerita. Bodoh kata teman-temanku. Ya, pita merah jambu yang membelit memang selalu membuat bodoh. 

Dia asyik dengan dunianya yang katanya ingin melambung setinggi asa. Aku tertinggal dan aku kalah. Aku hanya bisa menangisi segalanya. Ini karena laki-laki bangsat itu. Dia yang mengubah diriku menjadi seseorang yang tertinggal sekarang. Aku takut dan sedih. Namun, kepada siapa aku harus bercerita tentang kegagalan hidup? semua orang takkan mau mendengarkan asa yang tak diraih. Membosankan.

Dia asyik dan tetap asyik dengan vidio yang sebenarnya hanya menguntungkan dirinya dan mengatakan bahwa apa yang kulakukan di vidio call hanyalah kebodohan semata. Menghabiskan waktu dan tidak melakukan apapun. Katanya, lebih baik aku menyelesaikan tesisku yang terbengkalai. 

Aku makin takut. Entah mengapa. Aku seperti kehilangan diriku. Aku mencari di berbagai lazuardi. Dunia nyata dan mimpi takkan sanggup kuhadapi dengan kepedihan ini. Bukankah hidup tak adil jika seperti ini? 

Aku berubah hanya karena laki-laki yang ada di vidio call ini. Mengingatkan berbagai hal masa lalu begitu menyakitkan. Ia tidak pernah betapa sakitnya terjatuh melebihi apapun. Ia takkan tahu betapa luka nanah yang sebenarnya kututupi melalui kebahagiaan yang berbentuk fatamorgana!

Ternyata, aku bukanlah aku. Entah siapa aku sekarang. Aku membenci sangat membenci lelaki yang ada di telepon gengamku sekarang. Aku benci dia. Tanpa rasa bersalah akan tiga tahun dalam hidupku. Ia hanya tahu menjalani hidupnya tanpa menyadari kebrutalan hidup yang aku alami bersamanya. 

Aku tak bisa memilih untuk pergi dan tetap tinggal dengan situasi yang begitu memberatkan ini. Ini tidak adail untuk aku yang berjuang mati-matian dalam hidup, sedangkan dia hanya tahu cara menikmati hidup saja. Entahlah. Aku benci atas ketidakadilan ini. 

Jika aku tidur, dapatkah aku bermimpi menjadi apa yang aku inginkan? mengulang tiga tahun lalu untuk mengejar segala sesuatu yang kuinginkan? ini bukan diriku. Aku ingin berubah. Melepaskan segala kebodohan dan mengulang dari awal. Dapatkah?

Kudengarkan berbagai soal-soal dan trik-trik yang ada melalui gambar dan suara dari gawaiku melalui vidio call ini. Sialan. Ini tidak adil. Dia dapat bersantai dan menikmati segalanya. Sedangkan aku harus bertahan dengan segala sesuatunya. Aku tertinggal dan aku benci situasi ini. 

Trauma yang begitu mendalam menyurutkan niatkau untuk kembali. 

"Tidak, Bunga. Kau harus kembali kepada dirimu dahulu. Entahlah. Bukankah kau seorang feminis? lalu, mengapa kau menerima jika diperlakukan seperti ini?"
"Diam! aku pusing!"
"Kamu harus berubah, Bunga. Masih ada waktu daripada hanya menunggu dan menangis!"
"Ini tak adil!"
"Setidaknya kau menyelesaikannya dengan sungguh-sunggu. Tolonglah, berusaha menjadi sesuatu yang terbaik. Hidup hanya sekali, Bunga!"

Kumatikan vidio call yang sangat membuatku kembali ke masa lalu atas kegagalan karena memikirkan laki-laki yang sebenarnya tidak berguna dalam asaku. Semuanya salah. Kupasang lagu tentang ketidakputusaaan. Bukankah aku sudah jauh dari daftar harapanku? aku sudah jauh dari lintasan yang kususun sejak masa sarjana. Aku harus kembali. 

Kubuka laptop dan kumulai menulis. Aku harus kembali menjadi apa yang kuinginkan. Bukan seperti ini. Orang yang hanya dapat membuang waktu saja. 

Kusedot chatime dan kumulai menulis atas segala asa yang kuingin selesaikan. 


L.E.L.A.K.ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang