BAB 2

52 3 0
                                    

di pagi hari sudah berisik saja di dalam kamar wanita cantik yang tengah tertidur lelap itu di karenakan bunyi suara ponsel yang sedari tadi berdering karna terganggu Lantas zeva mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelepon dan saat tau yang menelepon adalah salah satu orangnya, iya merasa tak penting saat hendak mematikan nya, iya tak sengaja melihat chat.

Lantas zeva langsung bangun dan segera mencari kunci mobilnya, tapi tak ketemu di saat buru buru zeva langsung turun ke bawah hendak menanyakan di mana letak kunci mobilnya tapi sebelum sampai ke bawah zeva baru mengingat kala mobilnya di sita oleh bunda

"aisss syiball"

lantas iya kembali lagi ke kamar dan mengambil jaket kulit berwarna hitam meraih ponselnya menelepon seseorang setelah di rasa selesai dengan cepat iya turun ke bawah meninggalkan ke dua orang yang tengah tertidur lelap itu dan keluar dari perkarangan rumah

Sampai di bangunan tinggi itu iya langsung masuk ke dalam dan mendapati satu orang tengah berdiri tegak menunggu ke datangannya,saat orang itu melihat ke datangannya dengan hormat orang itu membungkuk

"Ruang rapat.. "

"Baik queen"

Masuk ke dalam lift dan memencet angka 9 ,tapi lift itu bukan menuju ke atas melainkan ke bawah,Tak butuh waktu lama mereka sampai di ruang rapat yang ada di bawah tanah, memasuki ruang transparan berkeliling kaca tebal anti peluru dan bom bahkan kedap suara iya duduk di kursi utama dan orang yang mengikutinya ikut duduk

"Jelaskan... "
*
*
*
*
*
*
*
"kakak,abang adek,bangun cepet turun sarapan udah siap"

teriak bunda dari bawah karna tak mendapatkan sautan lantas bunda menuju kamar masing masing anaknya tapi tak menemukan di mana dua anak laki lakinya lantas iya berjalan menuju kamar putrinya dan benar saja di sana lah anak anaknya tengah tertidur pulas dengan saling memeluk tapi di sana bunda tidak melihat zeva,lantas bunda membangunkan ke dua anak adamnya itu dengan menepuk nepuk bahu ke duannya dan membuka tirai yang langsung di sambut oleh matahari pagi

"bang,adek bangun yuk udah siang ini"

leo dan zega terbangun karna sinar matahari yang langsung menerpa wajah tampannya

"bunda"

dengan suara serak khas bangun tidurnya,melihat bunda yang membuka tirai itu dan di susul zega yang bangun dan sama ucapan pertama yang keluar adalah kata

"bunda"

"iya ini bunda ayo cepet bangun mandi terus turun sarapan"

mereka berdua hanya mengangguk dan duduk di tepi ranjang terlebih dahulu

"kakak mana bun"

ucap zega dengan mengucek matanya dan menguap

"seharusnya bunda yang nanya kakak kamu ke mana pagi pagi begini"

"paling juga keluar bun" timpal leo

"nanti kalo kakak pulang bakal bunda sidang,ya udah bunda kebawah dan kalian cepat menyusul"

"Hmm²"

mereka berdua terpaksa bangun walapun mata masih ngantuk berat dengan berjalan ling lung menuju kamar masing masing,sekita 15 menit mereka semua berkumpul di meja makan yang di mana di sana sudah ada ayah dan bunda mereka duduk di tempat masing masing

"morning boy"

"morning yah,bun"

"kakak kamu ke mana kok gak turun,apa kakak mau diet tapi gimana bisa dia diet orang suka makan"

ayah melihat ke arah kedua anak adam itu

"kakak keluar gak tau kemana mungkin bentar lagi kembali"

"diet ho ho ho mustahil bagi kakak buat diet orang apa aja di makan sama dia iya gak bu-"

belum sempat menyelesaikan ucapannya tiba tiba iya merasakan telingannya di tarik dari belakang yang membuatnya terkejut sekaligus sakit

"a-a aduh sakit telinga adek"

"ngatain gue apo lo hmm"

semakin kuat menarik telinga zega ayah,bunda dan leo hanya tertawa melihat ke sengsaraan zega

"bunda bantuin adek,sakit telinga adek nanti lepas sama kakak hu hu"

zega yang melihat tak ada yang mau membantunya mendengus kesal dan tak lama jeweran di telinganya terlepas lantas iya mengelus elus telinganya yang panas

"makanya jangan berani ngatain gue dari belakang,orang suka makan itu manusiawi" duduk di sebelah bunda dengan menatap sinis zega

"ya kan emang fakta kak"

"tapi gue gak suka"

"udah udah sekarang makan jangan berantem terus"

dan merekapun makan dengan diam walaupun zega menatap sinis zeva,selesai mereka makan dan sekarang mereka berkumpul di ruang tamu dengan zega dan leo memperebutkan PS dan zeva yang berbaring di paha bunda dengan tangan bunda yang bertengger di kepalanya mengelus surai hitam itu lembut dan zeva menikmati elusan itu,ayah iya sedang asyik berkencan dengan leptopnya karna iya hari ini malas ke kantor jadilah iya bekerja dari rumah,beberapa menit kemudian ayah menutup leptopnya dan menghembuskan nafas lelah,semua yang mendengar itu sontak menoleh ke arah ayah

"kalo capek istirahat yah"

"atau mau bunda pijetin gak biar rilex"

"huh ayah pusing banget nyariin sekolah buat kalian,di tambah lagi kerja di kantor,kayaknya ayah memang butuh rehat sejenak"

memijit pelipisnya dan bunda beranjak menuju ayah dan memijat kepalanya

"sabar yah gini gini mereka anak kamu juga"

"waktu hamil dulu bunda ngidamnya apa ya sampek mereka punya kelakuan ajaib seperti ini"

mereka bertiga mendengus mendengar perkataan ayahnya

"yah kakak ada denger sekolah baru buat kita kayaknya cocok,sekolah itu lumayan sama kok kayak sekolah sebelumnya"

"kakak gak bercanda kan"

"ya enggak lah yah"

"ya udah nanti ayah daftarkan"

"kakak tadi pagi kemana?" tanya bunda ke anak sulungnya

"keluar bun cari angin"

setelah mengatakan itu mereka bertiga pergi berhamburan pergi ke kamar masing masing,melihat itu bunda dan ayah hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan anak mereka

"anak kamu itu"

ucap bunda dan langsung di jawab oleh ayah juga

"anak kamu juga"

mendengar ucapan ayah bunda hanya mendengus,tak lama ke tiga anak mereka keluar dengan pakaian rapi

"mau kemana kalian"

"ke luar bun,yah,kita izin ya"

mencium ke dua pipi bunda dan ayah mereka lalu pergi menuju ke luar rumah

"kalian pake apa motor sama mobil kan bunda sita sayang"

sedikit berteriak di karenakan anak anak mereka mulai menjauh dan dengan sedikit berteriak pula leo menjawab

"angkot bun,bayyy"

"hati hati sayang"

di luar rumah mereka bukanya naik angkot tapi malah diam menunggu jemputan mereka,ya mereka di jemput naik angkot hanyalah alasan belaka,dan tak perlu menunggu lama tiga motor berhenti di depan mereka tanpa berlama lama mereka langsung tancap gas pergi dari sana

Triplets ZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang