BAB 3

50 3 0
                                    

berdiri di balkon kamar dengan satu foto di genggamannya,malam yang begitu sunyi menambah kesan mendukung rasa sakit,sedih,rindu dan penyesalan.dengan menatap foto itu dengan tatapan sayu,mengelus foto seseorang yang ada di sana tengah tersenyum bahagia,tanpa terasa air matanya jatuh tanpa bisa di tahan

"di mana lo sebenarnya,gue yakin lo masih hidup"

melihat foto itu dan mengelusnya

"zeva"

mendengar namanya di panggil dengan cepat iya menghapus air matanya dan berbalik melihat siapa yang memanggilnya

"eh leo ada apa"

leo menghampiri zeva dan melihat wajah zeva yang habis menangis dengan sisa air mata di pelupuk matanya dan satu bingkai foto di genggaman tangan zeva foto yang selalu zeva simpan dengan rapi selama bertahun-tahun,melihat itu leo menghapus sisa air mata itu

"kau merindukannya?"

zeva hanya tersenyum dan mengangguk kecil

"tunggu lah sebentar lagi mungkin dia sedang asik menjelajahi dunia"

berusaha untuk menenangkan zeva dan membuatnya lebih kuat dan tegar

"mungkin kau benar dia sedang menikmati waktu luang untuk berkeliling dunia"

"ya udah biar lo gak sedih lagi gimana kalo kita ke pos kambling aja nongkrong di sana"

usul leo yang langsung di setujui zeva dan mereka pun langsung turun ke bawah yang di mana di sana ada ayah dan bunda yang tengah bersantai menonton TV bunda yang melihat anaknya yang turun pun memanggilnya

"kakak,abang mau kemana malam-malam begini?"

"mau ke pos kambling bun biasa nongkrong di sana"

"wah ayah juga ikut dong
udah lama gak ngumpul sama tetangga,sekalian jagain komplek kita,ayah izin ya bun"

meminta izin ke istrinya yang langsung di setujui dan ayah pun langsung bergegas beranjang menuju kamar untuk mengganti pakaian

"tungguin ayah kak,bang"

"jangan lama yah"

jawab leo dan menghampiri bunda dan ayahnya begitu juga dengan zeva

"kakak juga mau ke sana?"

"iya bun"

"kakak kan cewe,biasanya yang jaga pos kambling cowo semua kamu gak papa di sana cewe sendirian nak"

bukannya zeva yang menjawab tapi malah leo yang membuat zeva menatap tajam ke arahnya

"gak papa bun kakak kan udah kayak cowo,di komplek ini hampir semuanya temen kakak mana ke banyakan cowo semua kecuali satu orang"

"dari tadi gue diam ya leo"

menatap tajam adiknya itu yang di tatap hanya tersenyum kikuk dengan menggaruk tengkuk belakangnya yang tak gatal

"iya juga ya bunda baru inget"

"ayah udah siap ayok berangkat"

saat mereka bertiga hampir dekat dengan pintu tiba-tiba terdengar suara teriakan kencang yang memanggil zeva

"kakak zegara ikut tungguin"

berlari menuruni tangga dengan cepat dan menghampiri zeva,semua yang melihat itu hanya bisa melongo bagaimana tidak zegara turun dengan memakai baju tidur dan bantal leher yang masih tersangkut di lehernya mata merah karna mengantuk belum lagi rambut berantakan tak memakai alas kaki,pemandangan itu membuat mereka menahan tawa

Triplets ZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang