BAB 5

48 3 0
                                    

Mereka ber empat ada di rooftop ,dengan harya yang diam sambil meringis sakit,tengah di obati tak berapa lama akhirnya selesai

Membereskan semua dan menaruhnya ke samping , karena mereka saat ini duduk di sofa yang memang ada di sana,harya yang menunduk semakin menunduk kala orang di depan nya itu memperhatikan nya

"kenapa lo diam aja di bully sama mereka?"

Bertanya duluan, lantas harya menjawabnya dengan gugup ples takut

"u-udah biasa"

Ucapnya, lantas orang di depannya itu meraih dagu harya untuk melihat ke arah nya, harya kaget tapi hanya diam dan menurut, dan terlihat jelas wajah orang di depannya itu , wajah cantik dan manis, bola mata bulat beriris biru laut,sangat cantik

"Jangan menunduk"

"Tenang kita gak jahat kok,apa lo takut karna wajah zeva menyeramkan,udah lo tenang aja wajahnya emang begitu dari lahir"

"mau gue tonjok lo leo ha"

"kagak kagak bercanda gue elah sensi amat PMS neng"

"ngomong sekali lagi sini"

melipat kedua lengan bajunya gaya ingin bertarung tapi langsung di relai oleh si bontot

"udah udah kalian ini berantem mulu,liat noh harya semakin takut"

mereka berhenti dan langsung melihat ke arah harya yang kembali menunduk dengan badan gemetar,tanpa aba aba zeva langsung memeluk harya ke dalam dekapannya yang membuat leo dan zegara terkejut oleh tindakan tiba tiba itu sampai mereka berdua menutup mulut menggunkan tangan masing masing,begitu juga dengan harya yang hanya bisa diam membeku

"jangan takut kita baik kok"

mengusap usap punggung harya pelan tak lama pelukan itu pun terlepas dengan harya yang sudah teang tidak gemetar lagi seperti sebelumnya

"lo gak perlu takut ngeliat kita bertiga sering berantem karna itu udah biasa dan hanya main main semata udah biasa gayak gini,iya gak kak,bang"

"hmm"

"tuh denger"

harya hanya mengangguk Menghentikan percakapan
lantas zeva memilih untuk melihat kearah luar di mana terlihat kota dan gedung-gedung tinggi dan harya hanya diam hening di antara mereka

"A Ayo... Kita turun sebentar lagi masuk.. "

Ucapnya gugup sambil menunduk

"Di sini saja.... "

Tanpa mengalihkan perhatian nya, harya yang mendengar itu kembali diam, tapi tak berselang lama iya bergerak berdiri tapi terhenti karena pergelangan tangannya di pegang oleh zeva, badannya seketika menegang.

"Duduk.. "

Titahnya tanpa ingin di bantah tapi masih menggunakan suara lembut, harya mendengar itu hanya diam dan kembali duduk, dengan tangan yang masih di genggam, ingin protes tapi iya takut.

"jangan membantahnya harya,jangan sampai intonasi suaranya berubah datar"

bisik zegara tepat di samping telinga harya dan harya hanya mengangguk tanpa bertanya lebih lanjut

"pesan makanan zega laper gue"

leo memegang perutnya merasa lapar karna tadi di kantin tak sempat makan karna makanan mereka habis tumpah semua

"sama gue juga"

"wokeee"

tidak menunggu lama ada seorang pria mengetuk pintu, dan langsung di suruh masuk oleh zeva.

Orang itu berpakaian formal dan membawa empat paperback dan memberikan nya ke zeva, harya hanya memperhatikan saja

"Ini nona empat paperback nya.. . "

Memberikan empat paperback itu,Tanpa ada balasan dari sang empunya, lantas pria itu menoleh ke arah harya dengan bingung, tapi langsung menunduk kembali

"Pergilah... "

Berucap Dengan dingin, lantas pria itu segera keluar, harya hanya diam mendengar nada dingin itu,perubahan raut wajah zeva dan aurannya terasa kuat dan kental yang harya rasakan tapi iya hanya bisa diam, lantas zeva mengeluarkan beberapa makanan, dan minuman dari paperback tadi.

"Nih makan.... Biar berisi badan lo.... "

Lantas harya melihat tubuh nya sendiri saat mendengar itu, memang benar tubuh nya kurus dan beralih melihat makanan di depannya.

"Makan.. "

Dengan satu kata itu iya langsung mengambil makanan itu,harya sempat termenung kala bingung melihat perubahan sifat dari zeva tapi kembali sadar setelah tepukan pelan di bahunya dan yang menepuk bahunya itu adalah zegara

"kakak memang seperti itu,lambat laun lo akan terbiasa"

Selesai makan zeva tiba-tiba menarik kedua kaki harya dan itu membuat harya terkejut, iya pikir iya akan di pukuli,tapi lama memejamkan mata tak merasakan sakit apapun, malah iya merasa ada yang menimpa pahanya lembut.

Lantas iya membuka mata dan melihat ke bawah dan terlihat lah zeva yang tengah tidur di atas pahanya, seketika dia berhenti bernafas

"Kau ingin mati.. . Bernafas lah.... "

Harya pun sadar dan menarik nafas panjang, zeva meraih tangan harya dan membawanya ke atas kepala nya

"Elus pala gue.. Sampek gue tidur dan lo jangan ngubah posisi atau pergi dari sini,,paham... "

"I iya.. "

Mengelus rambut lembut dan panjang itu dengan sangat hati hati dengan perasaan takut, zeva mulai memejamkan mata nya. leo dan zegara mereka pergi entah kemana katanya ingin melihat seluruh isi sekolah

Harya terus memperhatikan setiap inci wajah zeva tanpa sadar iya mengucapkan

"Cantik.. "

Entah datang dari mana keberanian itu, tangan yang semula ada di atas kepala kini turun menuju pipi cabi zeva, dan mengelus nya lembut, saat iya sadar langsung menarik tangan nya

"Ya ampun apa yang Harya lakukan Jika dia tau bisa habis Harya"

Panik menyerangnya, tapi iya berusaha tenang karena saat ini zeva tengah tertidur di pangkuannya takut takut mengganggunya karena pergerakan tiba-tiba iya tadi, tapi untuk nya iya tak terbangun.

"Huffh... Untuk gak bangun Bodoh banget sih kamu tangan, harya tau dia cantik tapi jangan cari masalah dong Ihh. "

Mengomeli tangan nya sendiri dan meng geplak nya pelan, dengan bibir mengerucut lucu, di bawah sana zeva menahan tawa, mendengar omelan itu tapi iya bisa menahan nya dan kembali seperti orang tidur pada umumnya.
Iya terbangun karena pergerakan tiba-tiba tadi, saat hendak tidur kembali iya malah mendengar jika harya mengomeli tangan nya sendiri jadi iya pura pura tidur untuk mendengar omelan itu, dan mengintip sedikit iya merasa lucu dengan tingkah harya,, apalagi melihat bibir yang maju beberapa senti.

Tak lama bel pulang berbunyi zeva terbangun lebih dulu dan melihat jika harya tidur juga, lantas iya melihat ke area bawah banyak anak anak berhamburan pergi dari kawasan sekolah.

Lantas iya kembali duduk dan melihat wajah harya, iya akan pulang setelah sekolah benar-benar sepi di rasa sekolah sudah benar benar sepi zeva membangunkan harya

"harya,harya bangun udah pulang sekolah ini"

yang di bangunkan menggeliat kecil dan perlahan mata itu terbuka,mengucek matanya yang langsung di hentikan oleh zeva

"jangan di kucek matanya"

"haum udah pulang ya,berapa lama aku tidur"

"gak penting berapa lama lo tidur,sekarang lo mau pulang gak biar gue anter"

"ha gak perlu aku bisa pulang sendiri"

berdiri dengan perlahan dan di susul zeva

"gak ada penolakan,gue anter lo selamet sampe rumah"

menggandeng tangan harya menuju ke bawah dan langsung tancap gas menuju ke rumah harya

Triplets ZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang