Triplets ZE

BAB 27

bel istirahat berbunyi saatnya bagi siswa dan siswi untuk mengisi perut yang sudah keroncongan minta di isi
zeva dan yang lainya pun segera menuju kantin dengan leo yang sedari tadi ngoceh dan berteriak heboh

"Woow gila gila nilai gue tinggi cok emang pintar dah otak gue" menyentuh kepalanya tersenyum bangga bahkan sampai berteriak heboh yang membuat zeva berdecak kesal

"Ck brisik leo lo bisa gak sih biasa aja,lagian udah biasa lo dapet nilai tinggi juga,gak liat noh semua pada ngeliat lo"
leo tak perduli dan terus berteriak senang,yang lainya hanya tersenyum pasrah

travis the geng yang kebetulan baru keluar dari kelas juga mereka bertemu karna keluar dari kelas bareng karna kelas mereka bersebelahan,melihat itu travis berjalan agak cepat dan di ikuti antek anteknya hingga sampai di mana zeva the geng berjalan,melihat itu zega berdecak pelan dan harya yang semakin menempel kepada zeva tak memberikan jarak sedikit pun di antara mereka dan itu di sambut baik oleh zeva yang merangkul pinggang ramping harya,diam diam harya tersenyum senang

"sumpah gue bosen bet liat muka tembok ni orang" ucap zega yang menatap malas travis tapi sang empu hanya memasang muka datar

"ada waktu gak zev?" tanya travis yang melihat ke arah zeva yang asik mengusak rambut harya

"gak"tanpa mengalihkan pandangannya,travis yang mendengar itu tersenyum miris tapi tidak dengan zega yang tertawa puas hingga menjadi pusat perhatian di sepanjang jalan mereka ke kantin

"ngeselin banget tawa lo zegara" areez yang gemas dengan zega yang sedang mengolok olok temen atau sahabatnya itu,the geng travis yang lain hanya diam karna mereka tak berani membuka suara di depan the geng yang terkenal itu,ya mereka tau siapa sebenarnya zeva dan antek anteknya kecuali harya

saat hampir sampai ke kantin zeva tak sengaja mengalihkan pandangannya yang tadinya ke arah harya kini menjadi ke arah depan yang mana kakinya langsung berhenti kala melihat orang yang tak asing baginya,karna berhenti mendadak membuat orang di belakangnya menabrak satu sama lain dan juga menabrak zeva yang tak bergerak sama sekali

"aduhh....kak kalo mau berenti tu bilang dulu jadi nabrak kan" protes zega tapi tak di hiraukan oleh empunya lantas zega pun menoleh ke tempat kakaknya menatap bingung zeva yang diam di tempat seperti patung jangan lupakan satu remaja pria yang juga diam mematung di depan zevallia

memiliki wajah tampan dengan raut wajah datar rahang tegas mata tajam bak serigala ,berdiri tepat di depan zevallia dengan tangan yang ia masukan di saku celana menatap lurus ke arah zevallia

"lo orang yang kami temui waktu itu kan,wahh baru nampakin wujud sekarang lo" tunjuk zega yang merasa tak asing dengan sosok di depanya itu dan mengingatanya,remaja itu hanya sekilas melihat ke arah zega dan kembali melihat zevallia dan faresa bergantian dengan tatapan yang sulit di artikan

harya yang melihat itu menjadi bingung dan tanganya kembali menggenggam tangan zeva lembut yang membuat zeva menoleh ke arahnya,menampilkan harya tersenyum lembut ke arahnya

"JUSTIN,sudah lama tak melihat mu" mendengar nama yang di sebut travis zeva kembali melihat ke arah depan di mana remaja itu masih menatap zeva dengan lekat,zega yang mendengar nama itu menjatuhkan rahangnya terkejut dan leo yang juga terkejut tapi langsung mengubah expresinya menjadi datar kembali,faresa yang menatap bingung mereka semua

' dia tidak memberitahuku tentang ini,siapa dia?'

"ya aku sibuk belakangan ini" jawab justin yang masih menatap lekat zeva,yang di tatap sedang berfikir keras dan masih terkejut hingga ia tersentak kala pundaknya di sentuh

"dia justin yang bener aja weh,justin yang gue kenal dulu gak seganteng ini dia buluk,mana kaca mata buletnya tebel lagi" tangan zegara nemplok di pundak zevallia yang membuat sang empunya tersentak,zegara melihat tubuh tegap justin dari atas sampai bawah dan kembali lagi ke atas,tertawa mengejek terbit di belah bibirnya,bahkan zega sampai menunjuk tepat ke muka justin dangan satu tangan yang menutup mulutnya terkejut,ucapan zega sontak membuat leo terkejut dan hampir mengeluarkan tawanya untuk ia bisa menahan